Era Peperangan Varian Core Bitcoin – Bagian Empat Skalabilitas Bitcoin
Era Peperangan Varian Core Bitcoin. Setelah munculnya spekulasi Bitcoin XT, perdebatan skalabilitas Bitcoin pun makin tambah meruncing. Hingga akhirnya sebagian besar developer core memutuskan membuat sebuah surat terbuka. Surat ini, ditujukan kepada seluruh komunitas Bitcoin.
Tujuan dibuat surat terbuka ini, adalah untuk menginformasikan seluruh komunitas Bitcoin, agar mengikuti workshop yang digelar 2 kali, yakni di Montreal pada 12-13 September 2015, dan juga di Hongkong pada bulan Desember 2015.
Setidaknya, pada surat terbuka tersebut, telah ditandatangani oleh kurang lebih 30 orang developer Bitcoin Core, kecuali Gavin Andresen dan Mike Hearn yang akhirnya memutuskan absen. Tema besar pada workshop tersebut adalah “Scalling Bitcoin”. Secara spesifik, nantinya pada workshop tersebut, adalah fokus membahas tentang perdebatan tersebut. Berusaha untuk mencari pemecahan yang diharapkan dapat secara lebih signifikan membawa perubahan yang terbaik.
Namun, nampaknya, pertemuan, workshop tak juga mendapatkan kebulatan kesepakatan. Perdebatan tentang limit block, masih saja seakan menemui jalan buntu. Sedangkan, beberapa developer Core sendiri juga tetap melakukan update-update versi terbaru Bitcoin.
Sementara, Bitcoin XT pun tetap berjalan. Node Bitcoin XT juga bertumbuh, namun sayangnya tidaklah mampu memenuhi harapan yang seharusnya. Terbukti, sepanjang bulan September hingga Januari 2016, hanya mampu 10% dari total node saja.
Bagaimanapun juga, munculnya varian Bitcoin XT, adalah pintu awal, peperangan varian Core Bitcoin. Sehingga tidak bisa dipungkiri, bahwa telah ada fraksi-fraksi di komunitas Bitcoin, yang muncul sebagai kondisi nyata dari sebuah entitas yang memang tanpa ada sentralitas.
Kondisi layaknya seperti peperangan core Bitcoin ini, dituliskan dalam beberapa artikel yang diunggah di banyak media online. Seperti di Junseth.com, bitcoin magazine, dan banyak yang lain. Sebuah artikel di junseth.com dengan judul, Blockchains Are War, menggambarkan narasi apik bagaimana sebuah teknologi desentralisasi dengan ujung tombaknya, Blockchain, menghadapi sebuah problematika yang cukup rumit.
Karena elemen-elemen penuh kepentingan dari pemilik modal besar, pada akhirnya pun berusaha untuk ikut ambil bagian di dalamnya. Hingga, ekosistem dunia Blockchain pun mau tidak mau menjadi sarat kepentingan. Banyak industri-industri besar, seperti Goldman Sachs, Nasdag hingga JPMorgan, mulai ikut melirik dan berusaha mengambil peran yang dinilainya cukup prospektual dan sangat menguntungkan.
Era peperangan varian core bitcoin, sudah ditandai sejak munculnya Bitcoin XT, alhasil, ketika perdebatan tak juga ada titik terang, muncul lagi sebuah varian core Bitcoin bernama Bitcoin Classic. Hingga tak lama kemudian, muncullah varian lainnya lagi, dengan nama Bitcoin Unlimited.
Munculnya beberapa varian core Bitcoin, umumnya telah ditandai dengan munculnya proposal pengembangan Bitcoin. Beberapa proposal yang telah muncul dan mendasari rancangan perubahan limit block, seperti pada BIP 100, 101, 102, 103, 109, dan juga BUIP 001.
Secara umum, kesemua BIP tersebut, adalah proposal untuk menaikkan limit Block. Begitupun halnya dengan Bitcoin Classic, yang dimulai sejak adanya BIP 109. Pada BIP 109 tersebut, adalah usulan untuk hardfork, dan menaikkan ukuran limit block menjadi 2mb.
Varian Core Bitcoin: Bitcoin Classic – Januari 2016
Bitcoin Classic, muncul hampir sama seperti halnya Bitcoin XT, muncul sebagai sebuah pilihan ketika kondisi perdebatan limit block bitcoin tak berujung menemukan titik terang. Adalah TomZ Zender, yang mengembangkan Bitcoin Classic. Ia, melakukan forking Bitcoin Classic ini dari code Bitcoin Core.
Tidak bisa diketahui secara pasti, kapan detail waktu forking Bitcoin Classic ini dilakukan hingga kemudian dikembangkan. Namun sudah bisa dipastikan, bahwa kemunculan Bitcoin Classic lebih dahulu ketimbang Bitcoin Unlimited. Karena, Bitcoin Unlimited ini, adalah hasil hasil forking juga dari Bitcoin Core, dan mengadopsi dari Bitcoin Classic juga.
Secara pasti, yang membedakan Bitcoin Classic dengan Bitcoin Core, adalah karena kapasistas limit blocknya sebesar 2 megabyte. Maka artinya, maksimum transaksi yang bisa diproses dengan core classic tentu juga dua kali lipat dari Bitcoin Core aslinya yang mempunyai limit block kurang dari 1 megabyte saja.
Kemunculan Bitcoin Classic, konon telah cukup banyak mendapat dukungan dari beberapa developer bitcoin core, seperti Jeff Garzik dan Gavin Andresen. Selain itu, beberapa perusahaan besar yang banyak berkecimpung di dunia Bitcoin juga turut mendukung, lantaran sudah pasti dengan Bitcoin Classic, akan cukup banyak bermanfaat dan mendulang keuntungan lebih besar. Beberapa perusahaan itu seperti halnya Coinbase, Bitstamp, Circle maupun juga Roger Ver. Belakangan, Roger Ver ini justru nantinya paling antusias muncul dibalik Bitcoin Unlimited.
Varian Core Bitcoin: Bitcoin Unlimited – Januari 2016
Setelah muncul Bitcoin Classic, era peperangan varian core bitcoin pun berlanjut. Hingga kemudian ada forking lain lagi dari core Bitcoin, yakni Bitcoin Unlimited. Andrew Stone adalah pengembang di Bitcoin Unlimited ini. Meski Bitcoin Unlimited mengambil cabang yang sama pada code Bitcoin Core, namun, juga mengadopsi beberapa hal dari Bitcoin Classic.
Garis besarnya, pada Bitcoin Unlimited (kemudian banyak disebut dengan singkatan BU) akan menganggap valid block baru meskipun berukuran lebih dari 1 megabyte. Sehingga sedikit berbeda dari Classic yang telah ditentukan besaran limit blocknya berkisar kurang dari 2 mb.
Andrew Stone sendiri, sebelumnya telah membuat sebuah proposal pengembangan Bitcoin. Jika pada proposal pengembangan core bitcoin umumnya disebut dengan BIP (Bitcoin Improvement Proposal), namun pada proposal Andrew Stone disebut dengan BUIP 001, pada 26 September 2015.
Ada banyak kontroversi terjadi semenjak BU merilis versi stable mereka pada 14 Maret 2017. Bisa dikatakan, munculnya BU telah banyak menyedot perhatian banyak orang. Hal itu terutama karena banyak didukung oleh beberapa mining pool bitcoin, seperti Bitcoin.com, BTC.TOP, GBMiner, dan juga ViaBTC.
Tak lama kemudian, salah satu pool besar Bitcoin, Antpool, secara tiba-tiba juga berubah haluan, dan ikut juga mendukung dan beralih ke BU. Sejak itu pula, makin banyak pasang mata tertuju pada BU. Terutama jika Antpool, adalah milik pengembang ASIC (Bitmain) yang selama ini telah banyak mendominasi perangkat penambangan Bitcoin.
Hal tersebut tentu saja menjadikan kekhawatiran yang cukup mendasar. Alasan paling utamanya adalah tentu berpotensi menjadi sentralisasi ekosistem pertambangan Bitcoin. Jika hal ini sampai terjadi, maka tentu saja, sejumlah masalah besar akan muncul, membuka potensi besar serangan 51% attack.
Namun, ternyata, pada pengembangan core Bitcoin Unlimited, tidaklah sebagus yang diharapkan. Sejumlah masalah dan kontroversi lainnya mulai muncul ke permukaan. Sejumlah kontroversi itu dimulai sejak 26 Agustus 2016, ketika salah seorang melihat bahwa node Bitcoin Classic di forking pada tesnet BigBlock. Tesnet ini umumnya adalah jaringan tersendiri Bitcoin, untuk melakukan pengujian saja.
Permasalahan itu muncul, ketika salah satu node dari pool bitcoin.com, mulai memproduksi block baru dengan ukuran yang cukup besar. Hal ini tentu saja pada akhirnya akan bertentangan dengan protokol yang ada. Sehingga, pada usulan BIP 109 pun menjadi sebuah pertentangan transaksi di jaringan Bitcoin.
Dilanjut kemudian, Maxwell berusaha untuk bertanya pada Roger Ver tentang kejadian tersebut. Sedangkan Andrew Stone sendiri justru mempertanyakan kenapa bisa dikatakan Bitcoin Unlimited dianggap melanggar aturan yang ada. Pada saat inilah, pada akhirnya diketahui bahwa bitcoin.com, pool milik Roger Ver ini telah beralih menggunakan BU.
Maxwell pun berusaha menunjukkan url link transaksi yang dianggap melanggar BIP 109. Ia menilai, pada peristiwa itu, akhirnya akan berujung munculnya cabang lain di blockchain. Tapi, lagi-lagi Andrew Stone tidak menganggapnya berbeda. Andrew Stone berkata:
“I haven’t even bothered to find out the exact cause. We have had BUIP016 passed to adhere to strict BIP109 compatibility (at least in what we generate) by merging Classic code, but BIP109 is DOA — so no-one bothered to do it.
I think that the only value to be had from this episode is to realise that consensus rules should be kept to an absolute, money-function-protecting minimum. If this was on mainnet, I’ll be the Classic users would be unhappy to be forked onto a minority branch because of some arbitrary limit that is yet another thing would have needed to be fought over as machine performance improves but the limit stays the same.”
Stone tetap menyangkal bahwa BU adalah hasil forking Bitcoin Classic dan menggunakan BIP109 yang pada akhirnya melanggar konsensus transaksi valid block, meskipun itu hanya terjadi di jaringan Tesnet saja.
Gambaran nyatanya, varian core Bitcoin Classic dan Unlimited, memanglah menjadi celah terjadinya serangan. Banyak anggapan dengan kejadian diatas, menilai ketidakmampuan developer dari Bitcoin Unlimited.
Lebih jauh, pada 17 Nopember 2016, Andrew Stone mempublikasikan sebuah artikel di medium.com tentang Bitcoin Core, dengan judul “A Short Tour Of Bitcoin Core”. Pada artikelnya itu, ia mengklaim bahwa core versi Bitcoin Unlimited adalah yang terbaik dan paling stabil. Namun Gregory Maxwell, menyatakan dan berkata:
“Perhaps the biggest and most concerning danger here isn’t that they don’t know what they’re doing– but that they don’t know what they don’t know… to the point where this is their best attempt at criticism.”
Perkataan Maxwell itu, adalah kritik pedas pada developer BU. Ia menganggap developer BU telah melakukan hal yang tidak mereka ketahui dengan pasti. Namun tetap saja, kritik itu tidaklah membuat BU mampu mengambil pelajaran.
Semenjak dirilis versi 1.0 BU pada 27 Januari 2017, mulai terlihat kenyataan mengapa banyak orang ketidakmampuan developer BU. Ditandai dengan munculnya bug pada core BU. Ada sebuah transaksi coinbase pada block dengan ukuran yang lebih besar dari 1mb, yang berasal juga dari pool milik Roger Ver, yakni bitcoin.com.
Perbedaan ukuran block tersebut, tentu saja pada akhirnya akan ditolak oleh node Bitcoin Core. Andrew Stone pun mengaku telah banyak melakukan perbaikan atas hal itu. Dan menyatakan bahwa bug di BU, tak lagi ada.
Bisa dikatakan, peristiwa itu tak ubahnya seperti halnya upaya yang berusaha mengambil alih jaringan Bitcoin dengan proses HardFork. Era peperangan varian core bitcoin pun tetap makin meruncing. Dan lagi-lagi, ada beberapa kondisi yang makin menunjukkan bahwa pada core BU banyak terjadi permasalahan.
Tepatnya pada 14 maret 2017, hampir 75% node BU secara tiba-tiba jatuh hanya dalam beberapa menit saja. Namun nampaknya, bahkan Andrew Stone pun tidak menyadarinya. Ia bahkan menganggapnya bahwa kemungkinan penurunan pada Bitcoin Core juga kurang lebih 5%. Lebih jauh ia juga berkomentar di forum Reddit, bahwa penurunan node BU, terjadi karena adanya serangan. Andrew Stone berkata:
“The Bitcoin Unlimited team found the issue, identified it as an attack and fixed the problem before the Core team chose to ignore it.”
Atas peristiwa tersebut, pihak BU berusaha menyudutkan PeterTodd, developer Bitcoin Core, yang dianggap sebagai orang dibalik penyerangan node BU. Hal ini berawal dari tweet PeterTode yang menjelaskan bahwa BU terjadi serangan. Padahal, tweet PeterTood tersebut, beberapa jam setelah serangan terjadi. Di forum-forum bitcoin, maupun PeterTodd sendiri, menyuguhkan bukti-bukti bahwa dev BU telah banyak berbohong, dan memanipulasi fakta yang ada, termasuk yang justru menyatakan seolah-oleh PeterTodd adalah tokoh dibalik permasalahan BU.
Perdebatan tentang limit block makin bergulir kencang di tahun 2017. Bisa jadi pada era peperangan varian core Bitcoin ini, akan muncul lagi beberapa varian core lainnya. Terlebih, belakangan ada indikasi akan adanya split untuk Bitcoin Unlimited, termasuk juga bergulirnya wacana bahwa BU nantinya akan menjadi Altcoin.
2 Comments
Maaf, saya belum mengerti betul tentang bitcoin ini.
Apa sebenarnya yang menjadi masalah jika sebuah block berukuran lebih dari 1 megabyte atau kurang dari itu?
Maksud saya dalam hal nilai. Apakah nilainya berbeda?
Harap maklum, saya masih mengasumsikan Bitcoin seperti saya memandang uang kertas.
Bisa dijelaskan lebih sederhana untuk orang awam seperti saya?
Semua transaksi bitcoin, disimpan dan dikelompokkan dalam masing-masing block baru yg valid setiap rata-rata waktu 10menit. Block-block baru yg dianggap valid itu, disusun berdasarkan aturan yg berlaku saat ini, adalah berukuran kurang dari 1megabyte.
Jika ukuran block yg valid yg sesuai dgn aturan yg ada saat ini haruslah berukuran kurang dari 1mb, maka otomatis jika ada block dgn ukuran lebih dari 1mb, akan ditolak, dianggap tidak valid.
Block-blok baru yg diciptakan setiap rata-rata waktu 10menit itu, digunakan sebagai bagian dari mekanisme penciptaan unit-unit baru bitcoin. Jika ukuran block ditambah limitnya, maka secara otomatis jg akan menambah jumlah transaksi yg dapat diproses penambang setiap kurun waktu 10menit.
Yg dikhawatirkan jika ukuran block ditambah, maka kapasitas storage jaringan bitcoin semakin besar. Dan menurunkan jg tingkat keamanan bitcoin. Disamping itu, penambahan ukuran limit block itu masih dianggap belum saatnya. Krn jangka panjang bitcoin, diharapkan sesuai denan perkembangan teknologi hardware yg ada. Termasuk jg dengan tingkat perkembangan ruang kapasitas storage, jaringan, dan banyak yg lain.
Yang cukup krusial untuk perubahan limit block tersebut, artinya perubahan itu haruslah mengubah aturan paling dasar yg sangat mempengaruhi ekosistem pertambangan. Hal tersebut memengaruhi jg “ekonomi bitcoin” yg sebenarnya sudah diplanningkan sedemikian rupa dalam aturan-aturan dasar yg telah ditambatkan di core bitcoin.
Sehingga tidak ada cara lain untuk merubah limit block bitcoin kecuali dengan cara hardfork. Padahal selama ini bitcoin selalu berusaha untuk menghindari hardfork. Demi berusaha untuk menjaga keaslian bitcoin, keamanan dan masih banyak yg lain.