BitcoinMedia – Delist Ethereum. Salah satu bursa kripto tertua di UK – Coinfloor, memutuskan untuk delist Ethereum di platformnya tepat pada tanggal 3 Januari tahun 2020 mendatang. Tanggal itu merupakan selebrasi 11 Tahun Bitcoin ditandai pada block pertama Bitcoin, Genesis Block.
Melalui akun Twitter resminya, Coinfloor memberikan tautan informasi resmi dari halaman blognya. Bursa kripto ditukangi oleh Obi Nwosu tersebut menyatakan bahwa mulai tanggal itu, pihak Coinfloor hanya akan fokus untuk Bitcoin saja.
Sejak tanggal 3 Januari mendatang, Coinfloor kian matang untuk memperkuat posisinya sebagai penyedia layanan bursa kripto nomor satu di Inggris. Fokus visi jangka panjang yang ingin dipertegas adalah menjadi penyedia layanan terkemuka yang lebih spesifik untuk memfasilitasi ekonomi Bitcoin.
Mendukung langkahnya itu, di tanggal tersebut juga Coinfloor memutuskan untuk delist Ethereum. Seluruh proses jual beli kripto no 2 itu tidak lagi dilayani mulai tanggal 3 Januari tahun depan. Hanya proses penarikan dana yang memungkinkan masih bisa dilakukan lewat dari tanggal yang disebutkan. Namun, pihak Coinfloor menyebut akan menarik biaya lebih besar.
Obi Nwosu, pendiri sekaligus CEO Coinfloor yang berbasis di London itu menyebutkan dirinya sudah mengenal Bitcoin sejak tahun 2011 silam. Menurutnya, tidak ada cryptocurrency lain saat ini yang bisa mendekati rekam jejak seperti Bitcoin.
Bitcoin sudah mendapatkan dukungan industri, merek, dan juga komunitasnya. Inisiatif untuk lebih fokus pada Bitcoin menjadi pilihan yang cukup masuk akal. Obi Nwosu mengatakan, “Bitcoin adalah cryptocurrency yang terdesentralisasi, punya nilai, tahan inflasi, cukup berpotensi menjadi mata uang yang terbaik yang pernah ada di dunia”, tulisnya.
Lebih jauh, menurut Obi ekosistem bisnis dan konsumen yang memiliki bitcoin bisa semakin tumbuh. Alasannya karena semakin banyak orang yang nantinya bakal menyadari nilainya. Dalam hal itu, Obi berharap Coinfloor bisa menjembatani kebutuhan ekosistem bitcoin. Dan berkontribusi agar bentuk uang masa depan itu bisa diakses semua orang.
Fokus Bitcoin itu dinilai akan memberikan proposisi pembeda yang kian jelas untuk Bitcoin. Pasalnya, Bitcoin dianggap paling berbeda dan tidak ada crpytocurrency lain yang bisa dianggap paling mendekati. Menurut Obi, Bitcoin sudah mempunyai pendukung yang kuat. Komunitasnya lebih resisten untuk fokus pada karakter desentralisasi dan perlawanan terhadap sensor.
Coinfloor Delist Ethereum
Kebijakan Coinfloor untuk delist Ethereum kemungkinan besarnya melihat rencana untuk proses hardfork dan beralih menggunakan proof of Stake (PoS) dari saat ini yang masih menggunakan konsensus proof of work (POW).
Pengalihan itu menyusul rencana peluncuran Ethereum 2.0 yang kabarnya bakal segera dilakukan pada awal tahun 2020. Memberikan komentar di Coindesk hari ini (17/12/19), Obi Nwosu menilai bahwa Ethereum akan menjadi varian kripto yang elitis untuk pengguna kripto kecil. Padahal jika melihat volume perdagangan Ethereum cukup kecil.
Dari hasil pembicaraan bersama yang telah dilakukan oleh tim teknis Coinfloor tentang Ethereum, proses hardfork dan migrasi dari old chain ke platform yang baru mungkin bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Tim teknis Obi nampak cukup paham bagaimana permasalahan besar yang telah lama dialami Ethereum. Belum lagi, ada potensi untuk split chain karena rumitnya permasalahan yang bakal terjadi. Menurut Obi, selama proses itu berjalan, besar kemungkinan akan ada dua versi ethereum lagi yang akan muncul.
Pengembang Ethereum sendiri sudah memprediksi hal serupa. Bahwa proses migrasi dari blockchain dengan konsensus PoW ke PoS nantinya akan memakan waktu bertahun-tahun. Sementara, para pengembang sendiri masih memutar otaknya untuk mencari alternatif jalan yang dianggap aman.
Sementara itu, Vitalik sebelumnya mengakui bahwa ketika harga kripto memuncak di tahun 2017, dirinya sudah menjual 70.000 ETH saat itu. Pada tahun itu, totalnya sekitar USD 100 juta, atau kurang lebih 1,39 trilyun jika dikurs rupiah.