BitcoinMedia – Bursa IDAX. Salah satu bursa kripto konvensional asal Mongolia, IDAX, tiba-tiba menghentikan layanannya. Lei Guorong, CEO IDAX, disebutkan menghilang. Tidak ada yang tahu sebab musabab hilangnya CEO IDAX ini. Sudah cukup banyak beredar rumor tentang penyebab hilangnya Lei Guorong.
Dari banyak rumor yang beredar, Lei Guorong selaku CEO IDAX Global ini dikabarkan melarikan diri karena penipuan dan ada juga yang menyebut telah ditangkap pemerintah China. Sejauh ini, memang masih belum ada titik kebenaran dari sekian banyak rumor yang beredar.
Bursa IDAX ini adalah bursa kripto yang berdiri pertama kali tahun 2017. Kabarnya, bursa ini adalah bursa kripto yang berasal dari Mongolia. Sejumlah sumber di internet telah banyak menyebutkan bahwa bursa IDAX disokong oleh Pemerintah Mongolia dan juga Bank Chinggis Khaan Mongol.
Sejak pertama kali berdiri di tahun 2017, dalam waktu hanya beberapa bulan saja bursa satu ini sudah bertengger di posisi 10 bursa teratas dunia versi CMC. Masih tercatat volume perdagangan selama 24 jam terakhir mencapai USD 777.191,194 atau senilai 102.624 BTC.
Jika dirupiahkan, volume perdagangan dalam 24 jam terakhir di bursa ini setara dengan Rp 10,9 tilyun. Luar biasa bukan. Dalam waktu yang tidak lama, IDAX lantas memiliki sejumlah cabang. Seperti di Singapura, Korea Selatan, dan kabarnya juga IDAX ternyata berbasis di Shanghai.
Sementara soal sisi keamanan, bursa bersangkutan mengklaim memiliki sistem keamanan baru yang disebut dengan “Prophet”. Sistem keamanan ini diklaim memberikan tingkat keamanan pengguna yang cukup ekstrim.
Dari hal ini, nampaknya makin membuktikan bahwa apapun sistem keamanannya, bursa kripto konvensional memang “tidak akan pernah aman”. Terlebih, baru-baru ini, bursa kripto UPbit juga telah menjadi sasaran peretasan.
Bursa IDAX Menghentikan Layanan
Lima jam lalu, pihak bursa IDAX secara resmi memberikan pengumuman terkait dengan situasi yang terjadi di bursa tersebut. Insiden yang terjadi merupakan lanjutan semenjak tanggal 24 November lalu, platform IDAX sudah memberlakukan pembatasan jumlah penarikan dana di platformnya.
Dalam pemberitahuannya, disebutkan juga bahwa memang benar CEO IDAX Global Lei Guorong telah menghilang. Meski demikian, pihak IDAX sendiri masih menyebut tidak mengetahui sebab pasti hilangnya Lei Guorong. Disebutkan, sejak tanggal 24 November tersebut staff IDAX sudah tidak terhubung lagi dengan Lei Guorong di IDAX Global.
Sejak tanggal 24 tersebut, sudah membuat pengguna mereka mulai marah. Salah satu ciutan di Twitter oleh akun @kryptokingg tanggal 25 menyatakan bahwa penarikan dana di IDAX sudah tidak bisa dilakukan selama beberapa hari.
Ciutan di akun KinggKoinzz tersebut menanggapi ciutan Pompliano yang kerap menjadi pengkhotbah dunia kripto dan blockchain di berbagai event. KingKoinzz mempertanyakan Pompliano kenapa tidak ada yang pernah membicarakan insiden IDAX dengan serius.
Rumor Hilangnya CEO Lei Guorong, Imbas Regulasi Kripto?
Banyak beredar rumor hilangnya CeO Lei Guorong adalah karena telah melarikan diri, dan ada juga yang menyebut karena telah ditangkap oleh pemerintah di China. Di negeri yang dijuluki dengan negeri “Tirai Bambu” itu, baru-baru ini kebijakan kriptonya telah berubah lagi.
Pemerintah China kembali berupaya untuk memperketat aturan terkait dengan dunia kripto. Hal tersebut diawali dengan munculnya surat pemberitahuan yang diterbitkan oleh Bank Sentral China – PBOC hari Kamis (14/11/19).
Surat pemberitahuan resmi itu ternyata juga berlaku secara nasional, berupaya untuk memperketat kembali hype cryptocurrency seperti melalui ICO, IEO, dan juga STO. Melalui pengetatan regulasi itu, pemerintah China nampak mulai membentengi diri dari potensi gimik teknologi blockchain. Alasannya, sudah cukup banyak tindak penipuan yang menggunakan nama dibalik teknologi blockchain untuk menggalang pendanaan secara ilegal, termasuk pula tindak penipuan.
Kenyataan atas diperketatnya regulasi kripto di China ini, memungkinkan spekulasi penyebab hilangnya Lei Guorong. Konon, bursa IDAX sendiri adalah bursa yang berbasis di Shanghai. Dalam pengumuman IDAX sebelumnya, bursa itu memang sudah menghentikan layanannya untuk pengguna di China.
Dugaan yang menyebut hilangnya CEO Lei karena telah ditanggap, bisa jadi bersumber sebagai imbas pengetatan regulasi kripto tersebut. Sementara yang tertuliskan di BlockLike melalui Weixin, ada dugaan Lei melarikan dirilantaran bursa itu sudah merugi.
Di bursa IDAX, sudah membuat token sendiri yang bernama Token IT. Sementara menurut Blocklike, harga token IT tersebut dikabarkan sudah terjun bebas. Bahkan, beberapa orang yang merasa telah menjadi korban mulai berkumpul di Shanghai untuk memberikan laporan dan berupaya bisa menuntut ganti rugi.
Selain itu, temuan Blocklike menyebutkan ada salah satu sumber yang pernah bekerja di IDAX. Menurut sumber tersebut, bursa IDAX disebut sudah mulai defisit pendapatan. Kemungkinan itulah yang mungkin membuat CEO Lei akhirnya melarikan diri. Meski demikian, berbagai rumor yang ada masih belum terbukti kebenarannya.