Hardfork ZCoin yang dirilis hari ini adalah terkait dengan aktivasi MTP (Merkle Tree Proof of Work). MTP ini merupakan sebuah algoritma baru yang menggantikan Lyra2z, yang sebelumnya digunakan Zcoin. Aktivasi tersebut persis segera dirilis pada hari ini (10/12/18) pada pukul 12:00 UTC.
Artinya, block yang ditambang menggunakan algoritma Lyra2z setelah pada tenggat waktu aktivasi MTP, tidak akan diterima menjadi satu block yang valid. Protokol baru dengan rilis MTP tersebut sebelumnya sudah dirilis pada versi klien 0.13.7.1 yang sudah diluncurkan sejak bulan Oktober lalu.
Namun, hardfork yang dilakukan ZCoin dengan aktivasi MTP tersebut bukanlah bermakna untuk split coin yang umumnya dipahami pengguna awam kripto tentang hardfork. Hardfrok itu sendiri adalah pembaruan protokol dasar yang umumnya harus diikuti oleh seluruh node di dalam jaringan, dalam hal ini adalah jaringan ZCoin.
Dengan aktivasi MTP sebagai algoritma proof of work Zcoin yang baru, dilakukan agar ekosistem pertambangan ZCoin lebih tahan terhadap penggunaan perangkat ASIC maupun serangan botnet. MTP ini memiliki sejumlah kelebihan karena kinerjanya memang berdasarkan pada kinerja memory perangkat keras.
Ada konsep yang coba untuk dicapai pengembang ZCoin terkait dengan “Egalitarian Computing” dengan aktivasi MTP ini. Proyeksi untuk ekosistem pertambangan ZCoin diharapkan mampu lebih egaliter, karena semua platform perangkat yang digunakan menjadi relatif memiliki biaya yang sama.
Tujuannya tidak lain agar node yang ada memiliki kesempatan yang sama. Meskipun penambang menggunakan CPU, menjadi tetap bisa berkompetisi dengan penambang lain yang menggunakan CPU. Alasannya jelas, ketika yang digunakan adalah memory perangkat keras, maka biaya untuk komputasi proses pertambangan pun menjadi sama antara GPU dan CPU.
ZCoin Punya Daya Tawar Lebih Dibandingkan Privacy Coin Lain Maupun Layanan Mixing Transaksi
Hardfork Zcoin dengan rilis MTP ini menjadikan varian kripto Privacy Coin ZCoin menjadi lebih punya daya tawar jika dibandingan dengan yang lain. Misalkan saja jika dibandingkan dengan layanan mixing transaksi atau Tumbler seperti CoinJoin yang digunakan di DASH, terkesan masih memiliki celah untuk dapat melacak transaksi.
Layanan Mixing transaksi tersebut umumnya merupakan layanan pihak ketiga. Privasi yang didapatkan juga berdasarkan dengan jumlah pengguna. Artinya, semakin besar jumlah pengguna layanan yang ikut serta dalam transaksi itu, maka semakin kuat juga privasi transaksi yang dilakukan. Sedangkan hal tersebut juga berlaku sebaliknya.
Penggunaan layanan mixing transaksi juga kerap dianggap menggunakan anonimitas standar yang bersifat cukup sederhana. Tidak hanya itu, pengguna layanan tersebut juga harus online. Keharusan pengguna untuk online ini tentu saja menjadi celah tersendiri, terlebih jika layanan itu adalah layanan dari pihak ketiga.
Jika dibandingkan dengan Privacy Coin lain, ZCoin juga lebih punya daya tawar. Tentu saja karena privasi yang disuguhkan di dalam ZCoin sendiri sudah dimasukkan kedalam protokolnya. Dan hal ini jelas cukup berbeda jika dibandingkan dengan privacy coin lain.
Implementasi Zerocoin yang digunakan ZCoin mampu memberikan zero-knowledge proof pada transaksi yang dilakukan. Sehingga transaksi pada ZCoin sendiri dapat dibuat meskipun tanpa pengguna harus mengungkapkan informasinya.