Titik temu kedua cabang ilmu tersebut mendorong pula skala kebutuhan utama dalam masing-masing karakter kripto yang ada, apakah lebih ditekankan pada sisi privasi, efinsiensi dan fungsionalitasnya, hingga pada terpenuhinya sisi “trust” yang dapat dilihat masing-masing orang atas pandangan menyeluruhnya pada sebuah cryptocurrency.
Dinamika positif perkembangan kriptografi yang makin mendukung perihal privasi, juga memberikan pilihan-pilihan penting dunia kripto, terhadap titik tekan utama yang sesuai dengan karakternya masing-masing. Peminat kripto yang lebih banyak menekankan aspek privasi secara penuh pun makin bertambah. Implementasi Zk-Snarks pun digadang-gadang menjadi pemicu utama pesatnya fungsi privasi dalam dunia mata uang kripto.
Berawal dari Zero-knowledge proof, hingga muncul Zk-Snarks, dan Zk-Starks
Zk-Snarks adalah kepanjangan dari zero-knowledge succinct non-interactive argument of knowledge. Zk-Snarks sendiri diyakini sebagai evolusi dari perkembangan teknik kriptografi yang telah lama muncul sebelumnya di era tahun 1980-an. Adalah Shafi Goldwasser, Silvio Micali, dan Charles Rackoff yang merilis makalah berjudul “The Knowledge Complexity of Interactive Proof Systems”.
Garis besarnya, pada makalah tentang zero-knowledge tersebut, memang sudah berbicara tentang kemungkinan besar proses verifikasi dan validasi yang dapat dilakukan pihak-pihak dalam sebuah transaksi tanpa harus membutuhkan apapun selain statemen “true” atau “false” saja.
Banyak orang pun kemudian jadi mengetahui kembali perihal zero-knowledge itu semenjak ZCash mulai muncul, dan mencoba untuk mengimplementasikan teknik zero-knowledge di dalam entitasnya. Di dalam ZCash, teknik itu kemudian diberi nama Zk-Snarks. Lebih jauh pada pertengahan September 2017 lalu, Monero pun diketahui mencoba memasukkan Zk-Starks (nama versi Monero) ke dalam roadmap mereka.
Secara umum, teknik zero-knowledge memang berupaya menitikberatkan pada privasi dan anonimitas yang memungkinkan dapat tercapai sepenuhnya. Meski demikian, ada sekian banyak kritik yang lebih masuk akal tentang teknik tersebut. Terutama pada hal keamanan, dan apakah benar teknik tersebut dapat diimplementasikan dengan mulus dalam transaksional cryptocurrency.
Fakta pun lebih berpihak pada sebagian nada pesimis tentang implementasi teknik itu. Terbukti kemudian, pengembangan Zk-Snarks pada ZCash sempat terhenti. Kenyataan pada saat itu seakan memberikan satu fakta konkrit, bahwa pengimplementasian teknik-teknik kriptografi dalam dunia mata uang kripto tidak bisa dikompromikan dengan hal lain apapun selain yang telah ada sekarang.
Sesaat kemudian Monero muncul dengan roadmap barunya dengan membawa Zk-Starks, seakan kembali menghembuskan angin surga. Developer Monero mengklaim bahwa implementasi teknik Zk-Starks mereka, mampu memecahkan keragu-raguan yang selama ini muncul pada zero-knowledge proof versi ZCash. Berdasarkan garis besar teknik Zk-Starks di Monero, tidak akan menggunakan fungsi public key lagi, melainkan hanya fungsi hash yang lebih tidak terprediksi.
Bulletproof mulai diperkenalkan
Masih terus berlanjut tentang angan terciptanya iklim privasi penuh dalam dunia kripto, belum lama ini dirilis makalah berjudul “Bulletproofs: Efficient Range Proof for Confidential Transactions”. Makalah tersebut disusun oleh Benedikt Bunz, Jonathan Bootle, Dan Boneh, Andrew Poelstra, Pieter Wuille, dan Greg Maxwell pada pertengahan Nopember 2017 lalu.
Secara garis besar, teknik ini berfungsi sama, outputnya memberikan privasi lebih dalam sebuah transaksi. Berdasarkan makalah yang disusun oleh banyak developer bitcoin ini, Bulletproff menggunakan metode yang disebut dengan “confidential transaction”, metode yang memungkinkan untuk memproteksi dan merahasiakan sejumlah nilai transaksi yang telah tersimpan di dalam public ledger bitcoin.
Jika fitur baru dari implementasi ini berhasil dilakukan, maka secara tidak langsung juga akan cukup banyak membantu menyelesaikan masalah skalabilitas bitcoin. Tidak hanya itu, pengembangan tekni ini pun diyakini menjadi sebuah langkah baru ke depan, menghemat ruang penyimpanan data di blockchain, mempercepat proses verifikasi transaksi, dan juga menurunkan biaya transaksi.