BitcoinMedia – Kim Dotcom. Pengusaha internet asal Jerman, Kim Dotcom menyarankan untuk beli Bitcoin dan Emas, dan menjauhi pasar saham saat ini. Pria bernama asli Kim Schmitz ini adalah pendiri situs berbagi data bernama Megaupload.
Dari situs berbagi data itu, bersama tiga direktur Megaupload lain membuatnya ditangkap pada bulan Januari tahun 2012 silam. Alasannya, situs itu dianggap melanggar hukum hak cipta. Termasuk karena penyebaran konten film, musik, maupun perangkat lunak secara ilegal.
Pada ciutannya hari ini, Kim Dotcom melihat dampak kondisi resesi ekonomi global sebagai implikasi perang dagang antara AS dan Tiongkok. Atas dasar itu, dirinya lebih menyarankan untuk beli Bitcoin dan Emas, ketimbang pasar saham.
Latar belakang ciutan Kim DotCom yang menyarankan beli Bitcoin dan emas memang beralasan. Menurutnya, saat ini telah terjadi resesi ekonomi global.
Resesi ekonomi itu Bahkan telah mengancam Singapura. Di negeri yang dijuluki The Lion City atau Kota Singa ini bahkan sampai memangkas target pertumbuhan ekonomi dari 1,5% – 2,5% menjadi 0 – 1% saja.
Sejauh ini, Singapura menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi terendah sejak tahun 2009. Pasalnya sejak tahun itu, perekonomian di negeri ini sudah turun sekitar 0,6%.
Di Amerika Serikat sendiri, sinyal resesi ekonomi ini kian meningkat sejak Rabu kemarin. Dampak dari carut marutnya ekonomi dunia makin terlihat di perekonomian beberapa negara di dunia. Bahkan, Menurut Washington Post, implikasinya sudah menyebar di berbagai benua.
Pasar saham AS hari Rabu kemarin kian terpuruk tajam. Jatuhnya pasar saham di Amerika ini bahkan disebut sebagai performa paling buruk di sepanjang tahun 2019.
Ujungnya pada Rabu kemarin adalah aksi jual tajam atas kondisi yang tidak kondusif di pasar obligasi. Para pengamat menyebut kondisi ini seperti “kurva terbali”, sebagai penanda terjadinya resesi ekonomi. Tidak sedikit pula pengamat yang menyebut bahwa gejala ini bisa berpotensi mengulang krisis keuangan yang pernah terjadi di tahun 2008 silam.
Tidak hanya Singapura, Argentina juga mengalami hal yang sama. Peso Argentina kian terpuruk. Pasar saham di Argentina bahkan turun sampai 50% di awal pekan bulan Agustus. Sementara pertumbuhan ekonomi di Cina juga melambat.