Menteri ekonomi Swiss, Johann Schneider-Ammann, berkeinginan agar Swiss menjadi negara kripto. Menjadi alasan utamanya, sebab di Swiss telah menjadi pusat Initial Coin Offerings (ICO). Belum lagi ada sebuah yayasan besar di Swiss yang berada di balik Ethereum.
Keuntungan lebih bagi Swiss, mengingat China dan Korea Selatan telah melarang ICO. Atas hal itu, Swiss nampak ingin lebih menonjol dalam bermain di baris depan. Upaya logis yang dilakukan adalah dengan mendukung dan memberikan kerangka aturan yang lebih lunak, serta menguntungkan bagi peluncuran mata uang baru berbasis kripto.
Terkait dengan ICO ini, Swiss mengklaim sebagai sebuah rumah ideal peluncuran ICO. Regulator di Swiss ingin menerapkan aturan dan pengawasan yang lebih mendetail akan tentang peluncuran ICO. Kabarnya, di Swiss bahkan telah membentuk tim khusus untuk mengkaji peregulasian dan pengawasan ICO.
Obsesi yang ingin negara Swiss menjadi negara kripto dirasa cukup logis, terutama jika menyangkut banyaknya relasi dan aktivitas perbankan di Swiss yang bisa dilibatkan. Meskipun, dunia cryptocurrency masih dianggap menjadi subyek yang cukup kontroversial di kalangan bank sentral di banyak negara. Dunia masih berada di area ketidakpastian tentang kebijakan yang mesti diambil oleh otoritas moneter, tentang apakah harus membuat mata uang digital sendiri atau tidak.
Dilansir dari CoinDaily, Chairman Six Group Swiss, Romeo Lacher. juga mendukung upaya pemereintah untuk bisa menerbitkan mata uang Franc digital sendiri. Menurutnya, arah strategis peluncuran mata uang digital cukup bagus, meski nantinya akan ada banyak kesalahan yang terjadi, tapi nantinya akan belajar banyak dari hal itu.
Lacher cukup yakin bahwa Swiss akan meraih sukses dengan rencana peluncuran mata uang digital Swiss itu. Lebih spesifik tentang ICO, Lacher merasa ada kekhawatiran, terutama terkait dengan nilainya yang acapkali runtuh pasca ICO selesai. “Setelah ICO pertama selesai, akan ada jari yang terbakar,” tegasnya.
Senada dengan Lacher, pimpinan UBS, Axel Weber, pada tahun lalu juga menilai bank sentral harus lebih terbuka untuk dapat membuat versi digital mata uangnya. Anggapannya, mata uang digital itu dapat memberi manfaat yang signifikan bagi masyarakat. Tidak hanya itu, Waber juga ingin agar lembaga keuangan besar di Swiss dapat mengembangkan aplikasi yang menggunakan teknologi ledger terdistribusi (blockchain) yang menjadi tulang punggung bitcoin.
Pasca peluncuran mata uang kripto Petro di Venezuela, beberapa negara lain memang mulai marak kembali berkeinginan sama. Iran dan juga Turki, berkeinginan juga untuk membuat mata uang digital berbasis kripto sendiri. Bisa jadi, fenomena serupa akan terus bermunculan dalam beberapa waktu ke depan.