Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde, mengatakan bahwa saat ini menjadi saat yang tepat agar bank sentral secara global mulai eksplorasi untuk membuat mata uang digital sendiri.
“Teknologi akan berubah, kita juga harus berubah.”
Christine Lagarde menyatakan hal tersebut pada momen Singapore Fintech Festival. Event tersebut berlangsung sejak tanggal 12 hingga 16 November mendatang. Memberikan sambutan di kesempatan itu, Lagarde mengatakan:
“Saya percaya kita harus mempertimbangkan kemungkinan untuk menerbitkan mata uang digital. Perlu ada peran negara untuk memasok uang ke ekonomi digital”.
Satu hal yang menjadi perhatiannya adalah bahwa mata uang virtual dianggap dapat meningkatkan kondisi dan iklim bisnis di daerah terpencil. Terlebih, jika di daerah itu mata uang tunai sudah tak lagi menjadi opsi terbaik.
Menurut Lagarde, peran sektor swasta mungkin bisa lebih bermanfaat untuk lebih membantu menciptakan iklim yang kondusif. Sekaligus berperan pula dalam menumbuhkan minat di masyarakat. Terlebih, peran perbankan sejauh ini cukup dikenal karena tidak pernah bisa maksimal menjangkau hingga di daerah pedesaan.
IMF sendiri selama ini acapkali mengeluarkan pendapat yang berbeda. Satu waktu menyadari potensi besar cryptocurrency, sementara dilain kesempatan, menilai teknologi baru dibalik cryptocurrency di era Bitcoin berpotensi pula menimbulkan efek negatif untuk lembaga-lembaga keuangan.
Pada Bulan April lalu misalnya, IMF juga telah menerbitkan laporan yang menyatakan era cryptocurrency tidak lagi bisa terelakkan. Padahal, di blog IMF sendiri Lagarde juga menuliskan hal yang sama sekali berbeda tentang cryptocurrency. Sebelumnya, Lagarde juga menuliskan bahwa cryptocurrency kental dengan potensi tindak kriminal ataupun pendanaan teroris.
Sementara di Bulan Oktober kemarin, IMF kembali merilis laporan yang menerangkan bahwa ekonomi dunia diambang crash. Salah satu penyebabnya, disinyalir juga karena potensi negatif cryptocurrency yang dianggap cukup disruptif untuk lembaga dan instansi keuangan.
Tidak lama kemudian, di momen Bali Fintech Agenda, dari sekian jam momen diskusi panel yang berlangsung, kenyataan yang ada adalah justru lebih banyak membicarakan masalah cryptocurrency dan potensi besarnya.
Pada momen tersebut, Presiden World Bank Gorup, Dr. Jim Yong Kim justru terkesan cukup antusias dengan teknologi dibalik cryptocurrency.