Di Amerika Serikat sendiri, telah ada hampir 30 negara bagian yang telah melegalkan penggunaan dan penjualan ganja untuk kebutuhan medis. Dari hasil polling di Amerika yang dimuat di people-press.org pada tahun 2010 lalu misalnya, telah menunjukkan hasil peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2008.
Hasilnya, 73% hasil vote menilai memperbolehkan penggunaan dan penjualan ganja untuk kebutuhan medis, 23% menolak, dan 4% saja yang abstain. Meski begitu, hasil polling menunjukkan hasil yang sedikit berbeda ketika berkaitan dengan pelegalan ganja.
Meski ada kenaikan dibandingkan tahun 2008, namun masih kecil jika berhubungan dengan legalitas formalnya. Dalam hasil polling tahun 2010 tersebut, 41% setuju dilegalkan, 52% menolak, dan 7 persen saja yang abstain dengan alasan tidak tahu.
Sementara di Indonesia sendiri, The Transanational Institute (TNI) pernah mempublikasikan makalah tentang tinjauan Manfaat Ganja di Indonesia, berdasarkan pola konsumsi, produksi, serta kebijakan selama ini. Ada sekian permasalahan yang menyebabkan mandeknya berbagai riset tentang manfaat ganja yang bisa dilakukan. Hal tersebut dikarenakan adanya bias dan ambiguitas perundang-undangan napza yang telah muncul sejak Konferensi Opium Internasional di tahun 1912 di Den Haag Belanda. Akibatnya, terjadi viktimisasi pengguna ganja yang secara keliru selama ini. Padahal di Belanda sendiri, termasuk Kanada, pemerintahnya mempunyai program khusus untuk perusahaan pemasok ganja herbal dalam menjaga kualitas mutunya.
Sementara itu, pemanfaatan ganja yang telah banyak digunakan secara tradisional telah banyak digunakan terutama di Aceh, dalam kitab-kitab lama seperti Mujarabat dan Tajul Muluk. Berdasarkan terjemah yang telah dilakukan sejak abad ke-16 dari kedua kitab tersebut, menyebutkan bahwa tanaman ganja menjadi obat herbal penting yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit, seperti diabetes.
Manfaat Ganja Dalam Dunia Medis
Telah ada begitu banyak tinjuan medis, hasil penelitian yang menyatakan banyaknya manfaat ganja untuk dunia medis, terutama fungsinya sebagai penghilang rasa nyeri mematikan yang paling efektif. Tidak hanya itu, manfaat ganja juga lebih bermanfaat untuk menghilangkan mual, meningkatkan nafsu makan, obat untuk penyakit parkinson, radang usus, PTSD atau gangguan stress pasca traumua, epilepsi, maupun multiple sclerosis.
Sementara itu, dari hasil penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Medis American Medical Association, menyatakan sedikit bukti tentang kemampuan ganja untuk mengobati kondisi kesehatan diluar rasa sakit kronis dan kejang otot akibat multiple sclerosis.
Garis besar dari paparan hasil penelitian tersebut, ada bukti kuat bahwa pemanfaatan ganja dalam dunia medis cukup banyak. Termasuk juga bagaimana Cannabis dapat berguna untuk penghilang mual dan muntah akibat kemoterapi, kenaikan berat badan penderita HIV, gangguan tidur, maupun sindrom Tourette.
Penelitian yang dilakukan tersebut telah melakukan 79 kali percobaan dengan melibatkan kurang lebih 6.462 peserta. Hasilnya, hanya ada 4 peserta saja yang mengalami bias resiko. Sedangkan sebagian besar lainnya menunjukkan ada perbaikan di keseluruhan gejala dengan memanfaatkan cannabis. Meski tidak dapat menunjukkan hasil statistik yang lebih baik, namun manfaat cannabis telah menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan tidak menggunakannya dalam dunia medis.
Garis besarnya, penggunaan ganja dalam dunia medis dapat digunakan sebagai terapi medis untuk mengobati penyakit dan mengurangi berbagai gejala penyakit. Pengunaannya juga dapat digunakan baik dengan dihisap, dicampur dengan makanan, atau dibuat menjadi teh. Produksi pemanfaatan cannabis juga dapat diproduksi secara sintetis, seperti untuk kapsul dronabinol, nabilone, dan nabiximol.
Industri Cannabis Medis
Industri Cannabis Medis secara legal, telah banyak dimulai di tahun 1996 berdasarkan persetujuan Proposisi 215 di California, atau yang kerap disebut dengan Compassionate Use Act. Proposisi 215 tersebut pertama kali diperkenalkan sejak tahun 2003 melalui California Senate Bill 420, yang secara sah memperbolehkan orang, dengan penyakit kronis tertentu, mempunyai hak baik membudidaya dan menggunakannya untuk kebutuhan medis.
Dari sisi industri cannabis medis ini, dapat diketahui potensi segmentasi pasar yang besar berdasarkan spektrum perusahaan yang cukup luas, mulai dari para petani hingga pengecer yang berperan langsung dalam produksi dan penjualan ganja untuk kebutuhan medis.
Berdasarkan proyeksi pertumbuhan pasar Industri Cannabis Medis di Amerika sendiri, ditaksir akan mencapai 24,4 – 44 milyar USD di tahun 2020 mendatang. Proyeksi pasar tersebut tentu saja adalah potensi pasar yang begitu besar.
Peran Platform NUVUS Berbasis Blockchain Dalam Industri Cannabis Medis
Dengan potensi pasar yang cukup besar tersebut, Platform Nuvus hadir sebagai jembatan yang diharapkan mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang kerapkali muncul dalam industri cannabis medis.
Berbagai permasalahan dalam industri cannabis medis tersebut salah satunya adalah tidak adanya standar yang berlaku secara umum, baik dalam hal pengumpulan dan penyimpanan data yang menjadi hal utama dalam industri farmasi.
Platform Nuvus Blockchain, dengan pengalamannya selama bertahun-tahun dalam industri cannabis medis mencoba menjembatani kesenjangan tersebut, dengan memanfaatkan perkembangan teknologi kekinian dalam pengamanan data melalui teknologi blockchain. Sehingga transaksi yang dilakukan dapat dilakukan dengan lebih aman, mudah dilacak, dan jauh lebih berguna untuk industri farmasi, terutama industri cannabis medis.
Para pelaku di industri cannabis medis, harus berusaha untuk dapat menyajikan data penting, akurat, dan selalu up to date yang berelasi juga dengan informasi data perusahaan teknologi, dokter, ilmuan, universitas dan pemerintah. Sehingga perusahaan tersebut juga akan mampu meningkatkan reputasi yang jauh lebih baik. Industri Cannabis Medis membutuhkan interaksi dan kerjasama yang lebih transparan baik antara para pembeli, penjual, hingga tenaga medis dan kaitannya dengan regulator.
Tidak hanya itu, platform Nuvus juga bisa memanfaatkan segmen dalam menyediakan pelatihan yang lebih profesional dalam pengelolaan, pemantauan dan aspek layanan teknis lainnnya, sehingga ekosistem industri tersebut dapat lebih dioptimalkan melalui perangkat keras maupun lunaknya.
Nuvus Corp, yang pertama kali berdiri sejak 1 Maret 2014 lalu telah banyak melakukan pengembangan, baik melalui riset produk, maupun melalui pengembangan teknologi yang bisa digunakan untuk merubah ekosistem industri menjadi lebih baik. Hasilnya, telah ada sekian layanan produk yang bisa dihasilkan, seperti SPIDer™, SmartSense™, CannaTrax™, CognetiX ™, SmartEnergy™, maupun integrasi layanan yang lebih mudah dapat diakses melalui perangkat mobile.
Lebih spesifik tentang CognetiX ™ tersebut, adalah sebuah piranti lunak yang digunakan untuk mengintegerasikan seluruh data dalam industri cannabis medis, yang disajikan dengan performa tinggi, dan secara real-time. Keseluruhan informasi data tersebut disajikan melalui berbagai macam komponen, seperti sensor, HVAC, dan lainnya.
Website: https://www.nuvus.io/
ICO: https://ico.nuvus.io/
Whitepaper: http://www.nuvus.io/whitepaper.html