BitcoinMedia. Salah satu kloningan Bitcoin bernama Bitcoin Gold (BTG), kembali menjadi sasaran 51% attack pada tanggal 23 dan 24 Januari lalu. Altcoin hasil tiru dari Bitcoin ini sejak pertama muncul mengusung klaim ekosistem pertambangan yang lebih egaliter.
BTG berupaya untuk meminimalisir perangkat ASIC miner. Lebih memilih menggunakan Equihash berbasis perangkat GPU atau kartu grafis. Algoritma Equihash yang dipergunakan ini menggunakan parameter (144,5), dan diberi nama “Zhash”.
Alih-alih ingin meminimalisir perangkat ASIC miner untuk menambah sisi keamanan, justru Bitcoin Gold sendiri sudah kedua kalinya terkena 51% attack. Penyerang pada insiden 51% attack pertama di bulan Mei 2018 silam berhasil menggasak senilai USD 18 juta dalam bentuk 338.000 BTG.
Sementara pada serangan kedua ini, penyerang berhasil membuat double spending transaksi senilai USD 72.000. Insiden kedua tersebut, upaya penyerangan yang dilakukan dengan terlebih dahulu melalui 51% attack untuk membuka celah upaya double spending.
Selanjutnya di tanggal 23 Januari, penyerang menggunakan sekitar 1.900 BTG untuk upaya double spending transaksi dengan total USD 19.000. Karena berhasil menguasai jaringan dengan 51% attack itu, penyerang kemudian berusaha untuk memindahkan block-block di jaringan BTG tersebut. Lantas menambahkan transaksi-transaksi baru untuk menggantikan transaksi yang asli.
Keesokan harinya, langkah serupa diulangi kembali untuk melakukan double spend senilai USD 53.000. Sementara address BTG penyerang yang diketahui dari transaksi coinbase di block-block tersebut adalah GWrW5dTZf5XwGWoJuqRKdzkzZFkwtWSqaP.
Serangan yang terjadi kedua klinya di Bitcoin Gold ini pertama kali diketahui dan dipublikasikan oleh James Lovejoy. Salah seorang peneliti dari MIT Bitcoin Club ini menciutkan hasil temuannya dua hari lalu (25/1/2020).
Dari ciutan tersebut James Lovejoy membuat catatan jejak serangan yang dilakukan oleh penyerang via Github. Dapat kita lihat pada dokumen tersebut, bahwa penyerang telah berhasil memanipulasi block-block lama dengan block-block yang baru. Baik yang dilakukan pada hari Kamis (23/1/2020), maupun hari Jumat (24/1/2020).
Berdasarkan dua kali insiden yang terjadi di Bitcoin Gold ini, dapat ditarik kesimpulan obyektif. Bahwa inisiatif untuk menggunakan alternatif Proof of Work Bitcoin lain untuk menggeser perangkat ASIC miner tidak mampu menghasilkan output tingkat keamanan yang lebih baik.
Insiden serupa sudah banyak terjadi pula di banyak varian Altcoin dengan pilihan Algoritma berbeda. Seperti Einstenium maupun Verge. Di tahun 2018 silam, dalam rentang waktu 3 bulan saja 51% attack sudah terjadi di Bitcoin Gold dan juga Verge.Salah satu jasa penyewaan perangkat pertambangan berbasis cloud. NiceHash, acapkali banyak digunakan para penambang lantaran supply perangkat yang dimiliki juga besar. Melalui situs Crypto51.app, Bitcoin Gold (BTG) ini memiliki prosentase 51% attack terbesar. Prosentasenya bahkan mencapai 101% jika menggunakan NiceHash.