• News
    • Bitcoin
    • Altcoin
    • Market
    • Teknologi
    • editorial
  • Bitcoin 101
    • Pengertian
    • Sejarah Bitcoin
    • Cara Kerja
  • MINING
    • Pengertian
    • CPU Mining
    • GPU Mining
    • Asic Mining
    • Cloud Mining
    • Cara Mining Altcoin
  • Jurnal
  • Tutorial
  • Komunitas
  • FIGUR
  • Coins
    • Marketcap Kripto
    • 50 Top Gainer
    • 50 Top Loosers
  • Exchanges
Facebook Twitter Instagram
Bitcoin Media Indonesia
  • News
    • Bitcoin
    • Altcoin
    • Market
    • Teknologi
    • editorial
  • Bitcoin 101
    • Pengertian
    • Sejarah Bitcoin
    • Cara Kerja
  • MINING
    • Pengertian
    • CPU Mining
    • GPU Mining
    • Asic Mining
    • Cloud Mining
    • Cara Mining Altcoin
  • Jurnal
  • Tutorial
  • Komunitas
  • FIGUR
  • Coins
    • Marketcap Kripto
    • 50 Top Gainer
    • 50 Top Loosers
  • Exchanges
Bitcoin Media Indonesia
BitcoinMedia » NEWS » Kripto di Tahun 2017, Apa yang Tidak Diberikannya?
Komunitas

Kripto di Tahun 2017, Apa yang Tidak Diberikannya?

Fara YuniarBy Fara YuniarJanuary 9, 2018Updated:February 14, 20204 Mins Read
Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Tumblr Reddit WhatsApp Email
Kripto di Tahun 2017
Share
Facebook Twitter Telegram WhatsApp

1. Adopsi kripto secara massal di tahun 2017 belum maksimal

Mungkin dapat dikatakan, bahwa adopsi masal kripto di tahun 2017 masih belum maksimal jika itu berelasi dengan dunia industri dan berkaitan dengan fungsionalitasnya. Sempat ada pembicaraan tentang paten blockchain yang muncul diawali oleh Mastercard, perusahaan besar dengan lonjakan pendaftaran ke Aliansi Enterprise Ethereum. Upaya mematenkan teknologi blockchain itu dipandang cukup aneh di komunitas kripto, terutama jika mengetahui bahwa blockchain berasal dari bitcoin yang bersifat open source.

Melihat potensi yang paling memungkinkan bagi pegiat startup, dunia fintech yang banyak dimanfaatkan oleh para pengusaha, perusahaan-perusahaan besar untuk masuk ke dalam dunia kripto, sejauh ini lebih banyak mencari kemudahan dengan menggunakan token di ekosistem ethereum. Terasa begitu sulit bagi mereka, terutama jika fungsi keamanan kripto akan jauh lebih maksimal jika bersifat desentralisasi.

Sementara di ekositem Ethereum, celah sentralisasi tersebut terbuka lebar, melalui smart kontraknya, meskipun dibangun di atas blockchain ethereum mereka. Namun tetap tidak bisa disangkal, bahwa kontrol terpusat atas smart kontrak itu, dipegang penuh oleh pembuat smart kontrak.

2. Tak Terlihat Perbedaan Jelas antara Blockchain, Token dan Kripto

Kurang lebih sebesar 99,9 persen orang di luar kelompok pengguna kripto di tahun 2017 mengasosiasikan  masih tetap banyak yang mengasosiasikan blockchain dengan bitcoin dan kripto. Faktanya kini banyak token yang beredar dari smart kontrak yang dibangun di atas blockchain ethereum pun disebut dengan sebutan kripto. Sementara pemaknaan blockchain memang masih tidak terlepas dari bitcoin, karena memang istilah blockchain pun muncul dari Bitcoin sebagai entitas tunggal ekosistem dunia kripto yang membawa teknologi tersebut.

Ketika sudah muncul berbagai macam varian entitas kripto altcoin di dunia kripto, orang lantas banyak yang memahami bahwa teknologi blockchain memang begitu luar biasa bermanfaat. Orang di dunia pun berusaha memahami blockchain secara terpisah dengan unit-unit kriptonya. Termasuk juga memahami secara terpisah antara blockchain dan bitcoin.

Berkembang kemudian, banyak token blockchain bermunculan. Kemunculan token berbasis smart-contract memang sudah bukan hal yang baru di dunia kripto. Pada ekosistem bitcoin sendiripun token ini sudah banyak muncul diawali dengan ColeredCoin, yang dibangun diatas bitcoin.

Token yang berkembang sekarang, akhir-akhir ini banyak dibawa menggunakan blockchain ethereum telah banyak menimbulkan kebingunan bagi pengguna baru kripto. Sejauh ini, token ethereum yang dibuat menggunakan smart-kontrak baik menggunakan standar erc20 di ethereum banyak diasosiasikan sebagai sebuah mata uang berbasis kripto. Padahal hampir secara keseluruhan, token itu bersifat owner based, tidak bisa ditambang, dikontrol sepenuhnya oleh pemiliknya. Hal-hal ini tentu saja berbeda dengan karakter kripto secara umum yang telah dipahami. Pembedaan jelas antara ketiga hal penting antara blockchain, Token, dan kripto cukup penting untuk dilakukan.

3. Belum Terlihat Peran Peraturan Mandiri

Dengan perhatian utama terfokus pada SEC, FCA dan Swiss FINMA, peraturan tersebut belum pernah jauh dari percakapan kripto selama setahun terakhir. Dan dalam menghadapi pemeriksaan yang sudah diduga sebelumnya, banyak inisiatif pengaturan mandiri yang telah dibentuk dengan Crypto Valley Association. Antara lain dengan mengumumkan Kode Etik yang membentuk landasan untuk standar ICO, misalnya. Sejauh ini, bagaimana pun, prakarsa ini belum menghasilkan banyak. Di mana Kode Etik yang disebutkan sebelumnya masih belum dipublikasikan.

Terkait dengan peran regulasi internal hal ini lebih mengarah kepada ekosistem Ethereum dengan smart-kontraknya saja. Sedangkan, ekosistem Ethereum sendiri cukup banyak mendapat kritik pedas di komunitas bitcoin, terutama di sisi keamanan, dan potensi-potensi negatif lainnya.

4. Belum ada integerasi antar blockchain

Dalam catatan yang lebih bersifat teknis, fungsi yang dapat mengintegerasikan hal ini memang sulit untuk dipahami. Namun sejauh ini, apa yang telah coba dilakukan oleh Litecoin menjadi terobosan yang mengawali masa depan integerasi antar blockchain dengan menggunakan teknologi sidechain. Meski ujicoba yang berhasil dilakukan masih di tesnet, namun sidechain itu berhasil mulus berjalan dari Litecoin ke Bitcoin. Sampai saat ini, implementasi untuk dapat berjalan sepenuhnya memang masih memerlukan proses panjang.

bitcoin 2017 blockchain token
Previous ArticleNduom Desak Bank Sentral Ghana untuk Beli Bitcoin
Next Article Pengacara India Ajukan Ligitasi Kepentingan Publik
Fara Yuniar

    Creator konten mandiri, suka menulis. Gemar dengan informasi terkait teknologi dan privasi.

    Related Posts

    LBank: Bali Web3 Future Night

    July 24, 2024By adi

    Pengenalan Visi dan Manfaat Utama Avail Foundation

    July 17, 2024By guestpost

    Platform Derivatif Flipster X dan TON Umumkan Kerjasama Strategis

    June 21, 2024By guestpost

    IST – Token Stabil di Agoric

    December 12, 2023By guestpost

    Live ICO Kripto Baru Token Bitcoin ETF– Apa Itu BTCETF

    December 1, 2023By guestpost

    Token ETF Bitcoin Berhasil Kumpulkan Modal Lebih Dari $600 Ribu Dalam Satu Minggu

    November 16, 2023By guestpost
    Add A Comment

    Leave A Reply

    You must be logged in to post a comment.

    Recent Posts
    • BingX Luncurkan Shield Fund 150 Juta Dolar Untuk Proteksi Pengguna
    • BingAI, Revolusi AI BingX dalam Perdagangan Kripto
    • Membuka Potensi: Cara Dapatkan Profit dari Kripto dengan Trading CFD
    • TonDex Capai 1,500 Holders dan 50,000 Followers, Bukti Miliki Komunitas Kuat
    • Ethereum Stagnan, Investor Shiba & XRP Beli 1Fuel Demi Cuan Besar
    Bitcoin Media Indonesia
    Berdiri sejak 2016, Bitcoin Media Indonesia menjadi media komunitas kripto pertama di Indonesia

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    Recent Comments
    • Satria on WXCoins Kripto Abal-abal, Masuk Daftar Hitam Satgas Waspada Investasi
    • DAULAYBRO on WXCoins Kripto Abal-abal, Masuk Daftar Hitam Satgas Waspada Investasi
    • Edukasi Bitcoin on 6 GPU Terbaik Untuk Mining Tahun 2018
    © 2025 Bitcoin Media Indonesia.
    • Perihal Situs BitcoinMedia.id
    • Privacy Policy
    • Syarat Layanan
    • Disclaimer
    • Contact

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.