Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) dikabarkan sedang melakukan proses investigasi kepada bursa BitMex. Investigasi yang dilakukan itu terkait apakah bursa Bitmex sesuai dengan prosedur yang telah berlaku.
Dikabarkan dari Coindesk, pihak CFTC menganggap Bitcoin sebagai derivatif. Sehingga memiliki yurisdiksi atas derivatif jika ada sebuah perusahaan yang menjadi wadah perdagangan tersebut. BitMex sendiri adalah bursa yang berbasis di Seychelles, salah satu negara di Afrika Timur.
Meski perusahaan tersebut berbasis diluar Amerika serikat, namun pihak CFTC mencoba mencari aturan hukum apakah bursa tersebut bisa dan sah jika digunakan untuk pengguna di Amerika Serikat. Di sekitar tahun 2018 silam, CEO BitMex Arthur Hayes memang pernah jumawa dengan mengatakan bahwa Bitmex tidak bisa disentuh hukum.
Noriel Roubini juga sempat memberikan kritik pedas untuk Bitmex pada debat kripto di Taipei (2/7/19). Menurut Roubini, BitMex dianggap sebagai instrumen “gamblers”. Anggapannya BitMex selama ini merupakan platform yang kerap memanipulasi pasar.
Sedangkan Arthur Hayes, disebut Roubini adalah pemilik platform yang berpotensi untuk memperkaya diri sendiri dengan melikuidasi pelanggannya. Sampai sejauh ini, Bursa BitMex memang masih belum mengantongi ijin resmi.
Oleh sebab itulah Roubini menganggap BitMex berupaya untuk menghindari aturan yang berlaku. Roubini menganggap bahwa produk yang memiliki volatilitas tinggi seperti Bitcoin semestinya hanya dapat diakses oleh investor yang terakreditasi. Debat yang berlangsung di Taipei itu berujung memanas di sosial media Twitter.
Terkait dengan proses investigasi yang dikabarkan tersebut, Arthur Hayes sempat memberikan komentar di Bloomberg. Hayes mengatakan bahwa dirinya saat ini sedang memantau semua perkembangan hukum dan peraturan di seluruh dunia. Ia pun menyatakan akan mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku. Hayes mengatakan bahwa BitMex menolak tuduhan kriminal, manipulasi, ataupun berlaku tidak adil terhadap pelanggan.