NFT, kepanjangan dari non-fungitable token menjadi cukup dikenal di sepanjang tahun 2018-2019. Lalu apa itu NFT? NFT, non-fungitable token tidak sama seperti sebuah aset kripto seperti Bitcoin, atapun varian altcoin lainnya.
Perbedaan mendasar NFT dengan aset bitcoin dan cryptocurrency lain adalah, NFT lebih bersifat sebagai “token“ yang dibuat dari jaringan utama cryptocurrency tertentu, dan tidak dapat diperjual belikan secara lebih mudah. Sementara Bitcoin ataupun Altcoin, mudah untuk langsung diperjualbelikan atau dipertukarkan di bursa.
Apa itu NFT, Non-fungitable Token?
NFT pada dasarnya adalah sebuah varian Token yang tidak dapat diperjualbelikan atau dipertukarkan. Token yang dimaksud disini adalah unit-unit yang dihasilkan dari jaringan utama atau mendompleng di blockchain tertentu. Token pada akhirnya diklasifikasikan sebagai varian atau jenis cryptocurrency tersendiri. Hal ini untuk memudahkan orang awam dalam memahami. Meskipun, secara teknis, token bukanlah termasuk jenis Altcoin.
Untuk lebih memudahkan, Bitcoin, Altcoin, adalah aset kripto yang secara langsung bisa dipertukarkan. Sementara token NFT ini tidak. Orang lebih menyebut NFT ini sebagai sebuah aset digital yang unik. Coba kita lihat beberapa aset di bawah ini:
- Kupon
- Subcribtion
- Token akses
- Menerbitkan saham
- Properti
- Koleksi barang digital
- Karya seni digital
Beberapa contoh properti diatas, adalah contoh properti yang tidak dapat dipertukarkan secara langsung. Jelas berbeda dengan Bitcoin ataupun Altcoin. Token yang unik itu misalnya saja berupa sebuah karya seni digital.
Sejarah NFT, Non-Fungitable Token
NFT, atau non-fungitable token ini tidak akan lepas dari munculnya Colored coin di tahun 2012 silam. Colored Coin, adalah sebuah lompatan besar bagaimana pengembangan bitcoin saat itu menjadi pembuka banyak hal terkait dengan bitcoin dan cryptocurrency.
Colored Coin di Tahun 2012
Gagasan Colored Coin pertama kali muncul dari Yoni Assia melalui Medium berjudul “Bitcoin 2.X (aka Colored Bitcoin)”. Namun pembahasan dan eksplorasi Colored Coin Yoni tidak berlanjut kembali. Lambat laun, pada tanggal 4 Desember 2012, muncul gagasan yang sama dari Meni Rosenfeld, berjudul “Overview of Colored Coins”.
Beberapa bulan kemudian di tahun 2013, Yoni, bersama Meni, Lior Hakim, dan Vitalik Buterin kemudian mempublikasikan makalah berjudul “Colored Coins – BitcoinX”.
Pengembangan Colored Coin pada akhirnya menjadi sepi peminat. Lantaran memiliki kelemahan pada ekosistemnya. Kelemahan itu terutama pada meningkatnya kapasitas transaksi yang harus tersimpan di dalam blockchain Bitcoin. Meski demikian, Colored Coin inilah yang menjadi batu loncatan besar sampai kemudian muncul NFT, non-fungitable token.
Counterparty di Tahun 2014
Ketika sejak awal kapabilitas bitcoin sudah bisa untuk potensi lebih seperti pada Colored Coin dan hal besar lainnya, namun tidak banyak dispesifikasikan untuk mengaktifkan fitur tersebut. Alasan yang paling krusial, adalah mencegah membesarnya kapasitas blockchain Bitcoin.
Kelemahan itu, membuat banyak pengembang untuk mendirikan platform lain. Seperti juga Counterparty yang muncul di tahun 2014. Counterparty muncul didirikan oleh Robert Dermody, Adam Krellenstein, dan Evan Wagner.
Secara umum, Counterparty adalah sebuah platform finansial open source berbasis protokol peer-to-peer yang dibangun di atas jaringan Bitcoin. Melalui Counterparty, juga memungkinkan membuat aset baru ataupun bursa terdesentralisasi menggunakan token bernama XCP.
Proyek Counterparty saat itu sudah muncul dengan berbagai opsi menarik, mulai game kartu sampai perdagangan meme.
Game Spell of Genesis di Tahun 2015
Di tahun 2015, masih di Counterparty, berhasil muncul proyek game bernama Spell of Genesis. Game ini dibangun diatas Counterparty, melalui jaringan Bitcoin. Game ini kemudian diluncurkan melalui ICO. Kabarnya, platform Spell of Genesis inilah yang diyakini banyak orang mengawali memunculkan penggalangan modal awal melalui ICO.
Muncul Game Force of Will di tahun 2016
Sementara di tahun 2016, karena Counterparty juga memungkinkan memperdagangkan berbagai kartu hingga meme, penjualan kartu di Counterparty menjadi cukup banyak dan populer. Termasuk juga permainan kartu bernama “Force of Will”.
Platform game Force of Will ini menjadi perusahaan pertama yang paling berpengalaman dalam hal potensi besar blockchain dan cryptocurrency. Dari penjualan kartu game Force of Will di Counterparty, banyak pihak kemudian menyadari potensi penjualan aset non-fungitable yang bisa dilakukan berbasis blockchain dari Bitcoin.
Setahun kemudian di tahun 2016, mulai marak Pepes di Counterparty. Pepes ini pada dasarnya sebuah karakter meme bergambar “Katak”. Melalui Counterparty, sudah bermunculan pepes ini sebagai sebuah aset karya seni digital. Pada saat itu, meme berkarakter Katak, memang belum pernah muncul sebelumnya.
Peperium di Tahun 2017
Berlanjut kemudian di tahun 2017, muncul Ethereum. Kemunculan Ethereum ini membuat banyak varian pepes yang diperdagangkan melalui proyek bernama “Peperium”. Proyek Peperium ini awalnya menjadi sebuah bursa meme terdesentralisasi sekaligus sebuah platform game kartu (TCG – trading card game). Konsepnya, Peperium mirip seperti halnya Counterparty, memiliki native token bernama “Rare”.
Dunia Pepes kemudian makin berkembang ketika muncul Cryptopunk di tahun 2017. Munculnya Cryptopunk ini membuat sedikit perubahan pada token-token yang bersifat non-fungitable, (sekarang banyak disebut NFT).
Cryptopunk dibuat di atas jaringan Ethereum (ETH), didirikan oleh John Watkinson dan Matt Hall. Nama Cryptopunk itu diilhami dari Cypherpunks yang banyak memberikan inisiatif awal munculnya gagasan Bitcoin.
CryptoKitties Di Tahun 2017
CryptoKitties yang muncul di tahun 2017, membuat varian NFT menjadi kian populer. CryptoKitties ini pada dasarnya adalah sebuah platform game virtual berbasis blockchain dari Ethereum. Di platform ini, pengguna bisa mengadopsi, memelihara dan memperjualbelikan kucing virtual yang dimiliki.
Banyak media-media besar yang kemudian membuat CryptoKitties menjadi kian melambung populer. Tak ubahnya seperti popularitas “Janda Bolong” kalau di Indonesia.
NFT Non-Fungitable Token Kian Populer di Tahun 2018-2019
Dari tahun 2018, setidaknya ada lebih dari ratusan proyek NFT. Beberapa proyek NFT terbesar yang muncul seperti OpenSea dan juga SuperRare. Meskipun, volume perdagangannya masih relatif jauh lebih kecil dibandingkan pasar cryptocurrency secara umum.
Plafrom dengan karakter NFT menjadi kian dipermudah untuk bisa tumbuh melalui wallet Web3 seperti Metamask. Terdapat pula berberapa web statistik pasar NFT seperti nonfungible.com dan nftcryptonews.com. Perkembangan NFT yang sekarang menjadi makin populer, tidak akan lepas dari Colored Coin yang dibangun di atas Bitcoin.
(Gambar: Hal Finney by Josie)