Bursa kripto besar yang berbasis di Shibuya, Tokyo, Coincheck Jepang diretas, 7,1 trilyun rupiah dalam bentuk NEM raib. Pihak bursa tersebut pada akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian dan juga Otoritas Jasa Keuangan di Jepang siang tadi waktu setempat.
Di hari yang sama, Bursa itu juga sudah mencoba menghetikan proses deposit dan penarikan dana di platformnya hari ini. Berlanjut kemudian, masih di hari yang sama, bursa CoinCheck juga menghentikan jual beli Altcoin. Hingga pada siang tadi waktu setempat, bursa itu secara khusus juga menerangkan pemutusan deposit dan penarikan NEM.
Hingga tak lama kemudian, Lon Wong selaku Presiden NEM Foundation di tweet pribadinya memposting bahwa Bursa Coincheck telah diretas. Ia pun menyebut peretasan itu sebagai pencurian terbesar dalam sejarah.
Berdasarkan data dari bitcoinchart, bursa Coincheck saat ini telah mempunyai volume perdagangan kripto terbesar yang mencapai 32%, sedangkan Coinbase berada di urutan kedua. Lagi-lagi, atas peristiwa ini, orang kembali membayangkan atas peristiwa yang pernah terjadi di MTGox.
Dituliskan di Nikkei, sejak sore hari saat peristiwa itu mencuat, para pengguna bursa itu telah banyak berkumpul di depan kantor Coincheck. Kabarnya akan segera digelar konferensi pers terkait peristiwa itu.
Sementara pada malam tadi, pejabat di Badan Layanan Keuangan (FSA) Jepang mengatakan, “Pertama kita akan memahami detail dan situasi masalah sebenarnya”, terangnya. Akibat dari peritiwa ini, harga kripto kembali anjlok, terutama harga NEM yang turun hingga 20%, sedangkan bitcoin di bursa juga turun 10%.
Bursa Coincheck ini, tidak seperti beberapa bursa besar lain di Jepang, karena bursa ini masih tidak terdaftar di FSA Jepang. Padahal, pada bulan April tahun lalu, pihak FSA telah memperbarui proses registrasi untuk bursa kripto. Seperti yang dituliskan di Nikkei, telah ada kurang lebih 16 bursa yang telah terdaftar. Sementara Bursa Coincheck sebenarnya sudah mendaftarkan di Biro Keuangan Lokal, Kanto, namun proses registrasi itu masih belum dinyatakan lolos.
Bursa Kripto Konvensional Selalu Menjadi Masalah
Lagi-lagi, peritiwa yang menimpa bursa kripto konvensional atau tersentral, selalu menjadi masalah. Peristiwa-peristiwa ini seakan terus berulang, sedangkan sebagian besar pengguna seakan tetap tidak pernah mau menyadari resiko besar yang harus mereka hadapi suatu saat nanti.
Bursa kripto konvensional dengan sistem terpusat seperti yang menimpa di Coincheck dan puluhan bursa lain sebelumnya, menjadi rentan untuk diretas, dan peretasan itu selalu dijadikan alasan klasik yang terus berulang. Fakta yang harus dipahami pengguna kripto adalah, bahwa pengguna bursa konvensional tidak punya akses mutlak kepemilikan aset kriptonya. (adi)