Dalam satu bulan terakhir, hashrate Bitcoin drop 50 persen akibat banned pemerintah China untuk industri mining farm, pertambangan Bitcoin. Dari besaran hashrate sebesar 180.000 Petahash di bulan Mei, kini turun menjadi 110.000 Petahash per detik di tanggal 23 Juni 2021.
Banned industri mining farm oleh pemerintah China yang dilakukan baru-baru ini, menjadi penyebab utamanya. Mulai dari wilayah pertambangan bitcoin di Inner Mongolia, Xianjiang, dan juga Sichuan. Padahal industri mining farm di Xinjian dan Sichuan setidaknya memiliki daya komputasi sebesar 50 Exahash per detik.
Penutupan industri pertambangan itu juga telah menyebabkan koreksi harga bitcoin yang tajam dalam beberapa pekan terakhir. Beberapa industri pertambangan bitcoin besar di China sudah mulai melihat potensi penurunan hashrate bitcoin yang tajam sekitar sebulan terakhir.
Mining farm China dengan kapasitas besar seperti AntPool, F2Pool, dan beberapa yang lain masuk dalam daftar industri yang ditutup pemerintah. Ada sekitar 26 industri mining farm asal China yang masuk dalam daftar pemerintah China.
Beberapa saat sebelumnya, besaran hashrate bitcoin justru mencapai puncak tertinggi sekitar 180.000 Petahash per detik di tanggal 14 Mei 2021. Namun kemudian turun drastis menjadi 142.000 Petahash per detik di tanggal 24 Mei. Meski sempat naik kembali, namun akhirnya jatuh hingga 110.000 Petahash per detik sejak kemarin (23/6/21).
Total besaran hashrate bitcoin, memberikan jaminan tingkat keamanan yang tertinggi di dunia. Semakin besar hashrate, semakin mustahil jaringan Bitcoin bisa ditembus. Namun besaran kapasitas daya komputasi ini juga yang menjadi titik fokus untuk menyerang bitcoin melalui isu tidak ramah lingkungan.
Padahal berdasarkan riset Cambridge sendiri sudah menyebutkan sebagian besarnya sudah menggunakan energi terbarukan, ataupun campuran energi baru dan yang lain.
Walaupun ada penurunan hashrate bitcoin besar-besaran akibat situasi tersebut, sejumlah pihak menilai menjadi momentum untuk wilayah-wilayah lain. Hal tersebut dipandang akan menjadi migrasi besar-besaran distribusi hashrate pertambangan bitcoin menjadi lebih merata.
Sejauh ini, pertambangan bitcoin di China dianggap sebagai antitesis desentralisasi Bitcoin. Padahal secara teknis tidaklah demikian. Penambang-penambang di China, adalah penambang-penambang independen.
Migrasi besar-besaran distribusi hashrate itu mulai terlihat di beberapa wilayah. Salah satu perusahaan mining farm asal AS, Foundry USA juga saat ini meningkat 15%. Beberapa wilayah lain, dipercaya bakal menjadi incaran untuk industri pertambangan. Sebut saja seperti Rusia, Georgia, Kazakhstan, hingga El Salvador. Pemerintah El Salvador juga tidak mau ketinggal peluang. Terutama setelah secara resmi menganggap bitcoin sebagai legal tender. Pemerintah El Salvador bahkan sudah merinci fasilitas pertambangan Bitcoin menggunakan energi panas Bumi, Geothermal.