Teknologi blockchain memang sudah banyak dikenal bisa bermanfaat untuk banyak bidang, termasuk kesehatan. Belum lama ini, pemerintah Austria mendukung penelitian dalam pengembangan perangkat skrining kanker.
Deteksi dini penderita kanker dapat bermanfaat secara efektif dalam mengurangi jumlah angka kematian. Berdasarkan data dalam laporan WHO terkait dengan deteksi dini kanker, disebutkan bahwa di negara-negara dengan layanan kesehatan bagus pun, cukup banyak diagnosa kasus kanker yang ada pada tahap akhir.
Oleh sebab itu, deteksi dini kanker menjadi cukup penting agar dapat dilakukan. Hal tersebut terutama agar bisa memberikan perawatan sedini mungkin kepada penderita. Terkait dengan hal ini, pemerintah Austria mendukung penelitian untuk pengembangan perangkat skrining kanker berbasis teknologi blockchain.
Pemerintah Austria, menggandeng Lancor Scientific dalam pemanfaatan blockchain untuk deteksi dini kanker tersebut. Lancor Scientific ini sendiri merupakan sebuah platform berbasis blockchain untuk layanan kesehatan.
Dalam kerjanya, Lancor juga menjalin kemitraan dengan salah satu universitas teknik dan kedokteran di Graz. Selain itu Lancor juga menjalin kemitraan dengan Universitas Sigmund Freud di Vienna untuk proyek-proyek penelitian internasional, seperti yang termuat di Cointelegraph hari ini.
Lebih jauh, perangkat skrining tersebut nantinya juga akan menggunakan teknologi AI. Dibandingkan dengan perangkat skrining yang sama dari Google Lymph, perangkat skrining dari Lancor ini diproyeksikan untuk bisa mencapai tingkat akurasi hingga 90 persen.
Pemerintah Austria sendiri memang cukup mengapresiasi dengan manfaat teknologi blockchain. Hal tersebut diungkapkan melalui menteri urusan luar negeri Austria, Margarete Schrambock yang menilai teknologi blockchain sebagai salah satu teknologi penting baru.
Terkait dengan kerjasamanya dengan Lancor Scientific, pemerintah Austria sudah menandatangani kontrak selama lima tahun. Di dalam kontrak tersebut, pemerintah Australia memberikan dana hibah untuk fasilitas, termasuk perangkat penelitian, akses akademik, hingga managerial untuk uji klinis.