Ketika wabah virus corona – convid 19 kian merebak, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjadi target hacker elit. Serangan yang dilakukan kepada WHO ini disebut meningkat sampai dua kali lipat di bulan ini. Varian virus corona baru atau yang disebut dengan covid 19, juga sudah membuat harga kripto jatuh selama sepekan sebelumnya.
Upaya peretasan WHO ini awalnya diketahui dari seorang pakar keamanan siber bernama Alexander Urbelis. Pakar keamanan siber ini juga seorang pengacara di Blackstone Law Group, berbasis di New York.
Urbelis sempat melakukan tracing atau melacak aktifitas internet yang dinilai mencurigakan saat proses registrasi domain. Alhasil temuan Urbelis ini sudah ada aktifitas mencurigakan sejak tanggal 13 Maret. Menurutnya ada sekelompok peretas elit yang berupaya untuk menyamarkan address email milik WHO.
Pimpinan Devisi Keamanan dan Informasi WHO, Flavio Aggio menerangkan bahwa sejauh ini data identitas hacker yang dimaksud masih tidak diketahui. Meski demikian Flavio juga mengatakan upaya serangan hacker itu tidak berhasil.
“Namun upaya peretasan pada agensi dan mitranya sudah meningkat ditengah upaya melawan virus corona yang telah merenggut lebih dari 15.000 nyawa di seluruh dunia,” terang Flavio, dikutip dari Reuter Senin (23/3/2020).
Upaya yang sama ternyata sudah pernah dilakukan sebulan sebelumnya. Flavio mengatakan bahwa upaya hacker elit itu dilakukan agar bisa mencuri informasi dan mencuri uang, seperti yang ditulis dalam publikasi resminya.
Pada rilis resmi itu, WHO juga memperingatkan bahwa peretas berpura-pura menjadi salah satu agen. Upaya ini dilakukan penyerang agar bisa mencuri uang ataupun data informasi sensitif dari targetnya. Peringatan itu juga ditujukan bagi instansi pemerintah lain ditengah merebaknya wabah virus corona convid 19.
Berdasarkan temuan Urbelis, cara yang digunakan penyerang adalah dengan menyamarkan alamat email staf WHO. Beberapa pesan yang dikirim melalui email palsu itu tidak mendapat balasan dari staf WHO. Dari pesan yang dikirim penyerang, diharapkan bisa mencuri kata sandi email milik staf WHO.
Instansi kesehatan dunia ditengah wabah virus Corona Nampak menjadi target serius hacker. Hal yang sama juga pernah dialami oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) Amerika Serikat. Serangan hacker di HHS Amerika Serikat itu terjadi di pertengahan bulan ini.
Alex Azar dari HHS menerangkan bahwa upaya serangan itu tidak mengakibatkan adanya kebocoran data. Alex juga mengatakan bahwa jaringan HHS sudah berfungsi normal kembali. Saat itu, penyerang berupaya memberikan trafik berlebihan pada jaringan HHS.