Saat ini harga 1 BTC bisa beli minyak tak terhingga jumlahnya jika berdasarkan harga kontrak berjangka minya di WTI (West Texas Intermediate). Pasalnya harga minyak di WTI tersebut bahkan minus, atau kurang lebih USD -37,63.
Jatuhnya harga minyak di Amerika Serikat mencapai level terendahnya sejak pertama kali NYMEX dibuka pada tahun 1983 silam. Artinya, pasokan harga minyak tersebut menjadi berlebihan dibandingkan tingkat permintaan yang ada.
Alhasil, harga minyak itu menjadi tidak berharga. Bahkan pedagang pun justru harus membayar untuk minyak yang dijual itu. Periode perdagangan dengan harga minus pun baru pertama kalinya terjadi. Namun, minyak mentah di AS sendiri pada dasarnya ada beragam jenis.
Sebut saja seperti Brent, OPEC Reference Basket dan lain-lain. Dalam hal ini, harga kontrak berjangka minyak mentah dengan harga minus yang terjadi adalah minyak dari jenis WTI. Meski begitu, minyak mentah dengan kategori light sweet ini tetap dinilai sebagai acuan harga minyak mentah di Amerika Serikat.
Salah satu penyebab harga minus kontrak berjangka minyak dunia saat ini sebagai dampak pandemi Covid 19. Lebih khusus di WTI, kontrak berjangka minyak itu adalah untuk periode pengiriman bulan Mei yang berakhir pada tanggal 21 April 2020 (Kompas 21/4/2020).
Ketika harga sudah menyentuh USD 0, namun pedagang justru tetap harus mengirimkan minyak itu sesuai dengan kontrak per bulan Mei. Hal inilah yang menyebabkan harga minyak mentah WTI menjadi minus. Lantaran biaya pengiriman itu tetap harus ditanggung oleh penjual. Catatan yang penting, bahwa harga minus ini berlaku di regional Amerika Serikat, bukan di dunia.
Sebaliknya, harga Bitcoin saat ini masih di level USD 6.901. Turun sekitar 3,96% dalam 24 jam terakhir. Jika dibandingkan dengan harga minyak di WTI, tentu saja apa yang disebutkan Mati Greenspan analis senior Etoro itu bukanlah mengada-ada.
Di tahun 2019 lalu, Mati Greenspan juga telah memberikan pernyataan bahwa situasi perekonomian dunia di masa sulit bisa memberikan peluang untuk Bitcoin. Belum lama ini, Nassim Nicholas Taleb, penulis kondang buku The Black Swan juga sempat menciutkan serupa.
Menurutnya di situasi ekonomi sulit yang terjadi di Lebanon, cryptocurrency seperti Bitcoin bisa membantu warga ditengah upaya kontrol finansial yang berlaku. Tidak hanya itu, Robert Kiyosaki juga menyatakan hal yang sama.
Sebelumnya dalam banyak kesempatan Kiyosaki sudah kerap memperbincangkan tentang Emas, Perak, dan Bitcoin. Alasan mendasarnya karena Kiyosaki melihat bahwa mata uang dolar sudah mati. Emas, perak, dan Bitcoin dianggap sebagai pelindung nilai yang cukup penting.
Baru-baru ini, Kiyosaki kembali menciutkan kembali hal tersebut. Kiyosaki bermaksud menjelaskan bahwa pelindung nilai melalui emas, perak, dan Bitcoin bukanlah sebagai upaya untuk berinvestasi, melainkan sebagai pelindung nilai atau asuransi.
(gambar: oil drilling Texas via Pixabay )