Mastercard saat ini dirundung masalah. Tudingan itu lantaran ada salah satu eksekutif Mastercard di FBME Siprus yang dianggap terlibat tindak pencucian uang melalui Wirecard.
Proyek Wirecard dari Wirecard AG ini pada bulan Juni sudah menyatakan bangkrut. Proyek Wirecard merupakan proyek kartu debit dan kartu kredit berbasis cryptocurrency. Kartu debit Wirecard diterbitkan dari MCO Eropa dan Inggris.
Keterlibatan dengan Wirecard inilah yang membuat Mastercard dinilai terlibat dalam memfasilitasi tindak pencucian uang, pendanaan teroris, tindak transnasional terorganisir, sampai berupaya menghindari sangsi atas aktifitas illegal lainnya, seperti yang dikutip dari laporan The Times (27/7/2020).
Ternyata sudah sejak tahun 2014 silam, otoritas berwenang di Amerika Serikat sudah melarang segala aktifitas yang berkaitan dengan FBME, salah satu bank di Siprus.
Dari sumber yang sama menyebut dari Bank FBME inilah yang disinyalir terkoneksi dengan Wirecard. Dugaan keterkaitan pihak Mastercard sampai pada upaya memfasilitasi pendanaan senjata kimia di Suriah. Bahkan ada pula dugaan pelecehan seksual anak.
Tidak hanya itu, bank FBME di Siprus ini juga sempat termuat di WSJ dengan tudingan terlibat transaksi perjudian dan pembelian kartu kredit hasil pencurian. Padahal Wirecard sendiri pernah dimintai denda oleh VISA dan Mastercard senilai USD 10 juta 10 tahun silam.
Sampai sejauh ini, Wirecard juga tengah diselidiki secara mendalam oleh Departemen Kehakiman AS. Ada dugaan lain yang menyebutkan potensi penipuan senilai USD 100 juta di pasar Marijuana di Eaze Technologies Inc.
Ada salah satu aktor kunci yang berelasi diantara Wirecard dan juga FBME. Sejauh ini sosok siapa aktor kunci tersebut masih belum disebutkan. Namun yang sudah tersiar, sudah ada dana sekitar USD 2,1 milyar raib dari kas perusahaan.
Kabarnya setelah Wirecard menyatakan bangkrut di bulan Juni lalu, CEO Markus Braun berhasil ditangkap di Jerman. Namun COO Wirecard, Jan Marsalek belum berhasil ditangkap. Jan Marsalek diduga masih bersembunyi di Rusia.
Sedangkan eksekutif Mastercard yang diduga terlibat ini dianggap sudah berupaya menutupi aktifitas pencucian uang. Meski masih belum disebutkan namanya, namun peran eksekutif ini adalah dengan menyamarkan transaksi.
Disebutkan tujuannya agar tidak terdeteksi sistem anti penipuan dan pencucian uang, baik dari VISA dan Mastercard. Sistem itu merupakan system berbasis artifisial. Mampu untuk saling kroscek antar perusahaan dalam meminimalisir aktifitas dan transaksi illegal.
Mengetahui jika pihak Mastercard bermasalah, salah satu juru bicaranya menyanggah tuduhan tersebut. Menurut juru bicaranya tersebut, sejauh ini pengadilan masih belum menemukan bukti-bukti yang kuat. Terkait dengan tudingan keterlibatan di bank FBME, pihaknya mengatakan masih tidak ingin untuk memberikan komentar.