Investor kripto, terutama platform DeFi, pasti kerap mengalami naas akibat rug pull. Tanpa disadari secara tiba-tiba, pasar di platform itu mendadak jatuh dalam waktu singkat. Akhirnya, investor mengalami kerugian besar hanya dalam waktu singkat.
Browsing: smart contract
Smart Contract RootStock yang dibangun diatas Bitcoin kian menunjukkan tajinya. Platform ini sudah digunakan untuk mendistribusikan gas alam Argentina melalui sistem bernama Gasnet. Sistem Gasnet ini sudah berhasil diujicobakan kepada lebih dari 2 juta pelanggan.
Chief Sicentist BitCherry, Bob Qin mengatakan, “Smart Contract tidak terbatas pada teknologi tertentu di mana ia harus dibangun sesuai dengan skenario pengganti bisnisnya”.
Smart Contract Bitcoin dengan Miniscript diproyeksikan akan mampu menjadi smart contract yang jauh lebih aman. Selain lebih sesuai dan kompatibel dengan bahasa scripting Bitcoin, juga mampu meminimalisir kompleksitas bahasa pemprogramannya.
Tiga peneliti dari Universitas Northeastern dan Maryland menyebut 60 persen smart contract yang dibangun diatas Ethereum berasal dari hasil copy smart contract lain. Ini dianggap punya resiko kerentanan tersendiri. Hanya ada 10 persen smart contract saja yang benar-benar unik.
Dalam proyek ICO, umumnya lebih banyak menggunakan varian blockchain dari Ethereum. Namun masa itu mungkin akan mulai banyak berubah. Dengan mengggunakan SideChain, Platform Rootstock memungkinkan membuat Token diatas Bitcoin.
Smart Contract atau kontrak cerdas ini, sebenarnya pertama kali diperkenalkan oleh Nick Szabo di tahun 1995. Di dalam Bitcoin sendiri, telah mendukung untuk bisa mengimplementasikan smart contract, namun beberapa hal yang membuat belum dilakukan, paling utama karena skalabilitas bitcoin. Kini pengembangan Scriptless Scripts menjadi lebih memungkinkan.
Tony Cui Pendiri Achain yang berbasis di Beijing meyakini teknologi blockchain akan semakin menggeliat seiring…
Sistem notarisasi juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi blockchain. Dengan menggunakan blockchain NEM, notarisasi tersebut dapat diwujudkan.
Oliver Hart dan Bengt Holmstrom yang berhasil keluar sebagai pemanang Nobel di bidang ekonomi tahun 2016. Hart yang menjadi salah seorang profesor ekonomi di Universitas Harvard.