BitcoinMedia – IPFS. Pada 29 Juli lalu, Global Blockchain Investment Summit (GBIS) yang diselenggarakan bersama oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Global Investment Blockchain Alliance, Asosiasi Blockchain Hong Kong, serta Pusat Inovasi dan Pendidikan Blockchain (BCEE) telah digelar di Jakarta, Indonesia.
Agenda konferensi yang berlangsung selama dua hari itu telah mengeksplorasi wacana-wacana mutakhir, seperti transformasi ekonomi digital di Indonesia, aplikasi industri blockchain, dan juga munculnya era perdagangan terdistribusi.
Di hari kedua pada tanggal 30 Juli, dalam event tersebut lebih fokus pada perdagangan terdistribusi. Dengan melihat pada tata letak dan pengaplikasian di masa depan dari ekologi perdagangan terdistribusi, memiliki tiga segmen utama: Ruang Penyimpanan Terdistribusi, Mesin Pencarian Terdistribusi, dan E-commerce Terdistribusi.
Era Internet saat ini memasuki fase yang matang sejak munculnya pengembangan 5G dan Artificial Intelligence (AI). Pada tahapan ini, ekonomi digital sudah terpampang akan memasuki era ledakan data yang nyata.
Di tahun 2018 saja, Amerika Serikat telah menghasilkan data sekitar 6,9ZB (1ZB berkisar sekitar 1 trilyun Gigabyte), berdasarkan laporan dari IDC. Sedangkan di Cina, sudah mampu memproduksi data sebesar 7,6ZB.
Proyeksi di tahun 2025, AS diperkirakan akan memproduksi data sebesar 30,6ZB, dibandikan dengan Cina yang diperkirakan akan memproduksi data sebesar 48,6ZB. Artinya bahwa jumlah total data dunia akan tumbuh dari 33ZB di tahun 2018 menjadi 175ZB di tahun 2025, dengan CAGR sekitar 61 persen.
Edwin, CEO Kanto Smart Technology mengatakan:
“Ketika sumber daya internet meningkat terus secara eksponensial, kelemahan protocol http muncul: irrecoverability, rendahnya keamanan, biaya perawatan meningkat, dan tidak jelasnya kepemilikan data informasi. Hal ini menjadi hambatan serius untuk perkembangan ekonomi digital.”
Edwin – CEO Kanto Smart Technology
Lebih jauh Edwin menegaskan, “Model penyimpanan data secara konvensional sulit untuk bisa menembus bottleneck, atau macetnya proses transmisi data. Hal inilah yang membuat ruang penyimpanan IPFS muncul, dan akan menempati pasar ruang penyimpan data senilai jutaan dolar,” tegasnya.
Jaringan IPFS adalah jaringan terdistribusi dan bersifat fine-grained. Konten yang terdisitribusi di dalamnya mudah untuk disatukan sehingga menjadi kompatibel untuk semua tipe data. Seperti gambar, video, database terdistribusi, hingga sistem operasi, dan lain-lain.
Dalam mode penyimpanan data di IPFS terdistribusi, file yang tersimpan di dalam IPFS akan disimpan dalam block, setiap node hanya akan menyimpan sebagian file saja, mempertahankan sidik jari yang telah tertambat di file itu, sehingga pengguna mudah untuk membaca file.
Selain itu, pengguna juga bisa mengunduh file tersebut secara bersamaan dari ratusan server yang tersebar. Hal ini akan menghemat penggunaan bandwidth sekaligus bisa meningkatkan efisiensi dalam membaca file.
Dalam hal ini, node juga menggunakan mekanisme yang mirip seperti Git saat merekam ataupun modifikasi file, serta Merkle Tree yang berfungsi untuk memverifikasi integritas file tersebut. Insentif yang digunakan di IPFS adalah berbasis seperti Filecoin untuk mendorong peserta dalam menyediakan ruang penyimpanan gratis di dalam jaringan.
Dari gambar diatas, dapat kita lihat bagaimana sistem IPFS cukup efektif meningkatkan efisiensi penyimpanan data. Ada pemblokiran penyimpanan file, verifikasi integritas file, dan juga mekanisme insentif penyimpanan data menjadi satu kesatuan ekosistemnya. Data yang tersimpan dipotong dalam bagian kecil-kecil, kemudian di enkripsi, lalu disebarkan ke seluruh node.
Mekanisme tersebut berfungsi agar menghindari kebocoran data ataupun resiko lainnya ketika terjadi error yang kerap terjadi di server terpusat. Selain itu, dalam ekosistem penyimpanan berbasis IPFS juga dapat memanfaatkan sumber daya ruang cadangan hard drive sepenuhnya. Sedangkan node sendiri dapat memperoleh manfaat besar, sehingga biaya besar untuk membangun sistem ruang penyimpanan data terpusat dapat diatasi.
Sebagai sebuah protokol baru yang akan mendasari perwajahan Internet baru, IPFS akan banyak mengubah bagaimana cara mentransmisikan data di WEB secara global, serta bagaimana data itu akan digunakan di dunia. Hal tersebut akan seiring dengan pencapaian peningkatan efisiensi serta solusinya dalam masalah pendistribusian data.
Dengan mengandalkan protokol secara fundamental, ruang penyimpanan terdistribusi IPFS dapat memberdayakan perdagangan terdistribusi, memungkinkan transmisi data dengan kecepatan tinggi, meningkatkan kompatibilitas jaringan, mengkoordinasikan program, memenuhi kebutuhan bisnis, dan berujung untuk mampu mempromosikan transformasi dan pengembangan ekonomi digital secara global. Seluruh manfaatnya akan mampu menciptakan pertumbuhan yang eksplosif untuk ekonomi digital.