Pada akhir bulan Desember 2020 lalu, salah satu pusat mining farm bitcoin di Rusia sudah memborong 20 ribu perangkat mining Bitcoin. Total ribuan perangkat itu dikirim dengan 14 truk besar. Mining farm Bitriver adalah pusat pertambangan bitcoin yang berlokasi di Irkust. Salah satu kota besar di Siberia dengan jumlah penduduk berkisar 600.000 orang.
Jika dihitung total nilai perangkat mining itu, setidaknya sekitar USD 40-60 juta, atau setara dengan Rp. 579 – 868 milyar. Setidaknya batch perangkat yang diimport tersebut memiliki total kapasitas setara 70 megawatt. Dengan daya komputasi yang diperkirakan sebesar 1,1% dari total distribusi hashrate jaringan Bitcoin saat itu, dikutip dari Kommersant, Rabu (23/6/21).
CEO BitRiver, Igor Runets menyebutkan bahwa seluruh perangkat itu diborong dari Asia. Namun dirinya enggan menyebutkan nama pemasok utamanya. Namun, seperti yang banyak diketahui, vendor ASIC yang kerap banyak dikenal setidaknya seperti Bitmain, Whatsminer, Innasilicon, ataupun juga Avalon.
Sementara untuk pembelian perangkat mining yang dilakukan merupakan perangkat-perangkat Tier III. Total biaya pembelian perangkatnya berkisar USD 50 juta, kurang lebih sekitar Rp. 723,8 milyar di harga perangkat saat itu.
Menurut Artem Eremin Selaku kepala distributor perangkat ASIC Chilkoot di Rusia, kapasitas kiriman pasokan perangkat ASIC it menjadi yang terbesar. Pertambangan Bitcoin di Rusia menempati peringkat ke tiga dengan total kapasitas sebesar 38-60 gigawatt, menurut Alexander Brazhnikov, Direktur Eksekutif RACIB (Asosiasi Kriptoekonomi, Kecerdasan Buatan dan Blockchain Rusia).
China sebelumnya menguasai hampir sekitar 50% distribusi hashrate pertambangan bitcoin. Namun kini akan tampak jauh berbeda, semenjak pemerintah mulai agresif menutup beberapa wilayah mining farm besar seperti di Mongolia, Xinjiang, dan juga Sichuan. Harga perangkat ASIC pabrikan dari China juga drop hingga 40% dalam beberapa waktu terakhir. Diyakini sejumlah besar penambang China bakal mencoba untuk ekspansi di wilayah lain.
Sebagian penambang besar di China juga mencoba untuk menjual perangkat ASIC untuk pertambangan Bitcoin dengan harga yang lebih murah. Akibatnya upaya pemerintah China itu membuat distribusi daya komputasi jaringan Bitcoin juga mulai turun hingga 50%.
(gambar: Irkust – Siberia oleh Jacqueline Macou via Pixabay)