BitcoinMedia – Akses Rekam Medis. Umumnya, pasien akan mengulang hingga berkali-kali saat memerikan informasi kesehatannya. Baik saat ke pusat medis, dokter umum, rumah sakit setempat ataupun juga spesialis.
Ketika berkunjung kembali di tempat yang sama, pasien juga harus mengisi informasi yang hilang itu, terlebih jika kunjungan itu dilakukan pada penyedia layanan perawatan lain. Atas kondisi ini, akhirnya pasien harus mengulang dan memberikan semua informasi kesehatannya dari awal, lagi.
Apa Penyebabnya?
Penyebab utamanya tidak lain karena data perawatan kesehatan atau rekam medis, biasanya dibungkam dan terfragmentasi dan sistem. Data kesehatan itu tidak mampu untuk bisa berkomunikasi.
Data kesehatan yang nantinya akan diberikan kepada dokter, spesialis, dan penyedia layanan kesehatan lain berasal dari setiap pertemuan medis, prosedur, ataupun hasil pemeriksaan.
Selanjutnya rekam medis itu akan disimpan di suatu tempat. Biasanya disimpan di sistem yang bersifat individual, tempat dimana informasi itu dibuat. Misalnya, jika pergi ke dokter umum setempat, maka di tempat itulah rekam medis data kesehatan akan disimpan.
Sedangkan jika pasien itu telah telah mengunjungi 20 penyedia layanan kesehatan yang berbeda, maka pasien juga akan memiliki 20 catatan kesehatan berbeda. Catatan itu juga akan tersimpan di 20 tempat yang berbeda pula.
Ditambah lagi, masing-masingnya hanya akan dapat diakses oleh tim medis bersangkutan. Untuk di fasilitas tertentu, kemungkinan data rekam medis itu sudah disimpan pada sebuah layanan cloud, atau mungkin di kirimkan via email jika dibutuhkan di tempat berbeda.
Pola seperti ini tentu saja tidak hanya memberatkan bagi pasien saja, melainkan juga bagi penyedia layanan kesehatan. Tidak heran jika pemerintah berjuang melawan tidak efektifnya pola seperti ini. Sedangkan anggaran kesehatan yang sangat besar berasal dari pendapatan pajak.
Sudah sepatutnya, seseorang memiliki satu saja catatan medis yang berisikan seluruh riwayat kesehatannya. Yang paling utama kemudian adalah dengan cara apa akses itu bisa diberikan, dan oleh siapa yang bisa mengakses informasi tersebut.
Pasien, atau konsumen dalam layanan kesehatan, bisa memberikan ijin pada pihak-pihak tertentu terkait dengan pemberian layanan kesehatan yang dikehendakinya. Upaya inilah yang menjadi perhatian utama dalam Private Healthcare Blockchain (PHB) dari dClinic.
Rekam medis ini dapat diakses oleh konsumen kapanpun saja, dan dari manapun berada. Konsumen atau pasien, bisa memberikan akses informasi rekam medisnya kepada tim perawatan dimanapun berada. Maka pasien tidak harus selalu mengulang hal yang sama saat berniat memperoleh perawatan medis.
Penanganan data medis dalam Private Healthcare Blockchain (PHB) dari dClinic bisa menjadi solusi silo data yang terfragmentasi. Ini sangat ideal untuk mempertahankan (konsumen) Longitudinal Vitality Record atau disebut sebagai dClinic Vitality Record (dVR).
Dalam penyimpanan data itu, dClinic memanfaatkan teknologi blockchain untuk memfasilitasi penyimpanan, pengambilan, pembaruan, dan pertukaran informasi kesehatan yang aman di seluruh institusi di seluruh dunia.
Penyedia perawatan juga dapat menciptakan Vitality Plan yang efektif, dan dapat diinformasikan sebagai bagian data medis terbaru. Menjadi lebih akurat, termasuk juga riwayat keluarga, demografi, obat-obatan yang pernah dipergunakan, berbagai hasil tes dan statistik perawatan kesehatan.
Secara mandiri, konsumen dapat memberikan ijin akses catatan medisnya itu kepada fasilitas apa pun. Dan yang jauh lebih penting, konsumen bisa mengelola akses itu secara kooperatif dengan penyedia perawatannya.
Sebagai sebuah contoh, misalnya seseorang dalam kondisi sakit, dank arena alas an tertentu tidak mungkin bisa mengkomunikasikan tentang riwayat kesehatannya secara akurat kepada tim medis. Seperti tidak bisa mengingat jenis obat apa yang pernah dikonsumsi sebelumnya, atau hal lainnya.
Dalam contoh itu, dClinic Vitality Record (dVR) dapat membantu lebih banyak agar tim medis bisa melakukan penanganan yang lebih akurat. Yang perlu dilakukan oleh konsumen adalah dengan pertama-tama memberikan hak akses informasi rekam medis kepada tim perawatan saja.
Setelah tim perawatan bisa membaca riwayat kesehatan yang bersangkutan, maka informasi dan penanganan yang bisa diberikan juga dapat meminimalisir terjadi kesalahan. Termasuk agar bisa memberikan obat yang tepat, penanganan medis apa yang harus diberikan, jika ada alergi maka obat apa yang paling disarankan.
Catatan itu dapat menggabungkan input dari pasien, penyedia layanan mereka, wali dan pemangku kepentingan lainnya dalam perjalanan perawatan kesehatan konsumen dan memberikan Rencana Vitalitas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil perawatan kesehatan.
Sehingga output yang diharapkan adalah mampu meningkatkan kualitas layanan. Dengan platform ini, konsumen dapat berkomunikasi dengan Tim Perawatan di Portal Tim Perawatan dClinic.
Implementasi PHB dari dClinic memungkinkan Dokter dan Spesialis Kesehatan bisa bekerja secara lebih efisien dalam Tim Perawatan. Di dalam ekologinya, platform dClinic tidak hanya mampu menghubungkan antara pasien dan tim perawatan saja, melainkan bagi seluruh elemen yang berperan dalam kelancaran rencana perawatan itu, termasuk seperti kerabat pasien.
Ada insentif yang mampu diberikan dari platform dClinic, sehingga mampu menghubungkan seluruh partisipatif yang ikut membangun kelancaran rencana perawatan. Sehingga semua partisipasi itu menjadi kerjasama yang baik untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.