BitcoinMedia – Proyek Ubin. Mata uang digital dari Otoritas Moneter Singapura (MAS) dari Project Ubin, diproyeksikan bakal menjadi alat pembayaran lintas negara. Inisiatif tersebut kabarnya sudah mulai digagas sejak bulan November 2016 silam.
MAS sendiri, sudah lama tergabung di dalam konsorsium eksplorasi blockchain R3. Sedangkan di proyek ini adalah hasil kerjasama beberapa pihak. Seperti Bank of Canada, Bank of England (BoE), Monetary Autority of singapore (MAS – Otoritas Moneter Singapura), Serta Temasek.
Perencanaan penerbitan mata uang digital tersebut sebenarnya terdiri dari dua proyek berbeda, yakni Proyek Jesper dan Proyek Ubin. Keterlibatan JP Morgan di proyek tersebut disebut untuk mendukung pengembangan jaringan Corda di Kanada. Sementara untuk jaringan di Singapura menggunakan Quorum.
Sedangkan JP Morgan sebelumnya sudah membuat Stablecoin JPM Coin. Keterlibatannya di Proyek Ubin, bisa jadi akan menjadi angin segar baru untuk JPM Coin sendiri.
Meski press rilis resmi tentang proyek ini sudah dipublikasikan hari ini (11/11/19), namun disebut bahwa platform tersebut masih dalam tahap pengujian. Dituliskan dalam siaran resminya, bahwa Otoritas Moneter Singapura bekerja sama dengan JP Morgan dan Temasek.
Lebih jauh, jika setelah tahap pengujian berhasil dilakukan, akan segera dipamerkan dalam event Singapore FinTech Festival (SFF) dan Singapore Week of Innovation anda Technology (SWITCH) 2019. Selama tahap pengembangannya, Proyek Ubin sendiri juga telah banyak menjalin kemitraan dengan R3, Singapore Exchange (SGX), dan lembaga keuangan lainnya.
Jika melihat dari sekian banyak pihak yang telah terlibat, besar kemungkinannya sistem alat pembayaran lintas batas negara itu akan dipergunakan antara Singapura, Inggris, Kanada, dan mungkin negara lainnya yang memungkinkan.
Berbasis Distributed Ledger Technology – DLT
Dari dua proyek yang terdiri dari dua platform berbeda, yakni Proyek Jasper dan Proyek Ubin, disebutkan bahwa masing-masingnya dibangun pada platform DLT (Distributed Ledger Technology) berbeda.
Konsep Distributed Ledger Technology, sebenarnya jauh berbeda dengan Blockchain. Perbedaan mendasarnya jelas terletak pada karakter Blockchain yang jelas terdistribusi, sementara DLT tidak. Namun ketika kata ngepop “Blockchain” mulai populer, perbedaan itu seakan banyak dikaburkan.
Di sisi lain, DLT memang bisa dipergunakan sebagai varian private blockchain. Dalam hal ini, Proyek Ubin dari MAS ini jelaslah berbentuk private, tidak terdesentralisasi.
Pemanfaatan Hashing TimeLock – HTLC
Desain Proyek Ubin menggunakan pemanfaatan fungsi Hashing TimeLock – HTLC. Di dalam Bitcoin, fungsi HTLC tersebut sudah digunakan di dalam Lightning Network untuk micropayment. HTLC ini adalah hasil pengembangan lebih jauh atas fungsi Timelock.
Dengan timelock itu, transaksi dapat dikendalikan dengan ketentuan-ketentuan tertentu. Nampaknya, dari desain Proyek Ubin ini, HTLC dianggap paling cocok untuk kedua proyek yang sedang digarap, yakni antara Proyek Jasper dan Proyek Ubin. Pasalnya, kedua platform tersebut dipisah dalam jaringan DLT berbeda.
Sementara untuk menangani masalah-masalah dalam kaidah finansial, HTLC itu juga dipergunakan untuk integerasi platform non-DLT berdasarkan sistem Real Time Gross Settlement (RTGS). Sebenarnya, dalam hal ini yang paling memungkinkan untuk dikejar hanyalah dalam hal transparansi saja.