BitcoinMedia – Kebijakan Kripto China. Adopsi dunia kripto di negeri China sudah sejak lama punya ekosistem yang besar. Untuk adopsi bitcoin di China sendiri sudah lama cukup tinggi Namun hal itu tidak sejalan bagaimana pemerintah menanggapi dalam sisi regulasinya.
Pemerintah China sudah sejak lama bersikap cukup keras terkait dengan dunia Bitcoin, maupun cryptocurrency secara umum. Terhitung sejak tahun 2014 silam, melalui Bank Rakyat China sudah ambil sikap untuk melarang lembaga keuangan di negeri itu agar tidak terlibat dalam perdagangan mata uang digital.
Padahal fakta ternyata menunjukkan berbeda. Pernah termuat di Bloomberg bahwa di tahun yang sama, 2014, Bank Rakyat China sudah membentuk tim riset khusus untuk mempelajari mata uang digital.
Khusus untuk hal yang terkait dengan kebijakan kripto China ini, ibaratnya memang bak komedi putar, atau mungkin seperti opera sabun berjilid-jilid. Akibat dari pernyataan Bank sentral China di tahun 2014 itu, pasar kripto kemudian merespon negatif.
Akibatnya, harga Bitcoin ajlok seketika. Pernyataan itu telah menimbulkan kekhawatiran akan adanya tindakan keras terhadap penggunaan Bitcoin di China. Berlanjut kemudian kembali di awal tahun 2016, Bank sentral China berpendapat berbeda.
Tepatnya pada bulan Januari 2016 itu, pihak Bank sentral China mulai berinisiatif untuk mempelajari potensi mata uang digital. Saat itu, sudah mulai muncul rencana untuk membuat mata uang digitalnya sendiri. Sistem pembayaran alternatif itu dipandang dapat meningkatkan efisiensi transaksi keuangan secara global. Meskipun, belakangan bahkan belum pernah terdengar kelanjutan inisiatif mata uang digital China tersebut.
Berlanjut kemudian di tahun 2018 pihak pemerintah makin kuat untuk menekan dunia kripto. Melalui pejabat senior bank sentral China, pihaknya berupaya untuk menekan perdagangan kripto lebih jauh. Adalah Pan Gongsheng selaku wakil gubernur PBOC yang menyatakan untuk menekan bursa-bursa kripto dari China saat itu.
Alasannya, upaya itu dipandang krusial untuk mencegah terjadi resiko di pasar. Lebih jauh, Pan juga menekan otoritas nasional hingga lokal, dan melarang tempat-tempat penjualan mata uang virtual, termasuk dunia kripto.
Tidak tanggung-tanggung, saat itu Pang meminta untuk melarang aktivitas jual beli di bursa-bursa kripto, hingga penyedia layanan wallet kripto asal China. Langkah ini bisa dianggap sebagai sebuah upaya untuk membendung derasnya arus proyek-proyek ICO.
Di periode tahun 2017, memang proyek-proyek ICO kian liar. Sebagian besarnya memang menjadikan pasar China sebagai pasar yang cukup potensial untuk mengeruk keuntungan. Oleh sebab itu pula pemerintah China mulai melarang ICO berlaku di negara tersebut.
Bahkan, pemerintah di sana juga berniat untuk membendung akses web domestik maupun asing yang terkait dengan dunia kripto, termasuk aplikasi-aplikasi seluler yang menyediakan akses perdagangan mata uang kripto. Belum lagi, ditambah pula dengan adanya larangan untuk penggunaan energi untuk pertambangan kripto di China.
Seluruh larangan-larangan itu menunjukkan bahwa pemerintah China menutup segala hal yang terkait dengan cryptocurrency. Namun perang dagang antara Amerika Serikat dengan China dan termasuk pula isu tentang resesi ekonomi, mungkin telah membuatnya berpendat lain.
2019, Berubah 180 Derajat
Kemelut perang dagang antara pemerintah AS dan China memperkeruh kondisi ekonomi secara global. Hal tersebut bahkan kian diperburuk dengan munculnya isu bakal terjadinya resesi ekonomi yang bisa berimbas parah di negara-negara maju maupun berkembang.
Sementara, kondisi demonstrasi masyarakat Hong Kong juga ikut menyumbang situasi yang kian tidak kondusif. Termasuk pula untuk perkembangan ekonomi yang kian melambat di China. Sejumlah pengamat seperti Mati Greenspan menyorot bahwa Bitcoin bisa mengambil keuntungan dari kondisi global ini.
Wacana Bitcoin sebagai aset safe heaven kembali terdengar. Banyak orang kembali mendengungkan perbandingan antara Bitcoin VS Emas. Latar belakangnya adalah ketika pasar obligasi secara keseluruhan menunjukkan posisi negatif sampai di poin USD 15 trilyun.
Dalam hal ini, investor dipercaya bakal mulai mencari peluang basah di tempat lain. Sementara pasar obligasi di AS juga kian melemah akibat wacana resesi ekonomi. Bursa saham utama di kawasan Asia juga sempat berada di zona merah.
Belakangan, testimoni Mark Zuckerberg terkait proyek Libra Facebook ikut menyinggung pula Pemerintah China. Di testimoni itu, Mark menyinggung dengan mengatakan, “Jika AS tidak mengambil kesempatan ini, China yang akan mengambilnya”. Padahal, sejumlah tokoh dunia kripto sejak awal sudah menilai Libra bukan menjadi kompetitor Bitcoin, melainkan untuk sistem pembayaran konvensional.
Namun tentu saja poin utama kontroversi proyek ambisius Libra ini adalah track record penanganan privasi yang buruk di Facebook. Hal itu kemudian menjadi alasan utama untuk masing-masing negara di dunia membuat benteng tinggi untuk membendung Libra.
Nampaknya, dari sekian rentetan hal itu, membuat pemerintah China berputar haluan 180 derajat. Baru-baru ini Presiden China, Xi Jinping mengeluarkan pernyataan untuk adopsi teknologi Blockchain sebagai inti perkembangan dan inovasi teknologi.
Presiden China itu mengemukakan pernyatannya saat memberikan pidatonya di Political Bureau Beijing China. Pemanfaatan teknologi blockchain dianggap penting untuk pengembangan dan akselerasi inovasi industri di China.
Tak Hanya Bitcoin dan Cryptocurrency, Saham Teknologi China Ikut Naik Tajam
Selepas pernyataan itu, harga bitcoin kembali melonjak 30% di hari Senin ini (28/10/19). Namun tidak hanya untuk dunia kripto saja, saham Zhejiang Huamei Holding Co Ltd dan Julong Co Ltd sebagai perusahaan teknologi di China naik sekitar 10%.
Dua perusahaan itu hanyalah diantara puluhan saham yang juga menunjukkan lonjakan harga saham yang sama. Sementara itu, presiden Xi Jin Ping juga meningkatkan investasinya untuk eksplorasi teknologi blockchain.
Dilansir dari Bisnis.com, indeks teknologi informasi Shenzhen juga melonjak 5,3%. Kenaikan saham itu menjadi poin terbesarnya sejak delapan bulan terakhir ini. Sedangkan menurut pantauan Bloomberg hari ini, kian banyak perusahaan-perusahaan teknologi juga mulai memanfaatkan tren teknologi blockchain.
Kebijakan Kripto China Ibarat Komedi Putar
Tidak bisa dipungkiri, pengambilan kebijakan kripto China ini memang ibarat komedi putar. Pemerintah di China jelas sudah mengetahui peta besarnya ekosistem dunia kripto di negaranya sendiri. Sudah umum diketahui, bahwa China banyak terdapat lokasi pertambangan kripto besar.
Implementasi dan pemanfaatan teknologi di China juga bukanlah remeh-temeh. Segala infrastruktur teknologi sudah tersedia dan mapan. Dalam hal ini, tidaklah sulit bagi pemerintah untuk banting setir, termasuk dalam mengambil kebijakan yang sepenuhnya berbanding terbalik dari sebelumnya. Kemungkinan terbesarnya, pemerintah China akan selalu berbanding terbalik dengan arah kebijakan yang akan diambil oleh Amerika Serikat, jika melihat bagaimana otoritas berwenangnya dalam polemik proyek Libra Facebook.