• News
    • Bitcoin
    • Altcoin
    • Market
    • Teknologi
    • editorial
  • Bitcoin 101
    • Pengertian
    • Sejarah Bitcoin
    • Cara Kerja
  • MINING
    • Pengertian
    • CPU Mining
    • GPU Mining
    • Asic Mining
    • Cloud Mining
    • Cara Mining Altcoin
  • Jurnal
  • Tutorial
  • Komunitas
  • FIGUR
  • Coins
    • Marketcap Kripto
    • 50 Top Gainer
    • 50 Top Loosers
  • Exchanges
Facebook Twitter Instagram
Bitcoin Media Indonesia
  • News
    • Bitcoin
    • Altcoin
    • Market
    • Teknologi
    • editorial
  • Bitcoin 101
    • Pengertian
    • Sejarah Bitcoin
    • Cara Kerja
  • MINING
    • Pengertian
    • CPU Mining
    • GPU Mining
    • Asic Mining
    • Cloud Mining
    • Cara Mining Altcoin
  • Jurnal
  • Tutorial
  • Komunitas
  • FIGUR
  • Coins
    • Marketcap Kripto
    • 50 Top Gainer
    • 50 Top Loosers
  • Exchanges
Bitcoin Media Indonesia
BitcoinMedia » NEWS » Pemilu Pakai Blockchain? Aplikasi Voting Votz Saja Dihentikan
News

Pemilu Pakai Blockchain? Aplikasi Voting Votz Saja Dihentikan

adiBy adiMarch 3, 2020Updated:August 10, 20212 Mins Read
Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Tumblr Reddit WhatsApp Email
Pemilu Pakai Blockchain? Aplikasi Voting Votz Saja Dihentikan
Share
Facebook Twitter Telegram WhatsApp

Penyelenggaraan pemilu pakai blockchain sebagai teknologi yang melatarbelakangi sistem itu kini mungkin layak disebut sebagai hype belaka. Baru-baru ini, aplikasi Voatz, aplikasi pemilu berbasis blockchain juga sudah dihentikan di Virginia Barat.

Alasan penghentian pemilu pakai blockchain melalui aplikasi Voatz itu tidak lain lantaran celah keamanan yang dinilai riskan. Sekretaris Negara Bagian Virginia Barat dari partai Republik, Mac Warner memberikan pernyataannya di NBC (29/2/2020).

Mac Warner menyatakan bahwa keputusan itu lantaran para pemilih di luar negeri tidak bisa memilih dengan aplikasi Voatz tersebut karena dinilai ada kerentanan. Atas dasar itu, Virginia Barat lebih memilih menggunakan layanan dari Democracy Live menggantikan aplikasi Voatz.

Layanan Democracy Live ini adalah layanan pemungutan suara yang dilakukan secara online. Namun pemilih dalam hal ini dilakukan melalui pos. Sementara untuk aplikasi Voatz sendiri tahun lalu memang sudah sempat dicurigai telah ditembus penyerang.

Di tahun 2019, pihak FBI sudah pernah melakukan identifikasi penyerangan yang memungkinkan terjadi pada proses pemilihan di Virginia Barat tahun 2018 silam. Belum lagi, nampaknya juga belum ada kesepakatan resmi dari pemerintah dengan Voatz.

Yang paling menarik adalah bahwa penggunaan blockchain untuk sistem pemilu ini sudah lama dikritisi oleh sejumlah pengamat. Di tahun 2018 silam, Arvind Narayan sudah pernah memberikan kritik yang juga diulas di NBC News.

Here's the deal, blockchain boosters. We know you're desperately pushing "X on the blockchain" ideas. If you're trying to convince Walmart it needs blockchains to track avocados or whatever, be our guest. But if you're messing with critical infrastructure, you've crossed a line.

— Arvind Narayanan (@random_walker) November 7, 2018

Dalam ciutan di tahun itu, Arvind Narayan mengatakan, “Jika anda berupaya meyakinkan Walmart, perlu tracking buah Alpukat atau apapun, mungkin masih diterima. Namun jika anda mengacaukan infrastruktur kritisnya, anda sudah melompat pagar,” tulisnya.

Arvind Narayan juga melampirkan tautan pemberitaan yang pernah dipublikasikan New York Times. Pemuatan itu kemudian mendapat kritik pedas melalui VanityFair di tahun 2018. Dalam ciutannya itu, Arvind Narayan menilai bahwa New York Times sungguh tidak bertanggung jawab dengan menggiring opini pemilu pakai blockchain dengan tingkat keamanan yang lemah.

The New York Times published an amazingly irresponsible op-ed calling for blockchain voting, and election security experts responded with a giant facepalm. Here's why. Let's start with this roundup of opinions from people who've actually studied the topic: https://t.co/5hhoqByPq7

— Arvind Narayanan (@random_walker) November 7, 2018

Sementara dari pemuatan yang diunggah oleh Vanityvair (7/8/18), menunjukkan dengan gamblang bahwa aplikasi voting berbasis voting asal Boston untuk diaplikasikan di Virginia Barat cukup buruk. Kritik dari Buzz Andersen, seorang pengembang piranti lunak menyebut dengan istilah “Theranos of voting”.

Joseph Lorenzo Hall, dari Center of Democracy & Technologi saat itu sudah menyebut Voatz sebagai ide yang cukup buruk. Sementara Kevin Beaumont juga pernah menciutkan hal senada dengan menyoroti enkripsi data data sampai otentikasi yang dinilai usang. Menurutnya, Voatz akan jadi bumerang besar. Sistem pemilu saat ini juga mendapat ruang panas terutama di AS yang sebentar lagi bakal menyelanggarakan pemilu di tahun 2020.

(gambar: polling station oleh John Mounsey via Pixabay)

blockchain Pemilu Virginia Barat Voatz
Previous ArticleAlex Kruger, Pemangkasan Suku Bunga Tak Akan Menyelamatkan AS
Next Article Gubernur Bank Sentral Inggris, Uang Bisa Hilang Karena Bitcoin
adi
  • Website
  • Facebook
  • Twitter

Adi S, pemerhati Bitcoin dan cryptocurrency. Telah mengikuti dunia bitcoin sejak lama, dan akhirnya memutuskan untuk membuat dokumentasi yang lebih detail tentang penjelasan dunia cryptocurrency di Indonesia.

Related Posts

Membuka Potensi: Cara Dapatkan Profit dari Kripto dengan Trading CFD

February 26, 2025By guestpost

TonDex Capai 1,500 Holders dan 50,000 Followers, Bukti Miliki Komunitas Kuat

February 25, 2025By guestpost

Ethereum Stagnan, Investor Shiba & XRP Beli 1Fuel Demi Cuan Besar

February 15, 2025By guestpost

Solanex Capai 70.000 Pengguna & Berpartisipasi di Digital Assets Forum London Bersama BlackRock

February 7, 2025By guestpost

ChainBank Capai $1 Juta dalam Presale Token, Menandai Era Baru RWA

February 6, 2025By guestpost

Blockchain TON Jadi Salah Satu Ekosistem Kripto Paling Menjanjikan dengan TonDex

February 4, 2025By guestpost
Add A Comment

Leave A Reply

You must be logged in to post a comment.

Recent Posts
  • Membuka Potensi: Cara Dapatkan Profit dari Kripto dengan Trading CFD
  • TonDex Capai 1,500 Holders dan 50,000 Followers, Bukti Miliki Komunitas Kuat
  • Ethereum Stagnan, Investor Shiba & XRP Beli 1Fuel Demi Cuan Besar
  • Solanex Capai 70.000 Pengguna & Berpartisipasi di Digital Assets Forum London Bersama BlackRock
  • ChainBank Capai $1 Juta dalam Presale Token, Menandai Era Baru RWA
Bitcoin Media Indonesia
Berdiri sejak 2016, Bitcoin Media Indonesia menjadi media komunitas kripto pertama di Indonesia

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

Recent Comments
  • Satria on WXCoins Kripto Abal-abal, Masuk Daftar Hitam Satgas Waspada Investasi
  • DAULAYBRO on WXCoins Kripto Abal-abal, Masuk Daftar Hitam Satgas Waspada Investasi
  • Edukasi Bitcoin on 6 GPU Terbaik Untuk Mining Tahun 2018
© 2025 Bitcoin Media Indonesia.
  • Perihal Situs BitcoinMedia.id
  • Privacy Policy
  • Syarat Layanan
  • Disclaimer
  • Contact

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.