Colored Coin berawal dari sebuah makalah yang pernah dirilis oleh Meni Rosenfeld pada 4 Desember 2012 silam. Meni Resenfeld adalah seorang kriptografer, ahli matematika, sekaligus pimpinan asosiasi bitcoin di Israel.
Makalah yang tersusun dalam 13 halaman itu berjudul ”Overview of Colored Coin“. Pada makalahnya, Meni menjelaskan tentang mekanisme yang memanfaatkan sisi “fungibility” atau “kesepadanan” bitcoin. Mekanisme tersebut memisahkan sisi kesepadanan Bitcoin menjadi sejumlah koin lain untuk keperluan yang lebih spesifik, lebih khusus.
Namun, ada juga publikasi yang sama di tahun 2012 dari Yoni Assia via Medium. Tulisan Yoni tentang Colored Coin tersebut berjudul “Bitcoin 2.X (aka Colored Bitcoin)”. Namun banyak orang, mungkin sudah banyak melihat publikasi dari Meni ketimbang Yoni.
Secara teknis, pemanfaatkan mekanisme Colored Coin bisa menambahkan utilitas khusus koin yang memisahkan diri dari bagian utama. Sehingga bisa membantu dalam membentuk aplikasi khusus di dalam jaringan blockchain bitcoin.
Konsep awal Meni dalam mekanismenya, adalah dengan sebutan “Colored Coin”. Memberikan warna tersendiri secara khusus untuk dapat berguna dalam membangun aplikasi khusus dengan koin itu. Dalam hal ini, sejak awal pada masa itu, kapabilitas bitcoin sudah sangat besar.
Bitcoin, bukan saja sebagai sebuah cryptocurrency saja, melainkan berpotensi cukup besar untuk berkembang lebih jauh. Namun orang secara umum, belum memahami dinamika awal saat itu. Padahal, dari temuan konsep Colored Coin, adalah lompatan besar dari berbagai jenis tokenisasi yang ada sekarang, smart contract, termasuk juga non-fungitable token, NFT.
Konsep Colored Coin
Secara teknis, Colored Coin pada dasarnya adalah unit-unit BTC secara umum. Namun memiliki properti atau penanda khusus di atasnya. Sehingga dengan penanda tersebut, bisa digunakan lebih jauh pada aplikasi berbeda.
Jika diibaratkan, kapabilitas bitcoin bisa saja dianalogikan menjadi empat buah penyimpan uang berbeda, untuk tujuan dan fungsi berbeda-beda pula. Namun seluruhnya, bisa saling tersegregasi secara istimewa, karena berasal dari turunan yang sama.
Meni, cukup mengerti bahwa blockchain bitcoin tidak dapat dirubah, namun memberikan transparansi. Meski demikian, setiap transaksi bitcoin bisa ditambatkan data tertentu untuk selanjutnya disimpan ke dalam blockchain.
Tautan data spesifik inilah yang menjadi pintu lompatan besar di masa mendatang. Properti khusus ini bisa dimanfaatkan oleh penerbit dengan menggunakan bitcoin sebagai unit utamanya. Mulai dari sertifikat digital, smart contract, dan instrumen keuangan lain misalnya saham ataupun obligasi. Termasuk pula NFT.
Cara Kerja Colored Coin
Penjelasan dalam makalah Meni saat itu, bekerja dengan menambahkan metadata tertentu di dalam transaksi bitcoin. Mekanisme ini kemudian berkembang dan bisa dilakukan dalam beberapa cara berbeda.
Cara pertama yang paling banyak digunakan, memanfaatkan fungsi OP_Return dan Multisig. Cara kedua diketahui ketika muncul protokol bernama EPOBC. Dari kedua opsi untuk menambahkan metadata ke dalam transaksi bitcoin yang nantinya bisa disimpan pada Blockchain Bitcoin, pemanfaatan OP_Return yang paling banyak digunakan.
OP_Return:
OP_RETURN <up to 80 bytes of arbitrary data>
Multisig:
(1|N) = 1 out of N mulitisig address
Secara umum, kapabilitas menambahkan metadata di dalam blockchain bersifat sebagai manipulasi aset yang sama. Namun, sifat dengan set data unik yang ditambahkan tersebut memberikan fungsi untuk dapat memisahkan diri sari set koin tertentu. Target utamanya memang diharapkan berfungsi menjadi sebuah jembatan menuju aset virtual secara umum.
Oleh sebab itu, potensi yang dari munculnya Colored Coin, sudah sejak lama bisa berfungsi untuk mengikat berbagai bentuk properti apapun. Seperti komoditas, obligasi, smart contract, ataupun aset digital lain yang diperlukan.
Lambat laun, Colored Coin juga banyak ditinggalkan. Lantaran pengembangan lebih jauh banyak memberikan tambahan fitur dan inovasi. Sebut saja dengan konsep Smart Contract dari Nick Szabo, yang sebetulnya sudah mengawali, namun baru diterbitkan di tahun 2015. Lalu muncul era tokenisasi, DLT, sampai NFT. Fakta yang tidak dipungkiri, bahwa lompatan itu berasal dari Colored Coin.