Milyarder sekaligus CEO Social Capital, Chamath Palihapitiya mengatakan bahwa ekonomi saat ini sudah bercerai dengan pasar saham dan obligasi sepenuhnya. Menurutnya, tidak ada hal lain yang bisa ditemukan selain Bitcoin.
Dalam sesi wawancara live di CNBC hari Selasa kemarin (12/5/2020), Chamath mengatakan bahwa The Fed sudah bertindak sebagai pelaku utama timbulnya kebingungan massal. Hal ini sudah memicu terputusnya antara pasar dan perekonomian.
Sebelum sesi wawancara itu dilakukan, Chamath sempat menciutkan bahwa kondisi pasar saat ini sudah terlalu panas.
Alasan utama Chamath lantaran kebijakan stimulus The Fed sudah memicu kondisi super deflasi. Pemicu kondisi super deflasi akibat kebijakan tersebut berujung pada kondisi yang sangat buruk. Dalam ciutan tersebut, Chamath yang juga sebagai direksi Virgin Galactic ini tampak memberikan peringatan kepada The Fed.
Melihat kondisi yang ada, menurutnya tidak ada hal lain selain Bitcoin yang lebih rasional pada kondisi saat ini. Ketika ditanya dimana investor akan menaruh investasi di tengah siklus super deflasi, Chamath menjawab Bitcoin.
“Bahkan tiba-tiba Paul Tudor Jones melihat Bitcoin, dan alasannya karena saat ini kita berada dalam spiral deflasi besar-besaran. Saya masih berjuang untuk menemukan sesuatu yang tidak berkorelasi dengan hal lainnya selain bitcoin”
Paul Tudor Jones, CEO Tudor Investmen Corp sebelumnya memberikan komentar di Bloomberg. Dirinya mengatakan bahwa sudah berinvestasi dengan membeli bitcoin di tahun 2017 silam. Menurutnya harga bitcoin saat ini sudah mirip dengan emas di tahun 1970an. Terlebih lagi, ia juga menyampaikan hal senada, menyebutkan bahwa kondisi pasar saat ini sedang menuju inflasi moneter besar-besaran.
Landasan pemikiran Paul Tudor juga menilai bahwa kebijakan stimulus ekonomi dari The Fed sudah penyebab utamanya. Tudor menilai bahwa Bitcoin adalah alternatif terbaik ditengah kebijakan moneter dan fiskal besar-besaran oleh bank sentral, The Fed. Sementara Chamath juga beranggapan bahwa kebijakan stimulus The Fed justru tidak memberikan dampak signifikan untuk perbaikan perekonomian.
Sebaliknya, para penerima kebijakan stimulus justru hanya akan menghabiskan dana yang diterima untuk membayarkan pajak. Hal ini sama artinya dari masyarakat ekonomi kelas bawah yang telah memberikan energi lebih untuk perekonomian.