Mantan Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde yang saat ini menjabat sebagai Presiden Bank Sentral Eropa, menyebut penting bagi semua bank sentral di dunia untuk memiliki mata uang digital. Secara khusus rencana design mata uang digital Eropa, diharapkan bisa berfungsi seperti banknote, namun tidak seperti banknote secara umum.
Salah satu yang menjadi pembeda disebutkan karena tidak ingin mempunyai fungsi anonimitas seperti banknote pada umumnya. Pernyataan Christine Lagarde tersebut adalah berdasarkan laporan hasil jejak pendapat publik yang sudah dilakukan melalui ECB melalui konsultan publik mulai bulan Oktober 2020 sampai 12 Januari 2021.
Setidaknya ada 18 pertanyaan yang diajukan kepada publik dalam jejak pendapat yang dilakukan. Keseluruhan pertanyaannya menitikberatkan pada manfaat dan tantangan menerbitkan mata uang digital Euro sampai pada design. Hasil laporan tersebut kemudian dipublikasikan resmi di situs resmi ECB.
Selain itu, Christine Lagarde yang juga seorang politikus Perancis itu juga memposting melalui ciutan pribadinya dua hari lalu (16/4/21), ketika memberikan keterangan kepada Reuter.
Baik dari hasil laporan jejak pendapat yang diterbitkan resmi maupun ciutan Lagarde, upaya merumuskan pembentukan mata uang digital dianggap cukup penting. Sementara jika menyoal design tampak cukup kontradiktif dengan maksud yang tujuan yang ada.
Pada ciutan di atas, pernyataan Christian Lagarde cukup bertolak belakang. Keinginan publik dalam hasil laporan yang ada menyebut ingin agar pengguna terlindungi privasinya. Sementara design yang disebutkan tidak ingin memiliki sisi anonimitas.
“Jadi, seperti apa design mata uang digitalnya? Itu akan berfungsi seperti banknote, tapi saya tidak berfikir akan seperti banknote, karena banknote tidak mempunyai fungsi anonimitas. Saya menemukan hal yang cukup menarik pada konsultasi publik yang telah kami lakukan, sebagian besar konsumen yang menjawab mengatakan kami ingin privasi kami bisa dilindungi, namun kami tidak menginginkan anonimitas“.
Christine Lagarde
Dua hal itu jelas menjadi cukup kontradiktif. Jelas cukup sulit untuk memenuhi sisi privasi tanpa memberikan anonimitas. Ciutan tersebut sontak saja mendapatkan banyak kritikan terutama menyoal sisi privasi yang disebutkan.
Komentar Meltem Demiror dari CoinShares misalnya, tampak cukup bingung atas pernyataan Lagarde.
Menurut Demirors, Lagarde seakan-akan bermaksud ingin mata uang digital Euro bisa memberikan privasi, namun bukan privasi yang sepenuhnya.
Berdasarkan data dari 8.221 tanggapan hasil konsultasi publik yang telah dilakukan, responden terbanyak, lebih dari 50% responden dari Denmark menginginkan sisi privasi. Sementara Itali hanya kurang dari 20% saja yang menginginkan privasi.
Secara umum hasil konsultasi publik itu menyebut ada sekitar sepertiga bagian responden yang mengutamakan privasi sebagai hal yang paling utama. Sebagian besar kalangan yang menginginkan privasi itu, lebih banyak berasal dari kalangan perusahaan atau pebisnis dan organisasi, ketimbang masyarakat umum.
Tidak hanya sisi privasi yang utama, urutan kedua adalah soal keamanan. Padahal, dua hal antara anonimitas dan privasi, akan memberikan sisi proteksi dan keamanan tersendiri. Dalam hal ini, terlihat masih belum bisa tertangkap jelas. Kabarnya, masukan dari konsultasi publik ini akan menjadi pertimbangan Dewan Pengurus Bank Sentral Eropa dalam merumuskan Euro Digital atau tidaknya. Termasuk penyelidikan resmi terkait design dan teknis penggunaannya.