Hadir pada sebuah even yang digelar TechCruch Session 2018, Vitalik berharap bursa kripto terpusat terbakar di neraka. Selama ini, bursa kripto terpusat memang banyak mendapat popularitas di dunia kripto, sekaligus mendulang keuntungan luar biasa.
Saat diwawancarai oleh TechCrunch, pendiri Ethereum yang masih berusia 24 tahun ini mengatakan, “Secara pribadi saya pasti berharap bursa-bursa kripto terpusat terbakar di neraka sebanyak mungkin,” tegasnya.
Tentu saja komentar Vitalik yang berharap bursa kripto terpusat terbakar di nerakat tersebut bukan tanpa alasan. Komentarnya itu dilandasi bahwa dunia kripto yang diawali era Bitcoin sejak diperkenalkan tahun 2008 lalu, memang bersifat terdesentralisasi. Sifat dan karakter terdesentralisasi ini berarti tidak membutuhkan perantara. Melenyapkan peran “The Middle Man” yang berfungsi sebagai perantara dari pihak manapun juga. Alasannya jelas, the middle man yang bermanifestasi dalam sebuah sistem terpusat, otoritas terpusat, adalah biang segala permasalahan, menjadi sumber manipulasi bersarang.
Pada masa awal ketika bitcoin kemudian telah dirilis, kehadiran bursa bitcoin memang telah banyak membantu ekosistemnya. Lambat laun, kehadiran bursa kripto terpusat juga menyimpulkan sebuah kondisi yang cukup berseberangan dengan karakterisasi desentralisasi tersebut. Kemudahan yang dianggap oleh pengguna tersebut sekaligus menjadi duri dalam daging bagi pengguna kripto sendiri, karena belum memahami bagaimana konsep bitcoin dan kripto secara umum diciptakan.
Jika dihitung masanya, kurang lebih hampir 10 tahun bursa-bursa kripto terpusat itu telah banyak mengambil sisi keuntungan yang justru banyak mengaburkan sisi desentralisasi bitcoin dan dunia kripto secara umum. Dari pantauan Bloomberg News tahun lalu, diperkirakan keuntungan bursa kripto konvensional dengan sistem terpusat itu berkisar hingga USD 3 juta, atau sekitar 42,5 miliar rupiah per hari.
Vice President Jump Ventures mengatakan, “Sulit mengabaikan ironi bahwa aset diciptakan untuk memungkinkan dapat terdesentralisasi, diperdagangkan pada sebuah bursa terpusat”, terangnya. Seiring waktu, memang telah banyak bermunculan.
Vitalik terkait hal tersebut, menginginkan agar komunitas kripto dapat fokus pada desentralisasi itu, sehingga bursa peer-to-peer banyak dipergunakan. Menurutnya, bursa-bursa terdesentralisasi semestinya banyak mendapat perhatian lebih.