Bursa asal Jepang, Zaif, telah diretas. Akibatnya ada kurang lebih 5966 Bitcoin yang berhasil dicuri penyerang. Zaif adalah bursa yang dioperasikan oleh Tech Bureau. Volume perdagangan di bursa tersebut mencapai 8 ribuan BTC per hari.
Dari press release resmi yang di publikasikan melalui prtimes.jp, disebutkan bahwa sejak 14 September lalu Zaif sudah menghentikan sementara proses deposit maupun penarikan. Setelah dilakukan penyelidikan, pihak bursa Zaif menerangkan bahwa ada pelanggaran akses sistem yang terjadi sejak 14 Juli.
Pelanggaran akses tersebut langsung mentargetkan wallet penyimpanan aset kripto milik bursa tersebut. Kabarnya, Zaif menggunakan hot wallet untuk menangani proses deposit dan penarikan di bursanya.
Sampai sejauh ini, total kerugian akibat peretasan tersebut diketahui sejumlah 5966 Bitcoin. Nilai tersebut kurang lebih sekitar USD 60 juta. Jika dirupiahkan, total kerugiannya kurang lebih 863,8 milyar rupiah.
Wallet yang digunakan bursa kripto Zaif itu dipakai juga untuk menyimpan beberapa kripto lain. Beberapa kripto lain itu adalah BCash, dan juga MonaCoin. Penyelidikan lebih jauh masih dilakukan, terkait ada tidaknya MonaCoin atau BCH yang berhasil dicuri dari wallet tersebut.
Padahal bursa tersebut hanya memiliki cadangan aset yang bernilai sekitar USD 20 juta saja. Namun perusahaan tersebut sempat menjalin kemitraan dengan salah satu perusahaan besar di Jepang. Dari kemitraan dengan Fisco, Zaif mendapat suntikan dana senilai USD 44,5 juta.
Dalam press releasenya, Zaif menerangkan akan segera memberikan informasi kepada JFSA (Financial Services Agency) Jepang. JFSA ini adalah OJK nya Jepang. Sampai saat ini proses penyelidikan masih terus dilanjutkan, dilakukan bersama dengan pihak berwenang, dan auditor dari Kaica Corporation.
Peretasan bursa kripto selama ini terus saja berulang terjadi kembali. Bursa kripto yang sama dari Jepang, Coincheck, juga diretas pada awal tahun 2018. Total kerugian peretasan di Coincheck bahkan jauh lebih besar. Kurang lebih ada 500 juta XEM, yang bernilai sekitar USD 420 juta pada saat itu.