PBB eksplorasi teknologi blockchain untuk mengatasi krisis sosial secara global, dan membantu negara berkembang. Pihak PBB mengumumkan hal tersebut pada genda Majelis Umum PBB ke 73 yang digelar di New York.
Upaya PBB eksplorasi teknologi blockchain tersebut adalah inisiatif yang dikembangkan sebagai bagian kerja dari United Nations Development Programme (UNDP).
Tujuannya tidak lain untuk mendukung dan membantu negara-negara berkembang dengan peningkatan sumber daya dan taraf hidup warga negara.
Dikabarkan dari The Nexweb, Asisten Sekjen PBB Haolian Xu mengatakan, “Kami percaya bahwa teknologi blockchain merupakan teknologi yang memiliki dampak besar di negara berkembang dalam berbagai cara,” terangnya.
Kabarnya, pihak PBB sendiri telah menjalin kemitraan dengan sebuah yayasan sosial blockchain bernama Blockchain Charity Foundation (BCF).
Terkait kemitraannya dengan BCF, Haolian Xu mengatakan bahwa UNDP cukup senang dengan komitmen kuat BCF untuk bekerjasama dengan UNDP dalam eksplorasi teknologi blockchain. Dengan tujuan untuk menciptakan solusi atas berbagai tantangan pembangunan yang paling sulit dilakukan di Asia dan Pasifik.
BCF ini adalah sebuah yayasan yang diluncurkan oleh Pemerintah Malta dan bekerjasama dengan Binance. Pada peluncuran yayasan yang digelar sekitar bulan Juli lalu itu, pihak Binance sendiri telah berjabat tangan dengan Presiden Malta.
Sementara pada agenda PBB tersebut, BCF juga memperkenalkan platform donasi untuk amal yang bersifat terdesentralisasi. Platform donasi amal itu memungkinkan untuk memberi donasi secara lebih transparan, terlacak dari mana dan kepada siapa dana itu akan digunakan.
Dalam beberapa pekan terakhir, BCF juga membuat alat komunikasi berbasis blockchain yang sepenuhnya off-grid. Alat komunikasi tersebut selain dapat digunakan untuk bertransaksi kripto, juga dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan lebih aman. Sehingga tidak ada kendala meskipun saat terjadi bencana alam.