Pemerintah China cukup agresif berupaya untuk bisa banned bitcoin melalui serentetan kebijakan yang diambil. Mulai dari larangan industri pertambangan Bitcoin di sejumlah wilayah. Hingga terakhir melalui People Bank of China untuk melarang institusi keuangan menerima transaksi terkait Bitcoin.
Upaya pemerintah untuk banned Bitcoin bahkan dilakukan hampir setiap tahun. Komunitas Bitcoin secara umum sudah mengetahui hal ini ibarat sebagai sebuah tradisi tahunan. Kebijakan-kebijakan yang diambil dari tahun ke tahun juga terkadang berputar-putar tak menentu.
Ketika inisiatif untuk menerbitkan mata uang digitalnya sendiri, mulailah pemerintah China memainkan peran antagonis dan lebih agresif. Bukan rahasia lagi, bahwa tiap-tiap negara di dunia tengah berpacu untuk menerbitkan CBDC, Central Bank Digital Currency. China, bahkan sudah mengimplementasikan Yuan Digital. Berikut rincian detil upaya pemerintah dari tahun ke tahun.
Tahun 2013
People Bank of China pada 3 Desember 2013 mulai menerbitkan larangan resmi untuk transaksi bitcoin. Edaran resmi itu diterbitkan oleh PBOC bersama dengan Kementrian Industri dan Teknologi Informasi China, bersama Komisi Regulasi Perbankan, Komisi Regulasi Sekuritas, dan juga Komisi Regulasi Asuransi, Yinfa.
Larangan itu didasari inisiatf karena Bitcoin tidak dibackup oleh negara ataupun otoritas manapun di dunia. Secara spesifik, larangan resmi itu berlaku untuk institusi perbankan. Sementara masing-masing individu tetap diperbolehkan untuk terlibat dalam perdagangan bitcoin.
Akibat turunnya edaran larangan tersebut, volume perdangan di bursa kripto BTCC turun drastis. Bursa itu juga secara tiba-tiba menghentikan deposit dana menggunakan Yuan. Harga Bitcoin (BTC) juga ikut turun dari USD 1.100 per tanggal 30 November menjadi USD 559 per 18 Desember 2013.
Tahun 2014
Pemerintah China melalui PBOC kembali mempertegas larangan kepada perbankan untuk tidak menerima transaksi yang terkait dengan Bitcoin. Larangan itu kemudian dipertegas kembali seperti yang termuat dalam media Caixin di awal bulan April 2014.
PBOC bahkan disebut mengharuskan akun-akun perbankan yang bertransaksi Bitcoin untuk ditutup paling lambat tanggal 15 April 2014. Akibatnya, kurang lebih lusinan rekening pemilik bursa kripto di China menjadi kalang kabut dengan kebijakan tersebut, seperti yang dikutip dari Wall Street Journal (1/4/14)
Harga bitcoin yang sebelumnya turun hingga 8% di sekitar bulan Desember 2013 sempat rebound, hingga kemudian anjlok kembali. Alasan untuk memperketat dan upaya untuk membekukan rekening terkait transaksi bitcoin, disebutkan karena melihat insiden bursa kripto Mt Gox di Jepang.
Mengomentari langkah PBOC, CEO BTCC Bobby Lee mengatakan, “Hal ini jelas akan memberikan dampak negatif kepada bursa kripto”. Kebijakan PBOC untuk memperketat larangan transaksi bitcoin di bulan April ini masih simpang siur. Pasalnya, pada dokumen resmi yang dirilis bulan Desember 2013 masih menyatakan bahwa individu masih bisa memperdagangkan. Meskipun Bitcoin dianggap bukanlah mata uang resmi.
Beberapa bursa lain di China seperti OKCoin dan Huobi juga menerangkan pihaknya sama sekali belum menerima edaran resmi, ataupun informasi resmi dari pihak perbankan terkait ataupun dari bank sentral China.
Namun sejak munculnya larangan itu, beberapa prosesor pembayaran lain juga ikut kena getahnya. Bahkan retailer besar seperti TaoBao dari Alibaba, dan Zynga yang awalnya sempat menerima pembayaran langsung tidak lagi menerima Bitcoin.
Tahun 2017
4 September 2017
Di sepanjang tahun 2015 – 2016 pemerintah China absen memberi tekanan. Namun di awal Januari tahun 2016, pemerintah China melalui PBOC sudah merilis pemberitahuan resmi perencanaan menerbitkan mata uang digital sendiri.
Sedangkan giliran di tahun 2017 kembali muncul kebijakan untuk mempersempit ruang gerak Bitcoin dan Cryptocurrency. Lagi-lagi PBOC sebagai aktor utama yang paling agresif dalam memberikan tekanan.
PBOC bersama dengan Cyberspace Administration of China, Kementerian Industri dan Teknologi Informasi (MIIT), Administrasi Negara untuk Industri dan Perdagangan (SAIC), Komisi Regulasi Perbankan, dan juga Komisi Regulasi Asuransi (CSRC), menerbitkan larangan resmi untuk Initial Public Offering (ICO).
Di sepanjang tahun 2017, Bitcoin dan Cryptocurrency berada dalam fase yang cukup liar. Banyak proyek-proyek token dengan pola penggalangan modal publik yang dilakukan melalui Initial Coin Offering (ICO). China adalah salah satu pasar terbesar, menjadi target penjualan token yang kebanyakan dibangun di atas jaringan Ethereum berbasis token ERC20.
Meski demikian, banyak pula penyelenggara proyek yang berasal dari korporasi-korporasi besar asal China bermunculan. Melihat situasi yang begitu liar, sejumlah negara baik di AS, termasuk juga China mulai memperketat regulasi.
7 September 2017
Pada hari Jumat, 7 September 2017, PBOC kembali memberikan peringatan keras dan berniat untuk menutup bursa-bursa kripto di China. Perihal ini dikabarkan luar di beberapa media elektronik China. Bursa BTCC pun sampai sempat mengumumkan untuk menutup bursa di akhir bulan September.
Peringatan PBOC itu adalah rentetan dari upaya yang pernah dilakukan sejak bulan Januari 2017. Pada bulan Januari, PBOC sudah agresif dan memulai investigasi bursa-bursa kripto. Tujuan investigasi itu atas dasar manipulasi pasar, termasuk potensi pencucian uang dan transaksi ilegal lainnya.
Harga bitcoin pun langsung turun 16%. Padahal sebelumnya, harga Bitcoin mulai menanjak naik sampai USD 1.129 per BTC saat itu. Akibatnya, per 12 Januari harga Bitcoin anjlok menjadi USD 760.
15 September 2017
Di tanggal 15 September 2017, pemerintah China melalui Internet Finance Risk Working Group di Beijing, bersama pejabat dari totoritas terkait lain mengadakan pertemuan tertutup untuk membahas tentang mata uang kripto.
Berdasarkan yang ditulis di Caixin di tanggal yang sama, pertemuan itu menghasilkan keputusan untuk menentukan batas akhir kapan bursa kripto harus menghentikan operasional. Menutup penerimaan pendaftaran pengguna kripto, dan menentukan skema pengembalian dana kepada pengguna masing-masing bursa kripto.
Tahun 2018
Pemerintah China memblokir situs-situs bursa kripto dan situs penyelenggara ICO. Inisiatif ini datang dari PBOC sebagai pencegahan terjadi resiko finansial. Pihak PBOC mengatakan bahwa upaya mempersempit ruang gerak bitcoin dan cryptocurrency karena masih banyak pengguna yang beralih menggunakan platform bursa dari luar negeri.
Lebih khusus tentang ICO, pemerintah juga sudah mengetahui bahwa investor China menjadi sasaran pasar yang paling besar. Namun meski telah dilarang sebelumnya, investor ICO asal China banyak yang tetap bisa menggunakan VPN. Begitupun juga untuk aktifitas jual beli kripto. Sebagian besar pengguna banyak yang beralih menggunakan platform bursa baik di Jepang, Singapura, AS, ataupun negara lainnya.
Tahun 2019
Di tahun 2019, pemerintah China sudah mulai mentarget industri pertambangan bitcoin, mining farm. Di bulan April 2019, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) sudah menggali opini publik terkait industri mining farm mana yang perlu dibatasi dan dilarang, dan juga industri mana yang tetap bisa beroperasional.
Penggalangan opini ini tentu saja karena pemerintah China sudah mengetahui bahwa industri pertambangan bitcoin tumbuh subur di beberapa wilayah. Dalam jejak pendapat yang dilakukan, juga sudah mulai menyisir industri mana yang taat aturan, ramah lingkungan, dan yang tidak.
Awalnya, draft untuk menggali opini publik ini sudah pertama kali diterbitkan di tahun 2011. Namun kemudian direvisi dan diterbitkan ulang di bulan April 2019. Hasil revisi itu menambahkan industri pertambangan Bitcoin.
Meski draft tersebut tidak merinci detil kapan harus menutup, namun inisiaif memasukkan industri pertambangan itu sudah menjelaskan maksud secara jelas. Hal itu terbukti kemudian di tahun 2021, pemerintah China secara resmi menutup mining farm bitcoin di beberapa wilayah.
Tahun 2021
Pemerintah absen kembali untuk menekan bitcoin di sepanjang tahun 2020. Terang saja, China dan seluruh penjuru dunia masih menghadapi pandemi Covid 19. Meski demikian, pemerintah China makin dekat untuk menerbitkan mata uang digitalnya sendiri.
Namun di tahun 2021, adalah tahun terang pemerintah mulai menjalankan rencana awal ditahun 2019, yakni menutup industri pertambangan bitcoin. Industri mining farm di Inner Mongolia, pertama kali resmi dilarang. Menyusul kemudian Xianjiang dan Sichuan.
Padahal sebelumnya pada tanggal 4 April 2021, Wakil Gubernur PBOC LI Bo sempat memberikan pernyataan dengan menyebut Bitcoin sebagai alternatif investasi. Pernyataan itu sempat dilontarkan dalam event Boao Forum for Asia.
Masih di kesempatan yang sama, Li Bo juga menyatakan sejauh ini pemerintah China masih berupaya untuk memberikan regulasi. Meski demikian, Bank Sentral China disebut masih akan mempertahankan regulasi tentang cryptocurrency, seperti kebijakan yang sudah pernah diambil sebelum-sebelumnya. Hal itu dinilai karena cryptocurrency memiliki resiko stabilitas keuangan yang serius. Setelah larangan untuk mining farm diterapkan di beberapa wilayah, PBOC kembali mempertegas larangan perbankan China untuk tidak menerima transaksi terkait bitcoin dan cryptocurrency lainnya. Perbankan, dilarang untuk memberikan layanan perdagangan, kliring, hingga settlement yang berafiliasi dengan transaksi cryptocurrency.