BitcoinMedia – Sejarah Stablecoin. Saat ini, sudah ada sekian banyak varian Stablecoin yang bermunculan. Sebagian besar dari stablecoin tersebut muncul berupa token kripto, yang dibangun dari platform blockchain tertentu.
Dalam dunia kripto yang diawali era Bitcoin, pada akhirnya menjadi lekat dengan stigma “fluktuatif”. Kripto menjadi cukup fluktuatif ketika masuk dan mulai diperdagangkan di bursa-bursa kripto. Dalam hal ini, sisi fluktuatif itulah yang kemudian coba untuk diminimalisir melalui sisi teknologi berbasis kripto.
Stablecoin kemudian muncul. Dengan harapan untuk bisa mengatasi sisi fluktuatifnya koin-koin kripto yang beredar dan diperdagangkan di bursa-bursa kripto.
Seiring berjalannya waktu, Stablecoin mulai marak. Sudah puluhan varian Stablecoin bermunculnya. Bursa-bursa kripto juga mulai ikut membuat versi-versi stablecoin sendiri, dengan alasan untuk mempermudah lintas transaksi yang berkaitan dengan mata uang fiat. Dalam banyak hal, latar belakang stablecoin menjadi cukup “tricky” dari apa yang pertama dimunculkan pertama kali.
Apa itu Stablecoin?
Stablecoin adalah varian token (kebanyakan berupa token kripto) yang dibackup dengan aset fisik tertentu. Baik diackup dengan mata uang kertas (fiat money) ataupun dengan komoditas fisik seperti emas dan lain-lain.
Fungsi dan utilitas dari stablecoin ini diharapkan bisa meminimalisir fluktuasi harga kripto. Dari sekian banyaknya varian stablecoin yang sudah ada, proyeksi harapan yang seharusnya bisa dicapai tetaplah menjadi euforia.
Pasalnya, fluktuasi harga kripto menjadi tantangan yang sulit dipecahkan, baik ada atau tidak adanya stablecoin. Belum lagi, ketika varian stablecoin tersebut juga diperdagangkan di bursa kripto. Sehingga pada akhirnya menjadi kian tidak stabil. Yang ada kemudian sejumlah unit token stablecoin yang seharusnya mampu didasarkan dengan sejumlah mata uang fiat tertentu (USD, CAD, dll) menjadi jauh berfluktuasi juga.
Sejarah Stablecoin – Awal Pertama Kali Muncul
Stablecoin pertama kali yang muncul adalah BitUSD yang dibuat oleh platform BitShare. BitUSD ini diperkenalkan pertama kali pada tanggal 21 Juli 2014 melalui whatpapernya. Inisiatif munculnya varian Stablecoin pertama BitUSD ini didorong dengan maksud untuk meminimalisir fluktuasi nilai tukar mata uang kripto seperti Bitcoin dan Altcoin lainnya.
Pada BitUSD, stabilitas harga aset itu didukung dengan aset keuangan tradisional melalui mata uang fiat, USD. Pada dasarnya, varian Stablecoin bisa pula menggunakan aset lain selain mata uang fiat, misalnya saja dengan komoditas emas.
Banyak pendapat yang lantas menilai bahwa inisiatif Stablecoin menjadi satu langkah pengembangan teknologi keuangan untuk dunia kripto. Namun faktanya, tantangan teknis terbesarnya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Menciptakan sistem varian stablecoin yang benar-benar terdesentralisasi dan terdistribusi pada pasar keuangan hampir mustahil dilakukan.
Bahkan mata uang fiat seperti dolar Amerika Serikat (USD) pun bukanlah mata uang yang stabil, dan tetap berfluktuasi. Mata uang fiat seperti USD pun tidak mampu menahan siklus turbulensi dan volatilitasnya di pasar.
Stablecoin | Tanggal Rilis |
Bitshares (BitUSD) | 21 Juli 2014 |
Nu (NuBits) | 24 September 2014 |
Steem (SteemUSD) | 19 April 2016 |
Corion | 14 Oktober 2017 |
MakerDAO (Dai) | 27 Desember 2017 |
Alchemint | September 2018 |
BitBay | September 2018 |
BitUSD tersebut dibangun dari platform BitShare dengan pola DPOS (delegated proof of Stake). Beberapa pengembang yang ada dibelakang BitUSD seperti Daniel Larimer (salah satu pengembang dibelakang EOS dan Steem), Charles Hoskinson (mantan CEO yayasan Ethereum dan juga di Cardano), serta Stan Larimer yang merupakan ayah kandung Daniel Larimer.
Sementara di platform Bitshare sendiri merupakan sebuah platform bertipikal DAC (decentralised autonomous corporation). Agak sedikit rancu bagaimana sebuah perusahaan atau korporasi dibelakang Bitshare ini mampu menyebut dirinya sebagai sebuah perusahaan terdesentralisasi.
Belum lagi ketika platform ini berada di balik sekian banyak proyek-proyek berplatform DAC kemudian di bawah naungan perusahaan Invictus Innovations. Melalui naungan perusahaan ini kemudian muncul kembali dibelakgan Steem maupun EOS.
Pola stableblecoin BitUSD dalam sejarah Stablecoin ini sudah mulai menggunakan pool khusus sebagai kolateral. Dalam hal ini, Bitshare menggunakan pool kolateral yang berbeda, satu pool dibuat khusus untuk membackup stablecoin BitUSD. Jika koin Bitshare (BTS) berlaku sebagai unit-unit mata uang induknya, maka BitUSD digunakan sebagai penstabil nilai mata uangnya.
Satu poin utama keanehan yang paling menonjol sejak sejarah stablecoin di BitUSD ini adalah, karena unit penstabil nilai ini diperdagangkan di pair BitUSD / Bitshare (BST). Jika maksud BitUSD adalah sebagai penstabil mata uangnya, kenapa tidak diperdagangkan langsung saja dengan nominal USD 1? Sedangkan BitUSD justru diperdagangkan dengan varian kripto lain.
Di tahun yang sama, setelah Stablecoin BitUSD dari Bitshares, kembali muncul NuBits pada tanggal 24 September 2014. Lalu muncul kembali di tahun 2016, yakni SteemUSD yang di pergunakan untuk platform sosial media terdesentralisasi Steemit.
Berlanjut kemudian di tahun 2017 dengan Stablecoin Corion, dan juga MakerDAO (Dai). Banyak pihak menilai sejarah Stablecoin yang dimulai dari BitUSD dan MakerDAO (Dai) sebagai tahapan penting sisi teknis dan implementasi teknologi stablecoin. Namun, baik keduanya tersebut masih sama juga tidak mampu menunjukkan kapabilitasnya sebagai penstabil nilai.
Satu pertanyaan mendasar yang cukup krusial, mengapa koin-koin dari varian stablecoin tersebut justru diperdagangkan di bursa-bursa kripto konvensional? Jika varian tersebut dibuat dengan asumsi agar mampu menjadi penstabil nilai, bukankah lebih baik jika varian tersebut tidak diperdagangkan?
Varian penstabil nilai ini, dalam sejarah stablecoin kian terkesan makin “tricky” lantaran sisi teknologinya kian surut. Pasalnya varian baru ini lebih banyak bermunculan kemudian tidak berdasar pada peningkatan dari sisi teknologi. Melainkan hanya digunakan sebagai mesin pengeruk keuntungan belaka.
Berkembang kemudian, sekian bursa-bursa kripto saling keranjingan membuat varian stablecoin sendiri. Ketika orang makin mudah membuat Token kripto sendiri dari platform Ethereum, varian Stablecoin makin berasa seperti keripik yang bisa dicetak tanpa batas. Seperti yang bisa dilihat pada stablecoin Tether USD, ataupun juga yang lainnya. Inisiatif penstabil nilai hanyalah ilusi belaka, tidak ada yang benar-benar mampu memberikan sisi peningkatan teknologi.
Terlebih jika varian stablecoin tersebut didukung hanya dengan mata uang fiat yang berlaku sama fluktuatifnya. Itupun, varian stablecoin tersebut diperdagangkan pula di bursa-bursa kripto konvensional.
Ada beberapa kelemahan yang cukup fundamental untuk menjelaskan bahwa varian stablecoin yang ada saat ini sudah gagal memenuhi perannya sebagai penstabil nilai. Pertama, nilai penstabil yang diharapkan mampu menjaga flutuasi justru malah berfluktuasi karena diperdagangkan dengan varian kripto / token lain.
Jika ada penurunan nilai Stablecoin, maka besar kemungkinan pasokan penjamin unitnya akan gagal pula. Kedua, tidak pernah ada mekanisme yang secara mendetail penukaran unit Stablecoin dengan mata uang Fiat (jika stablecoin tersebut didukung oleh mata uang fiat tertentu). Meskipun ada beberapa mekanisme yang memungkinkan implementasi penukaran tersebut, besar kemungkinan terjadi manipulasi.
Ketiga, dari sekian banyak stablecoin yang bermunculan di bursa-bursa kripto, menjadi sebuah modus untuk memanipulasi volume perdagangan kripto. Pasalnya, dengan penciptaan unit-unit stablecoin yang bisa dicetak tanpa batas ini membuat pihak-pihak pembuat platform mampu untuk pump and dumping di pasar.