Dalam percaturan politik menjelang Pemilu AS, Michael Bloomberg janjjikan regulasi kripto yang lebih jelas di Amerika Serikat. Upaya yang dimaksud terutama dalam memberikan pengawasan serta langkah protektif terhadap konsumen.
Pernyataan itu dituangkan dalam Rencana Reformasi Kebijakan Finansial yang dipublikasikan baru-baru ini. Dalam rencana kebijakan itu, kripto (cryptocurrency) telah dipandang sebagai kelas aset bernilai tinggi. Aset kripto sudah bernilai ratusan milyar dolar.
Pandangan Bloomberg akan cryptocurrency menilai regulasi yang ada masih terfragmentasi. Terpecah-pecah, tidak berkembang. Sementara banyak hal terkait dengan Bitcoin, blockchain, dan ICO, banyak pula unsur hype, sampai aktifitas kriminal. Atas hal itu, Bloomberg berniat untuk membuat regulasi yang lebih jelas.
Regulasi yang ditawarkan dalam rilis Reformasi Kebijakan Finansial Bloomberg setidaknya mencakup beberapa hal. Mulai dari kebijakan dalam memberikan perlindungan konsumen. Peregulasian untuk pajak, hingga pedoman penggalangan dana melalui penjualan token (ICO).
Khusus tentang aturan serta pedoman penggalangan dana melalui ICO maupun sejenis, disertai pula dengan pandangan yang menentukan token sebagai sekuritas legal atau tidak. Upaya itu ditunjang dengan aturan pengawasan yang sama pada perbankan dan lembaga keuangan.
Dalam konteks yang lebih umum, Rencana Reformasi Kebijakan Finansial yang diusung Bloomberg adalah untuk pengaturan layanan keuangan. Termasuk dalam hal mengontrol perdagangan pasar modal. Hingga memberikan poteksi kepada komsumen, meningkatkan akses layanan perbankan, dan juga upaya meminimalisir kejahatan di sektor keuangan, Tempo (19/2/2020).
Sementara dalam kontestasi pertarungan politik pemilu AS kali ini, Michael Bloomberg bukanlah satu-satunya orang yang mencoba merangkul ekosistem cryptocurrency. Setidaknya ada ada 5 calon yang juga memberikan pernyataan terkait dengan cryptocurrency, termasuk Bloomberg. Keempat calon lainnya adalah Joe Biden, Elizabeth Warren, Bernie Sanders, dan Pete Buttigeg, seperti yang dikutip dari Bitcoinist (19/2/2020).
Sebenarnya ada satu calon lagi yang pro dengan bitcoin dan cryptocurrency, Andrew Yang. Namun beberapa waktu lalu Andrew Yang memutuskan mundur dari kampanye pilpres AS tahun 2020 ini. Keputusan Yang dibuat tidak lama setelah Senator Colorado Michael Bannet memutuskan mundur pekan lalu.
Berbeda dengan banyak kandidat lain, calon petahana Donald Trump lebih bersikap kontradiktif terhadap cryptocurrency. Selama ini Trump bahkan secara terbuka ketika mengumbar ciutan-ciutan yang kontradiktif terhadap cryptocurrency.