Di tahun 2018 ini, proyek ICO Eropa lebih mendominasi mengalahkan proyek ICO dari negara lain seperti US maupun Asia. Informasi tersebut berdasarkan laporan dari Fabric Ventures. Laporan tersebut berdasarkan pengamatan proyek-proyek ICO selama 9 bulan terakhir di tahun 2018 ini.
Berdasarkan laporan itu, proyek-proyek ICO yang berasal dari Eropa mencapai USD 4,1 milyar lebih. Total jumlah tersebut berkisar sekitar Rp. 61,2 trilyun jika di kurskan rupiah saat ini. Sementara di Amerika Serikat berkisar USD 2,6 milyar, dan Asia sekitar USD 2,3 milyar.
Salah satu penyebab terbesarnya, adalah karena wilayah di benua Eropa diuntungkan dengan regulasi yang ramah dengan dunia cryptocurrency.
Diuntungkan Dengan Regulasi Yang Ramah Cryptocurrency
Ambil sebagai contoh saja seperti di Perancis, negara tersebut mengambil sikap “tidak akan melewatkan revolusi blockchain”. Hal tersebut diungkapkan sendiri melalui Menteri Ekonomi Perancis, Bruno Le Maire, seperti yang dituliskan di Business Insider hari ini (18/10/18).
Di beberapa negara lain Eropa seperti Swiss dan juga Inggris juga mengambil sikap yang sama. Swiss juga ingin wilayahnya menjadi sebagai pusat pengembangan teknologi blockchain. Sedangkan di Inggris, negara ini bahkan sudah menerbitkan aset digital sendiri, seperti yang diungkapkan oleh Gubernur Bank of England, Mark Carney dalam kesempatan Bali Fintech Agenda pekan lalu.
Begitupun juga dengan Malta ataupun Lichtenstein. Kebijakan di negara-negara tersebut juga sudah cukup akomodatif untuk mendorong inovasi-inovasi teknologi berbasis blockchain.
Karena aturan yang lebih akomodatif untuk inovasi-inovasi teknologi berbasis blockchain ini, wilayah Eropa bahkan mampu menampung 5,5 juta pengembang. Jumlah ini melebihi jumlah pengembang di AS yang berkisar hanya 4,4 juta saja berdasarkan data dari Stack Overflow.
Wajar saja, benua Eropa memang terdiri dari 50 negara. Selain itu, perusahaan-perusahaan berbasis blockchain dari Eropa selalu memposisikan diri untuk membuka jalan pembuka secara internasional. Hal ini sengaja dilakukan untuk tidak terjebak dalam target ekonomi domestik yang kecil.
(Gambar: Fabric Ventures)