Smart Contract Dan Nobel Ekonomi 2016 – Antar Oliver Hart dan Bengt Holmstrom Raih Penghargaan
Smart Contract. Adalah Oliver Hart dan Bengt Holmstrom yang berhasil keluar sebagai pemanang Nobel di bidang ekonomi tahun 2016. Hart yang menjadi salah seorang profesor ekonomi di Universitas Harvard. Ia sendiri hampir tidak percaya bahwa dirinya memenangkan penghargaan tersebut. Namun apa sebenarnya yang membuat keduanya berhasil memenangkan penghargaan tersebut?
Smart Contract, adalah yang membuat keduanya berhasil meraih penghargaan tersebut. Sebelumnya, Nick Szabo, adalah penggagas awal yang pernah menggunakan teori Smart Contract dalam dunia kriptografi. Nick Szabo pernah memanfaatkan protocol smart contract untuk dapat memfasilitasi semua langkah kerjanya.
Dalam hal ini, Hart dan Holmstrom, cukup banyak terpengaruh dengan salah satu paper Szabo, berjudul “Formalizing and Securing Relationships on Public Networks”. Hart melihatnya sebagai sebuah kontrak yang masih belum lengkap. Kemudian menggunakan teori smart contract menjadi sebuah analisis pengaturan kontrak yang secara optimal dapat meletakkan landasan intelektual dalam merancang kebijakan, di sebuah lembaga atau institusi di berbagai daerah.
Termasuk juga aturan yang berlaku jika terjadi kebangkrutan, maupun juga konstitusi politik. Berbagai macam hal tersebut, dapat dijembatani secara kriptografi dalam sebuah kontrak cerdas (smart contract). Dari Hart dan juga Hommstrom, teori tentang smart contract cukup banyak berpengaruh dari Bitcoin yang berbasis Blockchain.
Pada dasarnya, kontrak cerdas ini adalah sebuah kontrak yang tersusun berdasarkan algoritma komputerisasi. Mampu bekerja secara idependen tanpa adanya campur tangan manusia. Sehingga terlepas dari tendensi dari pihak manapun dalam menjalankan perintah kerja ataupun kontrak yang telah ditetapkan ke dalamnya.
Kontrak cerdas ini, kemudian dapat mengeksekusi, memverifikasi, serta menegakkan ketentuan-ketentuan yang telah ada dalam sebuah perjanjian bisnis. Dalam hal lain, smart contract juga bisa digunakan sebagai bukti kepemilikan asset.
Kabarnya, prediksi Analis Gartner di tahun 2020 nantinya, sejumlah perangkat lunak akan secara otonom berpartisipasi hingga 5% semua transaksi ekonomi. Keseluruhan dari transaksi tersebut, dapat beroperasi diluar kontrol manusia. Nantinya, smart contract akan mempunyai peran penting dalam era ekonomi digital baru.