Sejumlah pengamat sudah banyak memprediksi bahwa The Fed akan ambil kebijakan dengan memangkas suku bunga acuan. Kebijakan ini dianggap sebagai upaya migitasi atas dampak sebaran virus corona – Covid19.
Sementara kurs dolar Amerika Serikat sendiri sudah mulai melemah sejak enam minggu terakhir. Di tambah lagi dengan pernyataan Jerome Powell di hadapan anggota parlemen AS di bulan Februari. Pada kesempatan itu, pandangan Powell memang banyak menyoroti kondisi perekonomian AS terhadap dampak virus Corona.
Dampak itu memberikan kabar buruk bagi perekonomian AS. Sementara itu, inisiatif dengan langkah pemangkasan suku bunga juga dinilai tidak akan menyelamatkan masalah perekonomian yang ada di AS.
Ekonom Alex Kruger menanggapi langkah penurunan suku bunga secara besar-besaran diibaratkan seperti upaya mati-matian untuk mencari harapan. Jika hal ini dilakukan, hanya akan mendorong pasar dalam jangka waktu yang pendek saja. Sementara perbandingan efek virus corona dampaknya jangka panjang.
Berdasarkan data dari CME FedWatch Tool, probabilitas pemangkasan suku bunga mendatang setidaknya pada tanggal 18 Maret nanti.
Sedangkan pasar sudah menebak pemotongan itu berkisar sekitar 0,25%, atau bakan sampai 0,50%. Nilai pemangkasan suku bunga ini adalah angka yang paling rendah sejak tanggal 16 Januari lalu. Asumsinya, The FED cenderung akan lebih melihat atensi pasar dengan probabilitas lebih tinggi dari 80 persen.
Melihat dengan sekian banyak pendapat ekonom lain, pemangkasan suku bunga itu jelas akan disambut dengan baik. Namun menurutya, upaya pemangkasan suku bunga tidak akan mampu untuk mendorong semua orang agar kembali bekerja dan memutar roda-roda ekonomi kembali.
Analis Goldman Sachs, David Kostin juga memberikan pandangan senada. Menurutnya, dampak virus Corona bisa berakibat lebih lama dan memicu terjadinya resesi di Amerika Serikat. Pernyataan Kostin dilatarbelakangi setelah S&P 500 memangkas estimasi pendapatannya sebesar USD 9.
Nilai penurunan itu dianggap cukup dramatis. Terutama terhadap output ekonomi di China pata kuartal pertama di tahun 2020. Efeknya adalah dampak berantai yang melumpuhkan rantai pasokan bisnis AS. Ditambah lagi menimbulkan ketidakpastian situasi bisnis.