Di dalam presentasinya di Bitcoin Summit yang digelar di Tel Aviv, Nick Szabo banyak membicarakan bagaimana sejarah mata uang hingga berujung pada bentuk Cryptocurrency saat ini. Tidak hanya itu, Nick Szabo, yang sudah cukup banyak dianggap sebagai pemilik nama pseudonym Satoshi Nakamoto ini juga membuka wacana pada Bank Sentral untuk menggunakan cryptocurrency sebagai salah satu cadangan selain emas.
Di dalam acara itu, Nick Szabo mengawali presentasinya dengan menjabarkan sejarah mata uang, dana mengambil relasi dengan berbagai bentuk mata uang yang telah ada. Hinga pada akhirnya berujung dengan munculnya mata uang kripto sebagai salah satu alat pembayaran.
Menurutnya, Cryptocurrency juga bisa dimanfaatkan oleh bank sentral sebagai salah satu cadangan, selain emas.
“Akan ada beberapa kondisi ketika bank sentral mulai tidak mempercayai bank sentral asing lainnya, atau misalnya dengan obligasi pemerintah. Salah satu opsi solusi yang telah ada adalah menyimpannya di pemerintah Swiss – itu bukanlah merupakan sebuah solusi.”
Nick menganggap bahwa pemerintah Swiss sendiri masih tunduk karena adanya tekanan politik. Oleh sebab itu, hal tersebut bukan menjadi sebuah solusi yang baik, cryptocurrency justru menjadi pilihan yang lebih baik.
Menyoal tentang cadangan dalam bentuk emas, Nick Szabo melihat bahwa emas punya permasalahan utama. Masalah tersebut tidak lain karena emas cukup rentan secara fisik. Nick Szabo mengatakan, “Masalah lain dengan cadangan emas adalah bahwa mereka rentan secara fisik. Ketika Nazi menaklukkan negara-negara di Eropa, tempat pertama mereka pergi adalah cadangan emas bank sentral. “
Acara yang digelar di Tel Aviv itu dibanjiri kurang lebih seribu orang yang hadir. Secara khusus, Nick Szabo juga melihat perkembangan Bitcoin yang makin optimis di tahun 2019.
Pertimbangan yang cukup optimis itu tentu saja bukan tanpa alasan. Dengan implementasi Lightning Network Bitcoin yang telah ada, di tahun 2019 ini juga akan lebih banyak adopsi masal. Lightning Network ini merupakan lapis kedua jaringan Bitcoin. Selain itu, Lightning Network juga memperkuat banyak kelemahan yang melekat pada blockchain Bitcoin.
Di penghujung presentasinya, Szabo berharap cryptocurrency seperti Bitcoin dapat tumbuh di negara-negara yang dilanda konflik. Aggapannya, pihak pemerintah selama ini telah berlaku salah melakukan pengelolaan terhadap mata uang fiatnya. Bahkan Nick pun menilai bahwa Bitcoin pun masih dapat selamat ketika terjadi perang nuklir.
Kenyataan tentang potensi konflik itu tidak hanya mencakup sebuah negara saja, tapi setiap negara di dunia. Oleh sebab itu, Nick berharap untuk melihat lebih banyak adopsi Bitcoin di seluruh masyarakat.
Nick Szabo membuat sebuah contoh seperti yang terjadi di Ukraina. Negara tersebut menjadi negara yang cukup korup, banyak terlibat perang proksi dengan Rusia. Di Ukraina bahkan telah ada lonjakan adopsi untuk menggunakan cryptocurrency dalam 12 bulan terakhir.
Tidak hanya di Ukraina, cryptocurrency telah meledak di Venezuela. “Jika Anda ingin menemukan bagaimana kesalahan pengelolaan mata uang fiat, maka anda sulit untuk mengabaikan apa yang terjadi di pemerintahan Hugo Chavez.”
Apa yang telah terjadi di Venezuela maupun Ukraina, dianggap Szabo sebagai ledakan adopsi cryptocurrency sebagai imbas tekanan politik dan ekonomi. Di tahun 2019 nantinya, adopsi cryptosendiri dipandang akan lebih masif sebagai jalan keluar atas konflik.