UNDP Kembangkan Blockchain Sebagai Alat Pembayaran – Lebih efektif dan Efisien Untuk Memangkat Biaya Transaksi Keuangan
UNDP Kembangkan Blockchain. United Nations Development Programme (UNDP) mulai kembangkan aplikasi keuangan mikro berbasis blockchain. Informasi tersebut disampaikan dalam blog UNDP pada tanggal 19 September 2016 lalu.
UNDP melalui Alternative Financing Lab yang diluncurkan setahun sebelumnya, berupaya untuk mengembangkan aplikasi keuangan mikro. Sehingga memungkinkan pengiriman dana satu sama lain. Berupaya untuk mengurangi residivisme dalam transaksi keuangan.
Dijelaskan pada blog UNDP itu, bahwa sebelumnya ada kesenjangan dana SDG sebesar $2,5 miliar. Meski demikian, pengaliran dana ODA tetap mengalir ke negara-negara berkembang. Bahkan jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Pihak UNDP berupaya untuk meningkatkan sumber-sumber pendanaan lain. Namun, bukan dari organisasi pembangunan yang menjadi prioritas, baik yang berasal dari pemerintahan maupun yang bukan dari pemerintahan.
Sementara itu, pasar keuangan alternative di Eropa tumbuh cukup signifikan di tahun 2015. Sedangkan proyeksi pasar investasi secara global akan tumbuh lebih dari 3 triliun Dolar. Adanya peningkatan proyeksi pasar investasi tersebut yang menjadi latar belakang UNDP, dan membentuk Alternative Financing Lab.
Pembentukan Alternative Financing Lab itu, berupaya untuk melakukan serangkaian percobaan dalam mencoba mekanisme keuangan baru. Satu yang menjadi fokus pengembangannya adalah dengan Blockchain.
Proyek yang dilakukan secara diam-diam ini Nampak tidak dilakukan sendiri oleh Alternative Financing Lab bentukan UNDP ini. Namun dengan bekerjasama dengan beberapa pengembang asal Serbia dan juga Moldova.
Lalu mengapa Blockchain? UNDP nampaknya telah menaruh minatnya untuk menggunakan Blockchain agar bias digunakan dalam mentransfer dana secara tunai. Bahkan, UNDP pada bulan Mei lalu sempat mencari kemitraan untuk mengembangkan alat pembayaran yang berbasis Bitcoin.
Pihak UNDP kembangkan Blockchain karena merasa Blockchain dapat menjadi sebuah cara yang lebih efektif dalam mentransfer dana. Selain itu, dapat juga melacak arah perginya dana tersebut. Segi positif itu, dinilai cukup berguna untuk diaplikasikan di lapangan.
“Bidang pembangunan secara global membutuhkan akses pada entitas system yang lebih terukur, aman, fleksibel, dengan biaya yang lebih efisien dan berkelanjutan dalam jangka panjang”, seperti yang dituliskan di blog UNDP.
Sebelumnya, di Serbia, UNDP juga telah bekerjasama dengan AidTech. Mereka merancang konsep bukti pengiriman dana menggunakan blockhain untuk biaya yang lebih murah. Usaha ini dilakukan untuk memotong pengiriman dana yang biasanya menggunakan perantara seperti Western Union.
Dalam sector keuangan, kecepatan kemajuan teknologi menggunakan Blockchain ini telah secara mengejutkan mempunyai dampak yang signifikan. Melalui sebuah makalah Bank Sentral Inggris, penelitian tentang mata uang digital berbasis ledger terdistribusi ini telah meningkatkan PDB sebanyak 3%.
Tren positif dari penggunaan teknologi ini, diharapkan mampu untuk meningkatkan sumber-sumber pembiayaan dana lain. Bahkan pada beberapa bulan ke depan, proyek berbasis blockchain ini hendak diperluas.