Setelah mampu meredam harga XEM yang anjlok setelah kasus peretasan Coincheck.com beberapa waktu lalu di Jepang, Presiden NEM Foundation Lon Wong kemarin (22/03/2018) petang, meluncurkan ProximaX, yang digadang-gadang sebagai perluasan dari teknologi Blockchain NEM yang dibesut sejak 2015. EdukasiBitcoin memperoleh informasi awal soal ProximaX ini sumber internal NEM Foundation yang dapat dipercaya, dan selanjutnya dikonfirmasi langsung oleh Lon Wong melalui pesan Telegram, dua jam sebelum website ProximaX diterbitkan. Tetapi, Lon Wong masih enggan berbicara lebih terperinci soal proyek anyar ini.
“ProximaX meleburkan blockchain, penyimpanan (storage), streaming dan algoritma konsensus yang memungkinkan pengembangan aplikasi desentralistik dan aplikasi lintas industri yang canggih dalam satu platform yang utuh,” demikian petikan dari whitepaper-nya.
Memanfaatkan core technology Blockchain NEM yang sudah ada, ProximaX menawarkan generasi baru API yang disokong oleh protokol blockchain baik private dan publik. Lapisan beragam service pun diperkaya dengan penyimpanan (storage) yang desentralistik, pengiriman pesan yang lebih aman dan pengiriman konten streaming berprinsip peer-to-peer. Dinilai “berjarak” dengan Blockchain NEM, ProximaX memutuskan menggunakan koin sendiri bernama XPX sebagai unsur insentif bagi partisipan di dalam jaringan. Diluncurkan melalui mekanisme ICO, XPX yang diedarkan hanya 9 miliar unit.
Mengingat layanan Blockchain NEM sendiri dikenal sangat mudah digunakan, khususnya dalam membuat token dengan fasilitas Mosaic, termasuk membuat validasi data dengan layanan Apostille, ProximaX diperkirakan juga mudah digunakan oleh siapa saja, karena masuk dalam kategori corporate-grade.
Kendati banyak kemungkinan yang dihasilkan dari di platform ini, satu layanan yang layak disorot adalah layanan storage, berbasis InterPlanetary File System (IPFS), sebuah protokol sistem managemen berkas (file) terdistribusi alias DFMS (distributed file management system). Secara prinsip, kedua-duanya adalah penyimpanan data desentralistik yang memanfaatkan arsitektur peer-to-peer. Itu artinya memungkinkan pengguna tidak bergantung pada penyedia penyimpanan pihak ketiga.
Masih dalam tahap permulaan, di kuartal pertama 2018 ini, platform ini setidaknya menjanjikan kemudahan proses produksi aplikasi lintas bidang, seperti supply chain management, layanan kenotariatan dan peyimpanan dokumen legal, aplikasi Big Data, penyimpanan dan pelacakan identitas, manajemen penyimpanan data dan lain sebagainya. Dalam tahap permulaan ini pula, beberapa proyek sedang berlangsung yang menggunakan ProximaX, di antaranya Guard Global, Tech Racers, Neuto, BankChannel, dan lain-lain.