Salah satu legenda Wall Street, Jim O’Shaughnessy ikut mengomentari tentang Bitcoin, psikologi investasi, sampai paket stimulus ekonomi yang berjalan di Amerika Serikat. Menurut pendapatnya, Bitcoin hanyalah instrument yang stabil. Namun bisa berakhir dengan air mata jika Bitcoin berada dalam posisi bear market.
Jim O’Shaughnessy yang juga pendiri O’Shaugnessy Asset Management ini sudah mengelola aset senilai USD 6,2 milyar. Pernyataannya terkait bitcoin tersebut dikemukakan saat menjadi pembicara di podcast “Ask Me Anything” bersama Polina Pompliano di bulan Maret lalu.
Dalam pembicaraan di Podcast itu, Jim O’Shaughnessy, bahwa di tengah jaman digital saat ini, masyarakat sebenarnya berada dalam masa keemasan “investor individu”. Masa keemasan investor perorangan atau individu ini adalah masa yang telah banyak ditunjang dengan perkembangan teknologi tinggi.
Mulai dengan perangkat yang digunakan, beraneka platform yang dipakai, ide-ide baru yang banyak bermunculan di social media, Internet telah banyak mengubah cara pandang dan mempengaruhi berbagai sektor.
Ketika dunia kemudian dilanda pandemic Covid 19, dirinya juga cukup vocal untuk bersuara perlunya kebijakan untuk memberikan paket stimulus sebesar USD 5 trilyun agar orang-orang tetap bisa bertahan menghadapi pandemi.
Ketika rancangan paket stimulus itu mulai diperbincangkan, dirinya menilai aka nada sejumlah pemborosan yang pada akhirnya akan dibagikan pada konstituen pendukungnya.
Terkait dengan kebijakan paket stimulus di AS, sebenarnya sudah banyak tersiar kabar bahwa orang-orang di Amerika Serikat akan menggunakan sebagian dana bantuan itu dan menyimpannya dalam bentuk Bitcoin.
Menunjuk pada pengalihan aset yang memungkinkan dilakukan tersebut, O’Shaughnessy juga ditanya tentang potensi perusahaan menyimpan sebagian asetnya di Bitcoin.
Saat menjawab pertanyaan itu, Jim O’Shaughnessy mengatakan, “Mengenai menyimpan bitcoin di neraca, itu pertanyaan yang lebih sulit. Biasanya, perbendaharaan perusahaan cenderung menyimpan uang tunai sebagai instrument yang stabil. Meski anda menyukai Bitcoin atau tidak, Bitcoin hanyalah instrumen yang stabil,” jawabnya.
O’Shaugnessy kemudian menambahkan, “Masalah saya adalah, perusahaan berada di ujung tanduk untuk perilaku ini, dan itu bisa berakhir dengan air mata, terutama jika bitcoin memasuki bear market,” tambahnya.
Menurutnya, ada empat komponen yang dianggapnya sebagai “Four Horseman” kiamat investasi. Empat komponen itu adalah, ketakutan, keserakahan, harapan, dan ketidaktahuan. Faktor terakhir tentang ketidaktahuan itu bukanlah sebuah emosi.
Psikologi investasi itu dinilai cukup memberikan pengaruh besar. Anggapannya, saat ini dirinya seperti berada dalam kondisi berada di situasi yang sudah tidak ada lagi, dan sama sekali berbeda. Jim juga memberikan sara pentingnya memahami sesuatu secara intelektual dan emosional.
Ketika insting harus ikut bertarung atau lari, sisi emosional itu bisa mengambil alih otak saat mengambil keputusan. Meskipun, sisi emosional itu muncul secara manusiawi, menurutnya, ia menyarankan untuk menjadi investor kuantitatif. Namun jika metode secara kuantitatif itu tidak bisa dilakukan, caranya adalah dengan meminta konsultasi melalui teman, atau pakar yang dikenal lainnya. Sehingga ada upaya untuk mencari tahu dan berdiskusi tentang sesuatu hal yang ingin diketahui.
Ketika ditanya hal menarik apa yang menarik untuk dia pelajari, O’Shaughnessy menjawab soal “The Great Re-shuffle.“
Alasannya tidak lain karena menurutnya, saat ini dunia berada dalam periode yang paling menarik dalam sejarah manusia. Terutama ketika semua model dan institusi lama akan runtuh, sementara penerusnya masih belum ditentukan.