Pemerintah Yunani melalui Mahkamah Agung menyetujui permintaan Rusia untuk mengekstradisi warga negaranya ke Moskow. Pemerintah Yunani sebenarnya sudah menyerahkan keputusan secara tertulis tertanggal 14 September lalu.
Pengacara Vinnik lantas berupaya untuk mengajukan banding atas keputusan tersebut. Alasan yang digunakan adalah karena adanya pelanggaran prosedural pada saat persidangan berlangsung.
Alexander Vinnik telah ditangkap di Yunani di tahun 2017. Vinnik diduga sebagai pemilik bursa kripto BTC-e (sekarang berganti nama WEX) yang telah dianggap melakukan pencucian uang sebesar USD 4-9 miliar. Tidak hanya itu, Vinnik juga disebut terlibat dengan insiden peretasan bursa kripto Mt.Gox Jepang.
Setelah ditangkap, aset BTC-e kemudian disita oleh pihak berwenang. Tidak lama kemudian bursa BTC-e mengganti nama baru, WEX. Menteri luar negeri Rusia, Alexey Meshkov mengatakan, “Kami secara kategoris menentang ekstradisi warga negara kami ke negara-negara asing”, tegasnya.
Sebelumnya pemerintah Yunani memang pernah menerima permintaan ekstradisi dari AS dan Perancis. Permintaan tersebut dilakukan dengan tuduhan kasus yang lebih serius kepada Vinnik.
Atas dasar untuk kepentingan warga negaranya sendiri, pemerintah Rusia menegaskan kepada Yunani agar menyetujui permintaannya dulu. Pemutusan untuk permintaan ekstradisi kemudian diambil oleh Menteri Kehakiman Yunani.
Vinnik di BTC-e diduga kuat terlibat dengan kelompok Fancy Bear. Kelompok ini di tahun 2016 oleh intelijen Rusia dianggap sebagai dalang peretasan database email partai Demokrat. Tujuannya tidak lain atar bisa mengubah hasil pemilihan presiden AS saat itu.
Laporan tersebut didukung dengan hasil penelurusan perusahaan Eliptic, seperti yang dituliskan di Coinspeaker. Eliptic ini adalah perusahaan analisis transaksional blockchain untuk membantu penegak hukum.
Tom Robinson dari Eliptic pernah memberkan pernyataan di Bloomber yang menerangkan bahwa ada relasi kuat kelompok Fancy Bear dan BTC-e. Tom Robinson saat itu mengatakan, “Ada hubungan kuat antara banyak dana yang diduga digunakan oleh kelompok Fancy Bear dan BTC-e. Yang tidak bisa saya katakan dengan pasti adalah, apakah Fancy Bear mendapatkan langsung dari BTC-e atau hanya sebagai perantara saja”, terangnya.
Menangkis tuduhan tersebut, melalui pengacaranya Ilias Spyrliadis menyangkal bahwa kliennya melakukan pencucian uang. Menurutnya Vinnik tidak punya kendali atas bitcoin senilai USD 9 milyar di BTC-e.