John McAfee ditemukan tewas gantung diri di sel penjara Barcelona. Kematian pencipta software antivirus ini sebelum diekstradisi ke Amerika Serikat. McAfee meninggal di usia 75 tahun, dengan tuntutan sekitar 100 tahun atas berbagai kasus yang melibatkan dirinya.
Ia sudah mendekam di penjara selama 9 bulan. Menurut pengacaranya, Javier Villalba, kematian McAfee setelah pengadilan tinggi Spanyol menyetujui ekstradisi ke Amerika Serikat. John McAfee ditahan sejak tanggal 3 Oktober di bandara Barcelona. Ia hendak berangkat ke Istambul menggunakan paspor Inggris, berdasarkan pernyataan petugas di Spanyol, saat itu.
Pria yang kerap menjadi endorser proyek-proyek ICO tersebut menghadapi tuntutan penggelapan pajak di Tennesse AS. McAfee pernah memberikan pernyataan bahwa dirinya belum membayar pajak pendapatannya selama delapan tahun.
Akunya, hal itu dilakukan atas alasan ideologis. Mulai di tahun itu, dia meninggalkan AS untuk menghindar dari tuntutan hukum. Bersama Istrinya, dia tinggal di sebuah kapal yacht yang mewah, bersama empat anjing besar, lengkap dengan penjaga keamanan dan staf.
”McAfee masih punya kesempatan banding atas tuntutan hukumannya. Namun tak tahan lagi di penjara. Ini adalah hasil dari sistem kejam, tidak beralasan menahan orang di penjara begitu lama.“
Javier Villalba – Pengacara Mcafee
McAfee sempat memberikan pernyataan, ”Saya berharap pengadilan Spanyol dapat melihat ketidakadilan ini. Amerika Serikat ingin menggunakan saya sebagai contoh“, dikutip dari Reuters Kamis, (24/6/21).
Saat ditemukan gantung diri, petugas medis dan sipir penjara melakukan prosedur penyelamatan. Namun upaya itu tidak berhasil. Selain tuntutan penggelapan pajak, dia juga didakwa atas kasus penipuan cryptocurrency di New York. Ia juga sempat menawarkan bantuan kepada Kuba untuk menghindari embargo perdagangan AS, melalui cryptocurrency.
Selama ini McAfee kerap menjadi endorser berbagai proyek penggalangan modal berbagai token kripto. Dirinya bahkan dikabarkan menerima pendapatan USD 2.000, atau sekitar Rp. 28,8 juta per hari. Dia hanya membuat tweet promosi proyek-proyek tersebut.
Tarif untuk promosi melalui ciutan pribadinya juga cukup tinggi. Berkisar USD 105.000 setiap tweet. Dan sudah berlangsung sejak tahun 2017-2018, ketika proyek-proyek ICO mulai bermunculan. Padahal, di sepanjang rentang tahun tersebut sudah banyak penggagas proyek ICO mulai menyasar kalangan selebritis dan tokoh-tokoh terkenal. Maraknya proyek kripto melibatkan kalangan tokoh terkenal itu menjadi incaran otoritas terkait.
Penggalangan modal publik melalui Initial Public Offering yang melibatkan selebritis dan tokoh terkenal sudah menjadi modus penipuan. Sebut saja seperti Clifford Josep Harris Jr yang harus menghadapi tuntutan hukum karena terlibat penipuan di proyek token Flik pada tahun 2018.
Lalu pentinju kondang Mayweather dan juga DJ Khaled yang akhirnya juga diburu SEC karena terlibat dengan proyek Centra Tech. Tuntutan yang sama juga dialami oleh legenda hidup pesepakbola Brazil, Ronaldinho, dan juga aktor sekaligus Kini Shihan atau master Aikido Steven Seagal.
McAfee adalah salah satu diantara banyak selebriti lain yang akhirnya terlibat penipuan berbalut proyek kripto. Ia bersama tim dibelakangnya, setidaknya telah menerima sekitar USD 11 juta atau setara Rp. 158 milyar. Sudah lama Peringai McAfee menimbulkan kecurigaan di komunitas crypto.
McAfee bahkan meminta tarif 20% dari total supply proyek crypto yang diendorse. Dirinya memang memiliki follower 1 juta lebih di Twitter. Ketika ada sebuah proyek yang telah menggunakan jasanya lalu merasa kecewa tidak membuahkan hasil, pemilik proyek tidak akan berani berbicara buruk kepadanya. Hal itu akan berakibat fatal, terutama jika McAfee kemudian membalas dengan ciutan negatif.
McAfee juga kerap terlibat aksi pump and dump berbagai proyek crypto bersama Jimmy Gale Watson. Jaksa federal di Manhattan Audrey Strauss menyebut McAfee telah membeli aset kripto altcoin besar-besaran dalam jumlah besar, lalu menjual dengan cepat ketika mulai naik tinggi.
Beberapa tahun sebelum meninggal dan masih di dalam penjara, ciutan McAfee sempat menjadi viral.
Ciutan tersebut sempat menyinggung tentang bunuh diri, dan menyatakan tidak akan bunuh diri. Yang sempat viral dari ciutan tersebut lantaran dirinya menyebut istilah “$WHACKD”. Istilah tersebut berasal dari kata “whack” yang artinya pukulan keras.
Namun, sebenarnya maksud McAfee dalam ciutannya itu adalah mempromosikan proyek kripto barunya, bernama “whackd”. Tentu saja, ciutan itu berupaya untuk menarik investor dan menghasilkan keuntungan lebih besar untuknya. Tidak hanya membuat proyek kripto sendiri, Ia juga membuat wallet kripto bernama BitFi. Saat itu, John McAfee sesumbar dengan mengatakan wallet miliknya tersebut tidak mungkin bisa diretas.
Dengan cukup percaya diri kemudian membuat sayembara dengan reward USD 250.000 atau bounty sebesar USD 10.000 bagi yang berhasil membuktikan wallet itu bisa diretas. Maka terjadilah. Wallet BitFi bahkan berhasil dibobol hingga dua kali.
Ciutan terakhir John McAfee diposting tertanggal 16 Juni 2021. Ia mengatakan bahwa pemerintah AS masih menyangka dirinya telah menyembunyikan aset kripto. Dirinya menyanggah dan mengatakan tidak memiliki apapun. “Yet, I regret nothing”, tulisnya.
Di sekitar bulan Mei 2019, McAfee juga sempat membuat sensasi saat mengatakan dirinya mengetahui identitas Satoshi Nakamoto. Pernyataan itu didukung dengan pendekatan linguistik dengan teknik Stylometri.
Ciutan Terakhir McAfee, Mendadak Menjadi Filosofis
Meski sudah mendekam di penjara, McAfee masih sering memposting di Twitter. Sebelum ditemukan tewas bunuh diri, McAfee juga sempat menyatakan bahwa dirinya tidak akan bunuh diri melalui ciutan akun pribadinya.
Di dalam penjara, Ia juga sempat mengatakan bahwa dirinya merasa nyaman. Punya teman, dengan makanan yang enak. Ia menyebut segalanya baik-baik saja. “Ketahuilah, bahwa jika saya gantung diri, ala Epstein, itu bukan kesalahan saya,” tulisnya.
Epstein yang disinggung tersebut adalah seorang kaya raya bernama Jeffrey Epstein. Hartawan yang dipenjara itu akhirnya bunuh diri di penjara New York setelah ditangkap atas kasus pedofilia dan human trafficking.
Lama mendekam di penjara, McAfee mulai berbicara banyak hal bernada filosofis. Ia mengatakan bahwa dirinya banyak melihat kesedihan di dalam penjara. Salah satu cuitan pada 10 Juni mengatakan:
“Ada banyak kesedihan, tersamarkan dalam keganasan. Kesedihannya bahkan tersamar dalam wajah-wajah yang paling marah. Saya tua dan nyaman dengan makanan dan kasur, namun bagi pemuda yang dipenjara adalah sebuah horor – cerminan pikir bagi mereka yang merenungkannya”.
John McAfee
Lebih jauh, Ia kembali berbicara tentang demokrasi dan kekuasaan. ”Dalam demokrasi, kekuasaan itu diberikan, bukan diambil. Tapi itu tetaplah kekuasaan. Semua kekuasaan adalah korup. Hati-hatilah dalam memilih kekuatan mana yang kamu ijinkan untuk berkuasa atas demokrasi“.
Kamatian McAfee di dalam penjara juga membuat Edward Snowden ikut berkomentar. Menurutnya, Julian Assange bisa menjadi target berikutnya. Dikutip dari Sputnik, Kamis (24/6/21), Snowden mengatakan, ”Julian Assange bisa menjadi yang berikutnya. Sampai sistem direformasi, moratorium harus tetap ada,“ katanya. Snowden mengkritik otoritas terkait. Menurutnya Eropa seharusnya tidak mengekstradisi orang yang dituduh melakukan kejahatan tanpa kekerasan ke sistem pengadilan yang tidak adil, sistem penjara yang kejam, sehingga terdakwa lebih baik mati ketimbang menjadi subyeknya.