Satu lagi proyek kartu debit dan kredit untuk cryptocurrency tumbang. Kali ini kartu debit dan kredit yang jadi korban adalah Wirecard. Penerbit kartu debit Wirecard itu terbitan MCO Eropa dan Inggris, berasal dari perusahaan Jerman, Wirecard AG.
Wirecard AG baru-baru ini menyatakan bangkrut pekan lalu. Akibatnya, salah satu marketplace kripto, crypto.com ikut menjadi tumbal. Crypto.com harus mencari operator kartu debit baru yang bisa mengakomodir operasionalnya.
Proyek-proyek yang menggunakan kartu debit dan kredit untuk cryptocurrency memang lebih banyak kisah tragisnya. Ketika masa ICO masih liar-liarnya, ada cukup banyak proyek-proyek serupa yang berakhir ditengah jalan. Atau kurang lebihnya berujung scam, tergerus masalah regulasi, dan hambatan-hambatan lainnya, termasuk juga resiko kebangkrutan seperti di Wirecard AG.
Sementara lantaran Wirecard yang bangkrut, tidak sedikit pula pengguna Crypto.com yang mengalami pending penarikan dana. Penangguhan penarikan dana itu bahkan sampai 14 jam, seperti yang dialami salah seorang pengguna di posting Reddit.
Sementara penyebab bangkurtnya Wirecard sendiri, memang sejak pertengahan Juni lalu sudah merosot drastis sampai 53,22%. Tertanggal 16 Juni, Wirecard AG masih diperdagangkan sekitar USD 104. Lalu menukik ke bawah menjadi hanya USD 1,41.
Tidak hanya keterlambatan penarikan dana saja, namun Crypto.com tersebut juga sempat memutuskan melakukan maintenance situsnya.
Banyak pihak mungkin tidak banyak percaya bahwa crypto.com menjadikan alasan bangkurtnya Wirecard AG sebagai alasan utama dari berbagai kendala yang ada. Pasalnya, total valuasi crypto.com sendiri masih bernilai sekitar USD 2 milyar, berdasarkan coinmarketcap.
Namun jika melihat dari sebagian besar proyek-proyek berbasis kripto yang menggunakan kartu debit dan kredit, hal ini akan tampak menjadi sebuah pola tersendiri. Dan selalu berulang kali terjadi. Sebagai contoh saja, sama tragisnya seperti pada proyek ICO Centra yang dihentikan oleh SEC karena tindak penipuan.
Proyek ICO Centra yang didirikan Centra Tech oleh Sam Sharma dan Robert Farkas dihentikan oleh SEC pada bulan April 2018 silam. Padahal, proyek itu sudah mengantongi dana sekitar 440 milyar rupiah.
Centra dituding melakukan penipuan token CTR menggunakan nama MasterCard dan VISA. Bahkan pihaknya juga berani menggunakan influencer beberapa bintang ternama, seperti Floyd Mayweather. Teruntuk berbagai proyek kartu debit dan kredit untuk dunia kripto, sejauh ini jika tidak dihentikan oleh otoritas yang berwenang, mungkin juga akan jatuh sendiri seperti yang dialami Wirecard AG. Terlebih, masa sekarang masih dihantui oleh efek pandemi corona secara global.