BitcoinMedia – Ruja Ignatova. “Bitcoin Killer”, semboyan itu yang dulu kerap diperdengarkan oleh para promotor Onecoin. Baik di situs-situs resminya yang sering berganti-ganti nama, maupun di sosial media dan berbagai pagelaran roadshow untuk menjaring anggota baru.
Onecoin adalah skema ponzi yang berkedok cryptocurrency asal Bulgaria sejak tahun 2016 silam. Sejak awal, ada sekian banyak kejanggalan yang mudah saja untuk ditangkap jika terkait dengan dunia kripto. Sayangnya, saat itu orang memang masih banyak yang awam pemahaman tentang dunia kripto.
Pentolan dibalik kripto bodong Onecoin ini adalah Ruja Ignatova, perempuan berparas rupawan berusia 36 tahun asal Bulgaria. Ruja dalam aksinya selalu memamerkan foto dirinya dalam sampul majalah Forbes. Padahal foto sampul tersebut adalah hasil edit belaka. Upaya itu memang sengaja digunakan untuk membangun profil yang baik dimata calon anggota baru agar nampak lebih meyakinkan.
Makin menjadi, dirinya kemudian menyebut dengan sebutan “Crypto Queen”. Sebutan itu tidak lain agar orang menilai bahwa dirinya adalah seorang pakar dalam dunia kripto. Seperti yang sudah bisa ditebak, tidak ada satu hal pun tentangnya yang menunjukkan bahwa dirinya mengetahui banyak hal soal dunia kripto.
“Con Artist”, istilah itu kemudian banyak muncul di komunitas Bitcoin. Sebutan tersebut sengaja digunakan untuk menyebut sosok-sosok yang memang berlaga “sok tau” padahal tidak mengetahui apa-apa terkait dengan bitcoin dan cryptocurrency secara umum.
Ketika Crypto Queen Berubah Menjadi Buron Queen
Wanita yang menyebut dirinya sebagai Crypto Queen itu kini telah menjadi buronan FBI. Ruja ternyata sudah cukup lama menghilang tanpa jejak. Tidak tanggung-tanggung, kurang lebih sekitar Rp 63 trilyun uang investor yang sudah masuk di kripto bodong ini. Tidak ada kejelasan apakah dana itu ikut dibawa lari atau tidak.
Modus yang digunakan selalu itu-itu juga. Memanfaatkan orang-orang yang awam tentang dunia kripto, dengan iming-iming kenaikan harga yang signifikan. Sembari memamerkan kondisi yang sama seperti halnya Bitcoin.
Padahal, disebut kriptopun tidak. Bagi orang awam, terutama yang sudah berinvestasi di dalamnya, sulit bagi mereka untuk menerima kenyataan pahit itu. Para promotor-promotor kripto bodong Onecoin bertugas untuk melakukan penjaringan di seluruh pelosok negeri, terutama di negera berkembang. Termasuk pula di Indonesia yang dijadikan sasaran empuk.
Di beberapa media menyebutkan bahwa dari skema penipuan Onecoin sudah masuk di 175 negara di dunia. Terhitung sejak Maret 2017 silam, sudah masuk sekitar 3,5 milyar euro, atau setara dengan Rp 63 trilyun.
Penipuan OneCoin Mulai Terungkap Sejak 2016
Sejak saat pertama kali mulai muncul, Onecoin sudah banyak dinilai sebagai skema ponzi semata, alias kripto bodong. Tidak ada petunjuk atau bukti secara teknis yang mampu menunjukkan bahwa Onecoin adalah benar-benar varian cryptocurrency.
Di bulan Juli 2016, FSMA mulai menerbitkan peringatan tentang potensi penipuan Onecoin. Awalnya, Peringatan resmi pihak FSMA saat itu diawali ketika menanggapi postingan promotor Onecoin bernama Laurent Louis.
Pada postinya itu, Laurent mengklaim dan mengatakan bahwa FSMA menyatakan tidak ada masalah dengan Onecoin. Atas dasar itu, dalam waktu singkat, FSMA langsung menerbitkan pernyataan resminya. Mengatakan bahwa klaim tersebut adalah palsu dan menyesatkan.
Tidak hanya FSMA, beberapa negara di Belgia, Polandia, Jerman, hingga India saat itu juga sudah mulai memerangi Onecoin. Pihak berwenang di Bangladesh India bahkan telah menangkap dua investor Onecoin dengan tuduhan terorisme. Sementara dua orang lagi juga ditangkap di Dhaka dengan tuduhan penipuan.
Rekening Penampung Dana Mulai Dicekal Di berbagai Negara
Skema penipuan Onecoin makin kesulitan ketika puluhan rekening di berbagai negara akhirnya ditutup dan dibekukan. Rekening-rekening tersebut merupakan rekening penampung dana investasi orang-orang baru, tersebar di berbagai negara.
Menariknya, komunitas Bitcoin sejak lama pula berupaya untuk mengedukasi sekaligus membongkar kebusukan Onecoin. Tim Tayshun misalnya, salah seorang pengguna Bitcoin sekaligus pendiri EzcoinAccess LLC ini sudah sejak lama membongkar penipuan berkedok kripto Onecoin.
Dari hasil penelusuran Tim Tayshun, kurang lebih ada 16 Rekening yang sudah dibekukan di berbagai negara pada bulan Oktober 2016. Keseluruhan rekening yang sudah dibekukan tersebut adalah:
- DSK Bank (Sofia Bulgaria) Digunakan untuk layanan One Network Services, Ltd. – Ini merupakan rekening pertama mereka. (Aktif hingga bulan October 2015)
- NOOR Bank – Dubai. Digunakan untuk OneCoin Ltd – Masa aktif belum diketahui.
- JSC Capital Bank – Georgia. Digunakan untuk layanan One Payments Ltd. – Pertama dibuka pada bulan Nopember 2015/Ditutup pada bulan Desember 2015.
- TD Bank (Anak cabang bank Kanada yang berada di AS) dibuka pada bulan Desember 2015-tutup pada bulan Pebruari 2016. Ada juga Toronto Dominion Bank Canada – untuk One EUX, LLC.
- LLOYDS TSB BANK PLC (U.K.) – Informasi pembukaan rekening tidak diketahui.
- Satu rekening pada Hermes Bank di St. Lucia – bulan 13 Oktober 13 2015.
- United Overseas di Singapura dengan nama International Marketing Services Ltd
- Bank of Africa – dengan nama IMS Marketing Tanzania Ltd.
- China UnionPay (Merchant Processor – dibuka pada akhir 2014 dan ditutup pada 31 April 2016.
- New China UnionPay menyetujui Merchant Processor card sebagai One Net UPI pada 10 Mei 2016. Klaim ini juga telah mendapat pernyataan resmi dari pihak UnionPay. Menyangkal klaim persetujuan tersebut, dan menjelaskan bahwa klaim tersebut tidak sesuai fakta yang ada.
- HSBC Bank Building (Dubai), an. Al Suq Road, Bur Dubai – Dubai -United (dibuka pada bulan Juli 2016) masih aktif untuk proses withdraw dan ada 4 kartu kredit.
- Kreissparkasse Steinfurt Bank di Jerman (dibuka pada tahun 2015 / ditutup 25 Maret 25 2016).
- Commerzbank AG di Jerman. Dibuka pada bulan Maret 2016/ Ditutup pada bulan 07 Juni 2016.
- Deutsche Bank, Jerman – menggunakan nama IMS International Marketing Services. IMS International Marketing ini, adalah perusahaan yang dimiliki oleh Frank Rickets. Perusahaan itu adalah runtutan dari Unaico dan SiteTalk yang telah scam dan merugikan. Pihak Deutsche Bank sendiri telah tidak lagi bersama IMS setelah mengetahui bahwa mereka berafiliasi dengan Onecoin. Dan juga pemerintah Jerman mulai menginvestigasi tentang Onecoin sejak 19 Agustus 2016 lalu.
- Banca Monte Dei Paschi Di Siena – Italia dengan nama Educamax Services SRL. Dibuka pada bulan 20 September 20/16 dan ditutup pada 21 September 2016 (hanya selama 24 jam saja).
- China Construction Bank (Asia) Corporation Limited, rekanan Shell Company “Foshan Everbright Import & Export Company Limited”. Dibuka pada 4 Oktober 2016, dan ditutup 19 Oktober 2016.
Sementara, ada 3 rekening lain di bulan tersebut masih terbuka dan tetap digunakan. Ketiga rekening yang masih aktif itu adalah rekening atas nama Global Wire Ltd, IMS International Marketing Service, dan One Payment Ltd di Sofia Bulgaria.
Di bulan November tahun yang sama, Onecoin makin ciut. Lantaran sisa-sisa rekening untuk penampungan dana-dana segar baru itu pada akhirnya juga dibekukan. Sebelumnya, ada upaya untuk membuka rekening baru di Hellenic Bank Siprus. Namun ada sumber yang menyatakan bahwa rekening tersebut hanya berumur beberapa hari saja kemudian dibekukan kembali.
Sementara saat itu, ternyata masih tersisa satu-satunya rekening yang masih aktif di Bank of Afrika. Namun, rekening bank tersebut pun pada akhirnya telah dibekukan oleh pihak bank itu sendiri. Tidak ada rekening lain tersisa untuk bisa digunakan. Sejak saat itu operasi penipuan Onecoin sudah tidak berkutik.
Para petinggi Onecoin sendiri sudah berupaya mengganti nama dengan sebutan Onelife. Nama baru itu dipakai untuk mengaburkan diri menjadi sebuah badan edukasi dunia kripto. Namun tetap saja, ada paket-paket khusus yang dijual dalam program pendidikan tersebut.
Padahal, sejak saat itu pula skema untuk melarikan diri sudah dipersiapkan lebih jauh. Dugaan tersebut pada akhirnya terbukti. Ruja Ignatova sendiri akhirnya mulai tidak muncul di berbagai media sosialnya. Hingga kemudian Ruja bahkan tidak pernah diketahui keberadaannya kemudian.