Departemen khusus untuk pengembangan teknologi Pemerintah Inggris, Innovate UK, tingkatkan pendanaan untuk proyek pengembangan teknologi berbasis blockchain. Disampaikan secara resmi pada tanggal 22 Januari 2018 lalu, bahwa Innovate UK siap menginvestasikan dana sebesar 19 juta ponsterling atau setara dengan 359,3 miliar rupiah kepada organisasi-organisasi yang mempunyai proyek-proyek inovatif, dan 12 juta ponsterling atau kurang lebih 226,9 miliar rupiah kepada kemitraan bisnis di sektor pengembangan teknologi yang sama.
Didirikan di tahun 2007 lalu, Innovate UK didedikasikan untuk mendorong pengembangan inovasi baru melalui hibah dan investasi. Badan ini memiliki sejarah mencari ide dan proyek baru di sektor blockchain. Pada bulan Juli lalu, agensi ini mencari penawaran dari kelompok-kelompok yang dapat menerapkan alat-alat blockchain ke dalam teknologi baru bidang kesehatan.
Sebelumnya, Innovate UK juga telah memberi dana sebesar 248.000 ponsterling kepada startup blockchain dalam mengembangkan alat transaksi keuangan lintas batas menggunakan Ethereum. Saat memberikan komentar di media, pendiri sekaligus CEO Tramonex, Amine Berraoui mengatakan bahwa perusahaannya akan menggunakan pendanaan tersebut untuk mengembangkan tool blockchain. Startup Tramonex ini adalah startup yang berbasis di London, platformnya mampu menangani transfer uang meski menggunakan 45 mata uang yang berbeda.
Sedangkan di proyek baru Innovate UK ini, pada proyek pengembangan teknologi nantinya, lebih diarahkan untuk pengembangan teknologi di bidang kesehatan dan life sciences. Dan salah satunya dimaksudkan juga tentang penggunaan public ledger terdistribusi atau yang dikenal dengan blockchain.
Empat sektor yang secara khusus menjadi sasaran utama pendanaan tersebut adalah:
- teknologi-teknologi baru, baik yang masih baru dikembangkan, atau masih dalam penelitian. Mencakup tentang biofilm, penghasil energi, graphene dan teknologi pencitraan mutakhir.
- teknologi digital, khususnya di bidang mesin pembelajaran dan kecerdasan buatan, cybersecurity, big data, blockchain, IoT, 5G dan VR, serta augmented reality.
- memungkinkan kemampuan, seperti elektronik, sensor dan Photonics, robotika dan sistem otonom, serta peluang industri kreatif.
- aplikasi ruang angkasa termasuk komunikasi satelit, PNT (Positioning, Navigation, and Timing), dan Earth observation (EO).
Keseluruhan proyek nantinya diharapkan mampu mendorong pertumbuhan bisnis, produktivitas atau kesempatan ekspor untuk setidaknya satu UKM dan diterapkan di lebih dari satu industri, sektor maupun pasar. Batas waktu yang telah ditentukan hingga 28 Maret 2018 nanti.
Pengajuan proposal ini harus dijalankan oleh kelompok bisnis atau organisasi yang melakukan penelitian pengembangan teknologi. Ruang lingkup proyek-proyek ini haruslah memakan biaya setidaknya 35.000 ponsterling, atau kurang lebih 661,9 miliar rupiah. Proyek nantinya juga diharapkan dapat berjalan setidaknya selama tiga bulan, namun bisa juga sampai tiga tahun dengan biaya sebesar 2 juta ponsterling.
Di dalam pengumuman itu, terdapat kriteria kelayakan yang menerangkan bahwa bisnis tersebut harus mampu meningkatkan hingga 70 persen biaya mereka sendiri. Sedangkan untuk pengembangan proyek yang berfokus pada teknologi buku besar terdistribusi atau blockchain, diharapkan mungkin mampu bersaing untuk memperoleh dana pada bidang lain seperti mesin pembelajaran, kecerdasan buatan, virtual reality, dan yang lainnya. (ida/adi)