Menambang Bitcoin Bagian IV – Tingkat Kesulitan Menambang
Tingkat Kesulitan Menambang. Konsep dasar dari Bitcoin pertambangan Bitcoin adalah bahwa ada potongan-potongan kecil dari setiap blok berisi data acak. Selanjutnya para penambang mengambil semua data di blok itu, mengacak, dan mengkalkulasi ulang hash.
Para penambang tidak akan bisa memprediksi, perlu diingat adalah, hash mudah diproduksi, tapi tidak mungkin untuk diprediksi. Jadi, penambang BItcoin tidak bisa memprediksi potongan-potongan data tersebut akan menghasilkan hash apa. Penambang Bitcoin hanya terus mengolah data tersebut, hingga membuahkan hasil. Seringkali, seorang penambang menemukan potongan blok dari data acak yang menghasilkan hash, namun lebih kecil dari nilai tertentu berdasarkan tingkat kesulitannya. Setelah itu, penambang menyerahkan blok dan hash tersebut kedalam jaringan Bitcoin. Setelah jaringan mengkonfirmasi dan memvalidasi, penambang akan mendapatkan reward dengan sejumlah Bitcoin.
Tingkat kesulitan, didasarkan pada sulitnya menambang sebuah blok bitcoin. Hal itu karena Blok Hash SHA256 haruslah lebih rendah atau kurang lebih sama dengan target yang akan diterima jaringan Bitcoin.
Hash pada sebuah blok harus dimulai dengan deretan angka “NOL”. Itulah mengapa tingkatan kesulitan penambangan pada blok dengan banyak deret angka Nol ini akan lebih ringan. Semakin banyak penambang, maka akan semakin banyak pula tingkat penciptaan blok Bitcoin.
Contoh deretan Hash seperti ini:
000009ff7ff1fc53b92dc18148a1d65dfc2d4b1fa3d677284addd200126d9069
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah pengertian tentang Hash dan Blok yang sering kita dengar dalam Bitcoin.
Hash
Dalam istilah komputer, hash adalah hasil kompleks dari penghitungan matematika yang mudah untuk diproduksi ulang namun cukup sulit untuk mengulang, dan juga sulis untuk diprediksi. Fungsi Hash merupakan sebuah algoritma yang mengubah text atau pesan menjadi sederetan karakter acak. Karakter acak tersebut mempunyai jumlah karakter yang sama. Didalam teknik kriptografi, hash dikategorikan sebagai kriptografi tanpa key. Has juga dikenal sebagai “one way function”.
Dalam Bitcoin, kita sering mendengar tentang Secure Hash Algoritm (SHA). Algoritma SHA ini pada awalnya dikembangkan oleh National Institute and Standard Technologi (NIST) pada tahun 1993. Genarasi pertama adalah SHA-0. Selanjutnya, muncul generasi kedua adalah SHA-1. Lalu, ada algoritma SHA-2 pada tahun 2001 dengan berbagai pilihan jumlah bit yang bisa digunakan, yakni 224, 256, 384, dan 512.
Antara SHA-1 dan SHA-2 pada dasarnya memiliki algoritma yang kurang lebih serupa. Perbedaannya, adalah pada jumlah karakter outputnya saja. SHA-1, SHA-256, dan SHA-516 memiliki jumlah karakter output masing-masing secara berututan adalah 40,32,64.
Blok
Dalam Bitcoin, transaksi dalam Bitcoin terbingkai dalam sebuah potongan data besar yang disebut blok. Blok-blok ini saling terhubung bersama-sama. Dan masing-masing blok, memberikan validitas blok sebelumnya.