BitcoinMedia – Pertambangan Bitcoin. Salah satu perusahaan tambang logam asal Rusia, Russian Mining Company (RMC) sejak Agustus lalu sudah tidak beroperasi. Kabarnya, penghentian operasional ini lantaran terkena sangsi dari Amerika Serikat.
Perusahaan yang berlokasi di Karelia Utara Rusia ini didirikkan oleh salah seorang enterpreneur bernama Dmitry Marinichev. Dmitry berencana untuk mengalihkan lokasi perusahaan logam itu menjadi industri pertambangan Bitcoin.
Dilansir dari media lokal RBC di Rusia, perangkat untuk industri pertambangan Bitcoin tersebut akan mulai ditempatkan di Nadvoitsy Aluminium Smelter. Memberikan keterangan di RBC, Dmitry mengatakan, “Pabrik ini tidak menguntungkan bagi Rusal. Listrik yang dipasok di lokasi itu juga hampir tidak digunakan. Orang yang dekat dengan lokasi tidak punya tempat kerja. Ide kami untuk mengubah pabrik itu untuk layanan daya komputasi dan IT,” terangnya.
Rusal sendiri adalah salah satu perusahaan aluminium terbesar di dunia yang berlokasi di Moskow Rusia. Serikat Perusahaan Rusal ini menghasilkan 11% produksi aluminium dunia, dan juga 13% alumina dunia. Wajar saja pengalihan produksi itu dilakukan.
Sementara itu di tahun 2017 silam, perusahaan pertambangan Rusia ini sudah berhasil memperoleh pendanaan melalui ICO sebesar USD 43 juta. Capaian itu juga menjani nilai terbesar di Rusia. Hasil dari pendanaan itulah yang nantinya akan dipergunakan untuk pembiayaan fasilitas RMC yang baru.
Industri pertambangan Bitcoin yang nantinya akan mulai dibangun diharapkan bisa berkompetisi dengan Cina yang memiliki supply sampai 70% pertambangan Bitcoin. Oleh sebab itu Rusia juga punya ambisi yang besar dalam dunia kripto. Salah satunya, adalah untuk mulai merangkul industri pertambangan Bitcoin.
Rusia Berkompetisi Dengan Cina
Industri pertambangan Bitcoin yang nantinya akan mulai dibangun diharapkan bisa berkompetisi dengan Cina yang memiliki supply sampai 70% pertambangan Bitcoin. Oleh sebab itu Rusia juga punya ambisi yang besar dalam dunia kripto. Salah satunya, adalah untuk mulai merangkul industri pertambangan Bitcoin.
Kabarnya, di fasilitas industri pertambangan bitcoin nantinya, mentargetkan 20% dari total hashrate Bitcoin. Sementara saat ini, total daya komputasi jaringan Bitcoin yang berasal dari Rusia masih sekitar 10%, dikutip dari Coinspeaker (30/10/19).
Sementara di Cina sendiri, salah satu vendor ASIC Miner, Bitmain, juga mulai mempersiapkan mining farm Bitcoin yang berlokasi di Rockdale Texas. Kabarnya, proyek mining farm itu merupakan kali ketiga perusahaan tersebut masuk investasi di AS.
Dalam hal ini, kompetisi pertambangan juga kian terbuka lebar. Termasuk juga kompetisi antara AS, Rusia, dan Cina, serta di lokasi-lokasi lain dengan biaya listrik yang relatif lebih murah.
(Gambar: Aluminium Factori – Wikipedia)