Belum lama ini, Mark Zuckerberg, pendiri Facebook ini mengunggah video di platformnya terkait dengan keinginan untuk membuat Facebook dapat terintegerasi dengan Blockchain. Salah satu hal yang coba dibidiknya tidak lain adalah berupaya agar pengguna bisa masuk atau login di facebook hanya melalui satu pintu saja, tanpa harus melalui pihak ketiga lainnya.
Inisiatif tersebut atas dasar karena sejauh ini ada beberapa layanan pihak ketiga lain seperti Facebook Connect, ataupun juga aplikasi sejenis lainnya. Di video yang panjang berdurasinya hingga satu jam lebih itu, Mark bertujuan untuk mengganti opsi login dari layanan facebook connect pihak ketiga tersebut dengan sesuatu yang sepenuhnya terdesentralisasi.
Mengutip perkataan Mark dengan konsep ide itu adalah, bahwa pengguna menyimpan data informasi miliknya sendiri, lalu menyimpan itu pada sebuah sistem yang terdesentralisasi. Sehingga pengguna bisa memilih login tanpa menggunakan perantara lain apapun.
Dalam hal inilah Facebook mulai irasional ketika mencoba berspekulasi menggunakan Blockchain. Bagaimana tidak, platform Facebook yang diusungnya sendiri adalah sebuah platform yang terpusat. Hal tersebut cukup kontradiktif dengan keinginannya.
Keingingan Mark Zuckerberg di Facebook mulai irasional karena mencoba mendesentralisasikan proses login dari Facebook yang sepenuhnya tersentralisasi. Dengan kata lain, apa manfaatnya? Toh tetap tidak akan mengubah kenyataan bahwa Facebook tetaplah bersifat terpusat.
Pada tanggal 12 April 2018, Mark Zuckerberg pernah dipanggil oleh Kongres Amerika Serikat sehubungan dengan kebocoran 87 juta pengguna Facebook ke salah satu Firma Konsultan Cambridge Analytica.
Tidak hanya itu, Mark juga dipanggil oleh Badan Legislatif AS terkait dengan investigasi peran Rusia dalam Pilpres AS tahun 2016. Sementara saat memberikan kesaksiannya di depan Kongres, Mark sendiri mengakui bahwa ada informasi data pengguna yang telah dijual ke pihak ketiga.
Tidak hanya sekali, namun pihak kejadian penjualan data pengguna Facebook itu sempat terungkap di publik berkali-kali. Sempat tertulis di media Market Watch pada bulan November 2018, bahwa karyawan Facebook sendiri terlibat dalam melakukan aksi itu. Upaya itu dilakukan melalui email yang mencoba mendorong pemasang iklan agar mau memberikan biaya lebih untuk bisa mengakses data pengguna tersebut.
Apakah Mark hanya berupaya mengaburkan fakta bahwa pihaknya pernah melakukan hal fatal itu dengan menutupnya seolah Facebook telah berubah terdesentralisasi nantinya? Bagaimanapun, publik tetap akan mengetahui bahwa Facebook tidak akan pernah menjadi terdesentralisasi, terlebih bagi komunitas Bitcoin.
Bagaimanapun, Mark Zuckerberg memang sudah lama berkeinginan untuk bisa integerasikan kripto di Facebook. Keinginannya iitu sudah pernah dilontarkan pada awal tahun 2018 silam. Mungkin, Mark mulai banyak melihat varian sosial media lain yang dibangun menggunakan cryptocurrency, seperti Steemit, Your Network, atau yang lainnya.